YIFAN membuka kamar kris lebar-lebar, berusaha menemukan sosok yg sedang bermalas- malasan di tempat tidur sambil menggoyang-goyangkan kepala dan mengayun-ayunkan tangannya dengan heboh.Tapi tak ditemukannya. Dia hanya menemukan puluhan poster-poster di dinding kamar kris.
Bagi yifan ini seperti mimpi. Tak pernah sekalipun dia berpikir untuk kehilangan suara dentuman-dentuman dari kamar kris, teriakan-teriakan yang sering disebutnya sebagai nyanyian, suara-suara bantingan barang...
Dan tak pernah yifan melihat kamar kris serapi ini. Yifan tiba-tiba membayangkan kris duduk di jendela sambil menyanyi dan memainkan gitar. Yifan juga bisa melukiskan bagaimana keadaan kris waktu itu. Rambut acak-acakan, kaus usang, celana belel...
"Sialan!" umpat yifan sambil melemparkan barang terdekat yang bisa diraihnya.
Yifan tak bisa lagi menahan tangisnya. Tangis yg selama setahun ini berusaha untuk disembunyikannya.yifan membaca lagi surat dari kris yang dulu ditinggalkannya di kamar.
Surat itu meminta yifan untuk menjaga minchan, juga berisi pujian tentang permainan basket yifan, dan kris bangga karnanya.
Seorang kris bisa menulis itu semua, rasanya bagai mimpi bagi yifan.
Kris memang orang yang penuh kejutan. Selama ini, dia selalu bertahan tanpa pernah mengeluh. Ternyata dalam hal inilah dulu yifan harusnya membantu kris.Yifan tak pernah tahu. Siapapun tak pernah tahu. Yang diketahuinya hanyalah, kakaknya adalah sebuah misteri baginya.Selalu menjadi misteri. Bahkan pada saat-saat terakhirnya.Walaupun demikian, kris akan selalu menjadi bagian dari diri yifan. Selamanya.
"I miss you, bro'," bisik yifan lemah.
Aku pertama kali melihatnya saat musim panas yang terik
Dia datang tanpa ada seulas senyum pun di wajahnya
Dia tampak seperti seorang laki-laki yang kesepian Menanti seseorang untuk menemukan kunci ke hatinya yang gelap
Aku tak tahu ternyata akulah sang pemegang kunci itu
Aku menyinari hatinya, sampai akhirnya dia mau merekah
Aku menyukai caranya tersenyum untukku
Aku menyukai sikapnya yang membuatku merasa spesial dan betapa sosoknya sudah menjadi menu utama dalam mimpiku
Dia adalah cinta pertama, juga sejatiku
Kris wu, sang angin yang berhembus sepoi di musim panas kini telah kembali ke tempatnya berasal Walaupun tak lagi bersama, tapi dia tetap akan menjadi hal terbaik yang pernah terjadi padaku
Aku akan selalu teringat padanya juga selalu tak sabar,Menanti datangnya musim panas,Saat di mana aku bisa kembali bertemu dengannya.
Minchan tersenyum pedih saat membaca tulisannya. Dia kemudian menggulung surat itu, memasukkannya kekaleng, lalu menguburnya kembali di bawah pohon perjanjian. Setelah itu, dia berdiri, menatap tulisan di pohon yang sudah mulai hilang. Pohon itu mulai meranggas, karna cuaca yang kering. Suasana persis seperti saat kris meninggal.
Daun-daun yang berguguran mengingatkan minchan kembali pada saat mereka bertemu untuk pertama kalinya, juga saat mereka berpisah untuk selamanya.
Sudah setahun semenjak kematian kris.
Minchan baru saja kembali dari Amerika. Hari ini tepat hari kematian kris, dan minchan sudah berjanji kepada keluarga kris untuk datang berziarah. Sebelum itu, minchan menyempatkan diri untuk membaca tulisan yang ditulisnya setahun yang lalu, yang kemudian dikuburnya di bawah pohon maple yang dulu pernah dijadikan tempat perjanjian.
"song minchan," panggil seseorang yang sudah sangat dikenal minchan, membuatnya berbalik.
Minchan mendapati yifan dan Aehwan yang sedang menunggunya. "Kita pergi sekarang?" tanya yifan sambil tersenyum lembut.
Minchan mengangguk perlahan, lalu bergerak menuju mereka. minchan menoleh ke arah pohon itu untuk yang kesekian kalinya, membayangkan masa kecilnya bersama kris yang indah.minchan tak akan pernah meninggalkan apa pun di belakang. Minchan akan terus membawa kenangannya bersama kris. Selamanya.
"I'll always love you," bisik minchan.Setelah menatap cincin hijau di jari manisnya, minchan tersenyum lalu masuk kemobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Remake Novel By Orizuka) That Summer Breeze (Kris Ver.)
Sonstigesmain cast: song min chan Kris wu Wu yifan han ae hwan -and other- Ff ini bkan hasil dri pemikiran saya. Tapi remake dri novel yg ditulis o/ orizuka, wlwpun aku kurang suka sma bahasanya, tapi aku salut kak orizuka bisa buat aku nangis pas baca nov...