01. Deandra Anindyta

192 16 1
                                    

10 September 2016
07.49

---
Becausehave a reason
---

Mata sayu menatap sebuah figura foto yang tersusun rapi di setiap celah meja tamu bundar, menampakkan dua insan sahabat berpose dengan senyum penuh bahagianya. Si wanita yang mengenakan terusan kebaya berwarna peach melekat sempurna di tubuh rampingnya. Sedangkan dia, laki-laki itu mengenakan tuxedo, membuatnya semakin terlihat gagah dengan warna abu tua yang menyelimuti.

Aku kangen kamu, Rava

Knock.

Suara terbukanya kunci pintu, menyadarkan Deandra dari tatapan nanarnya. Hanya mendelikkan kepala kebelakang. Tampak seorang laki-laki berpostur tegap, kulit putih bersih dibalut oleh kaos semi formal Polo dengan kerah cutdry menutupi lekukan leher dan bahunya.

Tangan hangat itu kini sudah bertanggar di kepala Deandra. Mengusapnya pelan, dan sepasang mata coklat bundar miliknya menatap manik mata dengan warna yang sama di depannya ini. Mata Deandra yang lebih sayu.

"Kak.."

"Kakak ngerti, sekarang kamu mandi dulu"

"Ini pagi Sabtu, kak."

"Lusa hari pertama kamu sekolahkan?"

"Hari pertama kelas XI kakak! Bukan hari pertama masuk sekolah Menengah Atas!" sahut Deandra penuh ekspresif, bibir yang sedikit dimanyunkan dan alis tipis miliknya yang bertaut.

"Kamu itu...."

Tangan kekar itu kini sudah berpindah di pipi gempal milik Deandra. Mencubit dan menariknya cukup keras. Mungkin. Deandra hanya bisa meringis dan mengumpat ketika kakaknya sudah berlalu keluar kamar.

Begitulah, perawakan Reyhan Afra Utama sebagai seorang kakak bagi Deandra. Mungkin ya sedikit manja, tapi inilah cara Rey demi sang Adik. Hanya saja ia tau, dimana dia harus bersikap dengan adiknya.

"10 Menit sudah turun ke bawah!" Teriak Rey bergema dari lantai bawah. Dan hanya disambut 'cih' ria dari sang adik.

°°°

Mobil nissan juke berwarna merah darah kini sedang terparkir di basement sebuah kawasan elite Citra Grand Raya. Mereka sudah sampai di salah satu pusat pembelanjaan dan segera berjalan menuju ke lobby utama.

Disambut oleh ilustrasi ice cream sundae yang sangat menggiurkan. Membuat iman seorang Deandra seketika diuji.

"Kak, mau dong"

"Apa?" tanya Rey seraya mengerutkan dahinya, tidak mengerti. Dan direspon Deandra dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah ilustrasi sundae tersebut.

"Terakhiran. Kalo udah mau pulang"

Titah seorang Kakak Tertua tidak boleh di langgar 'kan?

"Jangan PHP-in dedek ya?"

Dan Rey hanya memutar kedua bola matanya, tidak ingin barangkali melihat lebih jauh kelakuan alay adiknya. Hanya melanjutkan berjalan duluan kedepan.

Setelah beberapa menit berkeliling, perhatian Deandra tersapu bersih oleh sebuah tas punggung berwarna ungu pastel dengan motif big bang dominan.

Hal pertama yang ia lakukan adalah
Mengecek harga.

RianDraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang