LimaBelas

283 14 0
                                    



DUA bulan berlalu semenjak kejadian itu. minchan masih di seoul. Dia sudah memutuskan tinggal di sini sementara. Minchan masih mencintai kris, apa pun konsekuensinya.

"chanie? Udah makan?" tanya nyonya wu ramah. Wajahnya tampak lebih tua dari biasanya. Minchan memakluminya. Nyonya wu pasti sangat lelah.
"Belum, ahjuma. Belum laper," kata minchan, lalu memandangi fotonya bersama kris dalam pigura yg dulu pernah dibelinya.
  Kris tampak sangat lucu di foto itu. Dia sedang tersenyum, hal yg jarang dilakukannya. Tak terasa air mata minchan menitik. Nyonya wu menghampiri mimchan, lalu memegang pundaknya lembut.
  Minchan balas memegang tangan itu.Segalanya memang sudah berubah. Padahal, minchan sempat berpikir bahwa tak akan ada yg berubah.

"Ngapain kamu?" yifan mengambil tempat duduk di gazebo. "Mau aku temenin?"kris tersenyum simpul, lalu mengangguk pelan. Walaupun demikian, matanya menatap kosong ke arah kolam renang. Yifan mencoba untuk tak menatap kris lama2, lalu memutuskan untuk melihat kolam renang juga.

"Eh kris, tadi aku menang pertandingan persahabatan loh." yifan coba mencairkan suasana. Kris menoleh pada yifan. Matanya berkedip-kedip lugu. "M.. VP?" tanyanya pelan."aku dapet juga," kata yifan sambil terkekeh.
"Hebat kan arek kamu ini" kata yifan.  kris mengangguk kecil.

Tangannya terulur untuk mengambil minum. Yifan bisa melihat tangan itu bergetar hebat. Yifan segera membantunya untuk minum.yifan hampir2 tidak bisa menahan emosinya saat kris minum dari gelas yg dipegangnya.
  Kakaknya yg super tangguh bisa menjadi selemah ini hanya karna ulah si brengsek chanyeol. Kris sekarang sama rapuhnya dengan balita. Dia nyaris tidak bisa melakukan apa pun sendiri. Beberapa sarafnya sudah tidak bekerja.
Kris memang masih bisa berjalan, tapi itu pun harus pelan2, dan harus ada yg menemaninya karna siapa pun tidak ingin dia jatuh lagi.Kira2 dua bulan yg lalu, kris dinyatakan sembuh dengan cacat sementara. Tim dokter sudah melakukan yg terbaik dan menurut Ayah dan Ibu kris memang sudah waktunya pulang ke rumah.

"kris? Aehwan titip salam," kata yifan setelah kris selesai minum. Kris memandang yifan ingin tahu.
  "Ae-hwan?"yifan terenyak. Ingatan kris menurun drastis selama beberapa hari ini.
Dia sudah lupa pada kedua teman baiknya taemin dan jongin, dan sekarang dia justru sudah melupakan Aehwan. Yifan tak ingin kris melupakan dirinya.
Benar2 tak ingin.

Hari ini hari yg sangat cerah. Kris melemparkan pandangannya ke luar jendela dari tempat tidurnya, lalu menghela napas. Ini waktu yg tepat. Kris mengumpulkan segenap tenaganya, memejamkan matanya sesaat, lalu bangkit.

"kris? Sayang? Mau ke mana?" tanya Ibu saat kris keluar kamar.
"Pergi," jawab kris nyaris berbisik.Ibu hanya mengernyitkan dahinya."Oh iya, ada hadiah buat Ayah sama Ibu di kamar. Nanti dilihat ya," katanya lancar.
Ayah, Ibu, dan yifan saling pandang. Ini pertama kalinya kris berbicara lancar setelah keluar dari rumah sakit. Seketika, harapan mulai membuncah di dada mereka.

"Pergi ke mana? Sama siapa?" tanya Ayah sambil membantu kris duduk di sebelahnya. "Ke taman, sama minchan," jawab kris.

Ayah menatap kris bahagia. Hari ini kris tampak sangat cerah, dan penuh semangat."Ya udah. Tapi kamu hati2, ya," kata Ayah lagi, dan kris mengangguk pelan.

"kris sayang kalian semua," kata kris tiba2, membuat Ibu menangis seketika. "Maaf ya, kalo selama ini kris nyusahin."
"kris, kamu adalah milik Ayah yg paling berharga. Seluruh keluarga ini adalah harta Ayah. Ayah juga sayang sama kamu. Maafin Ayah kalo selama ini terlalu keras sama kamu," kata Ayah, air matanya juga tak terbendung.
"kris, kamu bener2 kakak yg keren di mata aku. Kamu selalu ada kalo aku butuh. Aku juga... ng... sayang sama kamu," kata yifan salah tingkah.
   Kris tersenyum kepada yifan. "aku juga, fan," yifan menatap kris ragu sejenak, lalu menghambur memeluknya.

(Remake Novel By Orizuka) That Summer Breeze (Kris Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang