Pengakuan

39 3 0
                                    

"Jay hi, kesini sebentar"
"Mwo?"
"Brosur Univ. Luar negeri"

Appa melempar brosur-brosur itu di depan ku

"Kamu bisa kan cari universitas mu sendiri, asal di luar negeri"

Bilang saja kalo mau ngusir aku.

"Seperti nya kuliah di luar negeri cocok untuk mu"

Aku mengambil semua brosur itu membawa nya masuk ke kamar. Membanting pintu kamar ku.

"Ck. Anak tidak tahu di untung"
Ujar Appa bedecak kesal melihat kelakuan ku

Aku di usir dari rumah
Secara perlahan
Aku di suruh keluar negeri
Bagus.
Aku di usir.
Buang saja aku ini.

Hiks hiks hiks.
Akh sialan, pusing dimana obat ku

Drrt... Drrttt..

Pulang sekolah, ketemuan di samping lapangan bola. –taehyung

Wadoeh apaan nih, kok firasat ku gaenak ya. Kok jadi baper sih gara-gara anak-anak nih pasti anjir. Kontrol dirimi Jay hi huuuft.

Taehyung sudah duduk meenunggu ku. Aku menghentikan langkah ku sesaat memandang nya dari jauh, jantung ku berdegup tidak seperti biasanya. Sejak kapan hati ku menjadi seperti ini

Sialan.

Pekik ku dalam hati, bagaimana bisa aku menyukai teman dekat ku. Aishh bisa gila.
Pikiran ku melayang jauh, menginggat beberapa memori pertama kali aku bertemu Taehyung. Dia murid baru, dia orang pertama yang melihat sisi lemah ku. Dia yang menyemangati ku akhir-akhir ini. Dia yang datang saat aku benar-benar butuh semangat.

"Yaa, ngapain diem disitu?!!" teriakan Taehyung membuyarkan semua nya

"Aishh mwooo, wae geurea?" rengek ku sambil duduk di sampingnya

"Ngapain diem di situ, kaya patung aja"
"Ngapain, mau ngomong apa?"
"Buru-buru amat, mau pergi nonton sama siapa lagi?" tanya nya sinis
Aku berdecak, melirik nya jengkel "ishh lupakan, kamu memang tahu cara membuat ku bad mood"

"Ya."
"Mwoo?" jawab ku pendek, sambil melirik nya
"Gimana kalo aku suka sama kamu?"

Deg... Deg.... Deg..
Deg..
Sialan.
Sialan.

"Hah?"
Diem.

"Jangan tae. Jangan suka sama aku" ternyata kalimat itu yang mucul dari mulut ku

"Kau tidak boleh jatuh cinta kepada sampah busuk seperti ku. Aku hanya hambatan untuk mu. Aku yang selalu merepotkan mu. Jangan sukai aku"

Aku enggan menatap mata Taehyung, tangan ku di raih nya. Aku menarik tangan ku pelan, menggelengkan kepala ku

"Tolong, Jay hi kamu harus membuka hati mu yang baru. Aku sudah tahu itu" Suara Taehyung memohon kepada ku

Keadaan macam apa ini Ya Tuhan. Hentikan kegilaan ini. Cinta Taehyung, segala nya. Jangan buat aku menyesal.

"Taehyung ah, mianhe"

.
.
.

Hari ini mata ku bengkak lagi, aku tidak ingat apa yang terjadi tadi malam. Jelasnya, aku menangis habis-habisan beberapa hari terakhir

Ini sudah hari ke 14 semenjak pengakuan Taehyung itu, ya sudah 2 minggu lama nya. Sialan. Pekik ku dalam hati padahal seminggu lagi Taehyung dan lain nya harus perform untuk lomba itu. Dan aku malah mengacaukan Tae. Aku yakin dia bukan orang yang seperti itu. Aku tidak ingin salah paham dengan nya.

Hari itu juga semua orang di rumah pergi untuk berlibur ke Hawaii bersama rekan kerja Appa, sebenarnya aku tahu ini dari pembantu di rumah. Eomma dan Appa tidak bicara apapun kepada ku.

Grub line, Enjot Asoy

Taehyung : woy, ntar pulang latian ke rumah yaaa. Eomma ultah

Seokjin : asik dah maem gratis

Yoongi : asik dah maem gratis 2

Jimin : asikkkk woyy maem masakan nya ny. Kim uhuy

Namjoon : sip dah, berangkat!

Hosoek : beres!!!

Jung ah : wasiqqque

Jungkook : pibesdeyy ny Kim ntabs nih.

Read.

Ikutan ga ya?
Ikutan ga ya?

Anjir ini hati kenapa nggak bisa di kondisikan sih, woy sadar woy

Akhirnya aku putuskan untuk bolos sekolah karenaaa yah, taulah gimana awkward nya sekelas sama Taehyung lagi.. Liat wajah nya lagi. Aku belum siap. Emang wajah nya polos aja, nggak berdosa gitu nyebelin. Tapi kok ya hati ini mencelos.

"Woy! Tumben sih maskeran, tadi kemana gak masuk pula. Pembolos"

Taehyung menjajari langkah ku, dari mana si muncul nya ni makhluk. Batin ku

"Suka-suka dah, males sekolah" jawab ku pendek
"Pake masker segala. Kamu sakit?" Dia menempelkan telapak tangan nya di dahi ku. Aku tersentak
"Eyyy, kok badan mu anget" lanjut nya
"Nggak tuh"
"Eiyaa! Tumben banget pake kacamata item"
"Kan mulai berisik lagi" ucap ku sinis. Dan mempercepat langkah ku agar sampai ke studio dengan cepat

Taehyung menarik tangan ku dari belakang sambil menatap ku, ya kacamata hitam ku lebih tepat nya
"Apaan sih" ujar ku

"Seriusan kamu kenapa? Kok aku jadi takut sih"

"Lepasin"
"Kamu kenapa?"

"A.. Aku.."

Aku menurunkan kacamata ku dan memegang pergelangan tangan nya
"Please, lepasin aku" ucap ku tegas.

Nggak. Ini bukan saat nya aku tidak boleh goyah.

–––––––––––––––
Happy reading every1!! Semoga sukaaa dan cerita nya udah mau kelaaar. Fightinggg!!!

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang