Fujoshi On Mission

25.7K 2.1K 94
                                    

"Davin, Gue mau ngemil" kata evan berdiri di daun pintu kamar davin. Wajahnya masih khas orang bangun tidur. Lelaki mungil yg terlihat sedang menjahit sesuatu itu lansung menghentikan pelerjaanya.

"Mau aku bikinkan apa ?" Tanya davin. Tapi Evan malah mengankat bahunya.
"Umm bagaimana kalau aku bikinkan kue ?" Evan lansung tersenyum cerah

"Makasih yah vin" kata evan lansung memeluk davin.

'Ahhh lagi-lagi begini. Kenapa pipiku selalu panas tiap evan menyentuhku' batin davin.

davin beranjak menuju dapur di ikuti Evan seperti anak ayam mengikuti induknya. Semakin hari memang Evan semakin meningkat sifat manjanya yeah meski hanya pada davin.

Selama membuat kue Evan hanya terus menatap davin yang sibuk dengan entah apapun hal tentang memasak itu. Yg ia tau ia hanya memandang lelaki yg terlihat sangat menggemaskan itu sambil tersenyum.

Hampir sejam sudah dan akhirnya davin membawa setopless kue kering ke meja makan, namun yg didapatinya hanyalah evan yg sedang tertidur dengan tangan sebagai bantalnya.

Perlahan davin mengelus rambut evan bermaksud membangunkan cowok tampan itu dari mimpinya. Tanpa ia duga tangan evan malah terulur menarik tangan davin untuk mengelus bagian pipinya. Davinpun hanya tersenyum menanggapi sifat evan itu.

"Van kuenya udah jadi. Makan selagi hangat pasti lebih enak" kata davin membujuk evan. Yg dibujuk pun mengankat kepalanya menatap Davin sejenak.

"Aaaaaa~" davin hanga terkekeh kecil mengerti maksud evan. Ia akhirnya mulai menyuapi evan.

"Emmm Van boleh aku bertanya" kata davin yg di angguki oleh evan.

"Tipe cewek kamu yang kayak gimana" mendengar itu sontak evan lansung tersedat dan buru-buru minum air putih.

"Kamu nggak papa ?" Tanya davin.

"Gua nggak papa. Gue sih nggak punya tipe cewek. Tapi kalau lo tanya orang seperti apa yang lagi gue suka, gue bisa jawab" kata evan.

"Benarkah ? Kamu menyukai seseorang ? Waaahh boleh aku tahu ?" Kata davin berusaha bersikap ceria meski dia merasa sedikit gelisah.

"Dia orang yang sangat perhatian. Pintar memasak, kuat dan mandiri. Dan..." Evan menggantungkan kalimatnya.

"Da-Dan ?" Tanya davin penasaran.

"Dan Menggemaskan" bisik evan sensual tepat di telinga Davin. Lagi-lagi wajahnya semerah tomat.

Evan menatap kearah mata davin, mencoba berharap davin akan mengerti akan kode yang ia berikan.

"O-oh. Apa aku kenal sama cewek itu ?" Tanya davin polos. Evan hanya mendengus lalu melangkah cepat ke kamaranya sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Dasar tidak peka" kata-kata itulah yg terakhir davin dengar sampai evan menghilang dari pandangannya.

***

"Kayaknya gue nggak ada kesempatan banget yah" ucap Lena pelan. Davin hanya memandangnya sendu.

"Aku nggak bilang gitu kok, kamu cuman perlu berusaha lebih keras buat deket sama dia" kata davin mencoba menyemangati Lena tapi entah malah dia sendiri yg menjadi tak bersemangat setelah mengatakan itu.

"Be-benar kah ?" Tanya lena gugup. Davin hanya mengangguk, tapi perasaan tidak nyaman itu makin kuat.

"Kalau begitu aku akan pergi menyatakan perasaanku sekarang" ucap dena mantap. Ia lalu berdiri dan melangkah tegas.

Tapi baru beberapa langkah, ia terhenti karena seseorang menahan tangannya.

"Kenapa vin ?"

"Eh"

"Kenapa lo nahan gue ?" Tanya Lena menampilkan ekspresi bingungnya.

"Nahan kamu ?" Tanya davin balik.

"Loe megang tangan gue ngapain ?" Tanya lena.

"Ah eh ?" Sejujurnya Davin tidak tahu mengapa ia menahan tangan Lena. Ia hanya terpikir bayangan dimana evan akan mulai memperhatikan Lena, menghabiskan waktu dengannya atau setidaknya makan bersama ? Dan davin tidak suka itu.

Ia sendiri tidak tahu alasannya, tapi dia tidak suka. Titik.

"Kamu apa ngga buru-buru" kata Davin mencoba berdalih.

"Enggak pokoknya gue mau nembak evan sekarang." Kata lena berjalan cepat menuju gedung IPS meninggalkan davin yang perlahan mengalir tetesan basah di pipinya.

"Eh ? Apa ini ? Kenapa aku, apa aku menangis ? Tapi kenapa ? Disini rasanya sakit membayangkan evan bersama orang lain." Kata davin sambil memukulmukul dadanya.

***

Banzaii~ sekitar 1-2 chap lahi IDCIL tamat uyeeee... Senang kalau masih ada yg baca....

I don't care. I love you ! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang