Lima

187 13 0
                                    

Malam ini, semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Makanan yang disuguhkan benar-benar spesial. Kris sampai bingung sendiri karna meja makan mereka tiba-tiba penuh sesak dengan gurami goreng tepung, capcay, dan sapo tahu.

"Jadi, kamu mau sampe kapan di sini?" tanya yifan kepada minchan."Oh, kamu nyuruh aku pulang ya?" minchan pura-pura merajuk. Yifan, Ayah, dan Ibu tertawa."Nggak, aku maunya kamu di sini terus, nggak pulang ke Amerika lagi," kata yifan jujur."Aduh, kalau gitu nggak bisa," kata minchan. "Aku harus balik lagi ke Amerika sekitar tiga mingguan lagi."

"Tiga minggu aja nggak cukup," yifan berkata dengan wajah serius. "Harusnya kamu tinggal di sini."minchan tertawa renyah. "Yah, pengennya juga gitu,"katanya sambil melirik kris yang tampaknya sama sekali tidak tertarik akan pembicaraan mereka."kris, kamu kok diem aja. Nggak kangen sama minchan?" tanya Ibu, membuat kris hampir saja tersedak tahu Jepang.

"Biasa aja," jawab kris sambil meraih gelasnya dan minum banyak-banyak. Sejak itu, minchan tidak lagi tersenyum selama makan malam. yifan berhenti makan, lalu menatap kris lekat-lekat, bertanya-tanya apa yang membuatnya tampak sinis seperti biasa di saat ada minchan di sini, bersama mereka.

Tidak mungkin kris sudah begitu saja melupakan minchan. Setelah selesai makan, minchan dan yifan mengobrol di gazebo. Kris memilih untuk menonton TV, tidak ingin melihat minchan dan yifan berdua. kris menyandarkan kepalanya di bantalan sofa.

Terlalu banyak yang terjadi hari ini dan entah kenapa kris tidak mampu menghadapinya. Ini bukan yifan. Ini bukan Ayah. Ini bukan chanyeol atau siapa pun itu. Ini minchan. Gadis yang selalu ada dalam mimpinya.

Minchan menatap ke sekeliling ruangan kamar kris. Entah mengapa, semua ini, poster-posternya, suasananya yang gelap, udaranya yang dingin, membuat minchan tenang.

Minchan merebahkan dirinya ke atas tempat tidur. Ini tempat tidur Kris . Setiap hari Kris tidur di sini.

Mungkin hal ini yang membuatnya merasa nyaman. minchan mencoba memejamkan mata, tapi yang terbayang olehnya adalah saat makan malam tadi. Kris sama sekali tidak memandangnya, tidak juga mencuri pandang.

Sepertinya, kris sudah sama sekali melupakannya. Saat minchan baru datang tadi, kris bahkan tidak mau menjabat tangannya. Minchan membalikkan badannya, lalu sebutir air mata jatuh dari matanya.

Sebenarnya, kris lah satu-satunya alasan minchan datang kembali ke seoul.

Tapi bahkan alasan itu tidak mengharapkan kedatangannya....

Pagi ini, kris terbangun dengan perasaan hampa. Dia berharap kedatangan minchan hanya mimpi, tapi wangi tubuh gadis itu ada di mana-mana di rumahnya. Kris bangkit, mengambil handuk, lalu masuk ke kamar mandi.

Dia membasuh kepalanya dengan air, berharap air itu bisa menghapus bayangan minchan di otaknya. Kris  menengadahkan kepalanya, membiarkan air yang dingin dari shower jatuh tepat ke wajahnya.

'Tanggal 14 Februari 2015, kita ke sini lagi, terus kita baca deh surat-surat kita!' kris menghajar tembok di depannya keras-keras sampai buku-buku jarinya terasa nyeri. Setelah selesai mandi, kris segera melangkah menuju kamarnya, sejenak lupa bahwa ada sesosok gadis yang tidur di sana. Dia baru teringat setelah membuka pintunya dengan berisik dan mendapati minchan sedang berbaring ditempat tidurnya. Kris menghela napas. Dia sudah terlanjur masuk, lagi pula semua baju-bajunya ada di kamarnya.

Tak lama lagi kris harus berangkat kuliah. Kris melangkah hati-hati ke dalam kamar menuju lemari pakaiannya yang terletak tepat di samping ranjang. Kris tak bisa menahan godaan untuk tidak menoleh. Minchan terlihat sangat manis saat tertidur. Rambutnya yang lembut menutupi sebagian wajahnya. Ingin rasanya kris membelai kepala gadis itu, menyibak rambutnya supaya wajahnya yang cantik itu tidak tertutupi...

(Remake Novel By Orizuka) That Summer Breeze (Kris Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang