He Fucking Jelous

31.8K 2.4K 571
                                    

***

Hari ini pelajaran olahraga di kelas Davin dan lena, mereka sekarang sedang beristirahat di bawah pohon yang cukup rindang dipinggir lapangan. Davin yang memang memiliki fisik yang bisa dibilang lemah, ia bahkan terlihat masih ngosngosan.

"capek banget yah vin ?" Tanya Lena.

"iya nih Len, aku emang nggak kuat kalau disuruh olahraga terlalu berat." Jawab davin seadanya.

"eh vin gue perhatiin loe kok kayaknya deket banget sama si anak IPS itu ?" kata Lena penasaran.

"Evan ? bisa di bilang begitu sih. Soalnya aku tinggal di rumahnya."

"eh ? masa. Jadi loe keluarganya ?" pekik Lena girang entah kenapa.

"enggak, kan udah aku bilang. Aku kerja sama dia, semacam pembantu. Tapi Evan lebih nyebutnya asisten sih." Jawab davin ringan.

"oh. Eh Vin kalau gitu loe tau nggak tipe ceweknya Evan ?" Tanya Lena malu-malu (hoeek).

"enggak. Aku nggak tau sampai sejauh itu kata davin." Sebenarnya dia penasaran juga, apalagi semakin hari perasaannya pada Evan semakin membuatnya gelisah. Ia tidak tahu apa namanya yang jelas saat bersama Evan dia merasa tubuhnya punya pikiran sendiri.

"kalau berdasarkan rumor sih, katanya dia suka mainin cewek, suka ngerokok, berandalan dan suka ikut tauran. Katanya pernah ada yang liat dia ke klub malam" kata Lena berbisik.

"HAH ? ENGGAK KOK" teriak Davin. Dia sendiri heran mengapa dia bisa tiba-tiba berteriak seperti itu. Ada rasa tidak rela mendengar gosip murahan itu. Lena sendiri juga heran melihat Davin seperti itu. "akhem. Aku nggak percaya Evan kayak gitu. Yang ku tahu dia itu sangat anti yang namanya asap rook dan minuman keras. Evan juga sangat menjaga kesehatannya.. selain itu setiap malam dia selalu belajar di kamarnya atau paling main game. Aku nggak pernah ngeliat dia ke klub malam. Kalau masalah berantem emang sih Evan pernah berantem tapi itu karena orang-orang yang nyari gara-gara duluan. Dan dari yang aku denger dari cika Evan itu sebenarnya nggak playboy. Katanya setiap ada cewek yang nembak, evan ngasih tahu kalau dia bakal kasih waktu satu minggu buat mereka untuk bikin evan jatuh cinta. Kalau nggak berhasil mereka putus. Jadi dapat kusimpulkan kalau gossip itu hanya omong kosong." Jelas davin panjang lebar. Rasa kesalnya masih sangat besar mendengar orang-orang membicarakan hal yang tidak baik tentang Evan yang sudah menolongnya.

"oh okay" kata Lena gugup. Davin yang notabennya pendiam bisa berekspresi sedemikian rupa saat membahas Evan. Lena sadar ini berarti Davin dan Evan memang memiliki hubungan yang baik "terus kalau cika itu siapanya ?" lanjut Lena penasaran.

"oh kalau cika itu sahabatnya Evan, sahabatku juga waktu masih tinggal di panti."

"ka-kamu pernah tinggal di panti ?" Tanya lena terkejut. Davin hanya mengangguk lalu tersenyum tulus. Melihat itu entah mengapa lena merasa iba. Dia menarik davin kedalam pelukannya lalu mengelus punggungnya pelan. "kamu orang yang kuat vin" ucap lena pelan.

"makasih len. Aku disini semua berkat evan." Kata davin. Ia dapat merasakan ketulusan seorang teman dari pelukan Lena. Beberapa menit pelukan merakapun terlepas. "tapi kok dari tadi kamu nanyain Evan terus ?" lanjutnya.

"eh anu. Sebenernya, kayaknya aku suka deh sama Evan." Kata lena tertunduk malu. Wajahnya memerah.(cih)

Deg

Deg.

"be-benarkah ?" kata davin terbata. Lena hanya mengangguk. Entah darimana perasaan tidak itu datang. Mendengar lena menyukai Evan membuat jantungnya seakan di tikam benda tajam. Ada semacam perpaduan rasa cemas dan tidak rela yang mengelilinginya. Apakah ia menyukai lena ? gadis itu cukup cantik dan manis. Tapi sayangnya tidak, perasaan tidak rela itu lebih kepada takut jika lena bersama dengan Evan.

I don't care. I love you ! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang