This is Awkwards

30.3K 2.8K 329
                                    

'drrrtttt'

Handphone Evan bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Di layarnya tertera 'Crazy Cika' membuat Evan tersenyum tipis.

"Hali Ci-"

"Evan BRENGSEK. Dasar yah seme dimana-mana mesum. Awas lu yah gua bunuh lu" teriak cika dari seberang sana.

"Ish apaan sih. Gua nggak ngerti"

"Bu Asih udah bilang sama gua kalau Davin sekarang tinggal sama lu karena lu kasih kerjaan. Lu pasti mau ngapa-ngapain dia kan"

"Lu tuh apaan sih, enggak kok. Gua cuman mau Pdkt."

"Pokoknya awas lu nyakitin sahabat gua yang paling manis. Eh tapi kalau semisal lu iya-iyain dia tolong di video yah soa-"

Tut

Evan menutup telponnya sepihak. Cika memang gila, tapi idenya bagus juga. Bukankah mereka tinggal berdua ? Bisa saja Evan menyelinap ke kamar Davin lalu

'Aish apa yang kupikirkan'

Batinnya sambil menggelengkan kepala. Evan lalu memutuskan untuk mandi. Sekitar 30 menit lamanya akhirnya ia keluar dengan sehelai handuk menutupi pinggangnya. Sementara bagian atasnya terekspos memperlihatkan pahatan-pahatan tubuhnya yang errrrr sexy.

"Van, makan malam udah -AAAAA" teriak Davin agak kaget lalu memalingkan wajahnya. "Ka-kamu kenapa telanjang gitu"

Evan menaikkan sebwlah alisnya. "Gua tidak telanjang. Gua pakai handuk" jawabnya santai lalu mendekati Davin pelan-pelan.

"A aku su-sudah masak. A-aku manggil kamu buat makan malam" katanya Gugup.

"Kenapa lu jadi malu gitu"  kata Evan makin mendekat mengabaikan ucapan Davin.

"Ba-badan kamu"

"Kenapa badanku. Lu malu liat badan gua ?" Kata evan makin menyeringai. Wajah Davin pun sudah semerah tomat membuat Evan gemas sendiri.

"Tatap gua," Davin pun menatap Evan malu. "Kenapa lu malu ? Kan kita sama-sama cowok" kata Evan dengan jarak tinggal sejengkal dari Davin.

Davin POV

Apa ini, kenapa jantungku berdebar. Wajahku rasanya panas sekali. Melihat Evan sedekat ini rasanya aneh.

Lihat tubuhnya sangat tidak adil. Kenapa bisa sebagus itu ? Membuat iri saja.

"Kenapa kau malu hmmm?" tanyanya lagi.

"Karena ba-badanmu bagus" aish matilah aku. Kenapa aku berkata begitu.

"Ingin merasakannya hm ?"

"Eh?" Wajahnya tinggal beberapa senti dari wajahku. Dan tangannya menarik tanganku lalu meletakkannya di dadanya. Lalu mengusapnya turun perlahan ke arah perut six packnya.

Astaga kenapa aku malah menikmatinya. Aku lansung menarik tanganku.

Davin POV END

Evan POV

"Kenapa hm ? Lu nggak suka ? Santai aja kan kita sama-sama cowok. Tidak akan ada apa-apa" kataku makin senang mengerjainya. Wajahnya yang tersipu sangat manis.

"Tidak, hanya saja rasanya aneh" ucapnya. Hmm gua ada ide.

"Gua jadi penasaran gimana badan lu. Liat dong" aku pun menarik kaosnya namun dia menahannya. Tapi bukan Evan namanya kalau bisa dihentikan semudah itu.

Kaosnyapun terlepas.  Dan

Deg... Deg... Deg....

Aku menelan ludah, jantungku serasa lari maraton. Kulitnya sangat mulus, tubuhnya ramping dan perutnya rata, sangat indah. Dia berusaha menutupi bagian dadanya dengan wajah merah seperti itu, aku sangat ingin menyerangnya.

Bagian bawahku rasanya sudah mengeras, sabar Evan , lu harus sabar atau dia akan pergi.

"Eh gua pake baju dulu, lu duluan aja kebawah" ucapku canggung. Dia hanya menganngguk lalu turun. Aish kenapa dia sangat manis. Kulitnya kelihatan sangat lembut, bagaimana jadinya jika aku meletakkan kissmark di lehernya ? Ahhh Davin kau membuatku semakin gila.

I don't care. I love you ! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang