PART 3
Viana dan Alena melangkah masuk dan langsung menuju sofa ruang tamu. Tanpa dipersilakan, Viana duduk, disusul oleh Alena.
"Darrel mana?" tanya Viana sambil menatap ke sana kemari mencari sosok anaknya.
"Darrel barusan keluar, Mi," jawab Kezia pelan dan sopan.
Viana menghela napas panjang. Tampak kurang senang melihat tingkah anaknya yang masih saja tidak berubah meski sudah menikah. Darrel masih saja bersikap semaunya.
"Saya buatkan minuman dulu ya, Mi," kata Kezia sopan sambil tersenyum tipis.
Viana mengangguk pelan. Kezia mengundurkan diri ke dapur dan membuatkan dua gelas minuman hangat.
"Darrel menyakitimu, Kezia?" tanya Viana begitu Kezia tiba di ruang tamu dan menghidangkan minuman.
Kezia yang sedang membungkuk meletakkan gelas berisi teh manis hangat ke atas meja, mendongak sejenak, lalu menggeleng pelan.
Viana kembali menghela napas panjang. "Untuk apa kau menyembunyikannya dari Mami? Nanti biar Mami tegur Darrel."
Kezia duduk di sofa di depan mertuanya. Ia menggeleng pelan. "Tidak usah, Mi. Saya tidak apa-apa."
"Jangan terlalu menurut pada Darrel, Kezia. Dia akan semakin semena-mena padamu!"
Kezia hanya menunduk mendengar teguran ibu mertuanya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menghela napas pelan agar tidak terlihat sedang gundah.
"Besok Sabtu, kan? Mami, Papi dan Alena mau liburan ke resort, kau juga ikut, oke?" ajak Viana melembut.
Kezia menatap mertuanya dengan tatapan ragu. "Saya harus minta izin sama Darrel dulu, Mi." Kezia meremas kedua tangannya yang ada di atas pangkuan.
"Pasti Kak Darrel izinkan. Kak Kezia 'kan juga butuh udara segar, jangan di rumah terus," timpal Alena. "Di resort asyik."
Kezia menatap adik ipar dan ibu mertuanya silih berganti dengan tatapan ragu. Tentu saja ia butuh udara segar. Dadanya sesak dan pikirannya penuh. Tidak ada orang yang bisa diajak bicara dan berbagi cerita. Yang ia lakukan selain membersihkan rumah dan memasak hanyalah menonton televisi, duduk santai di teras atau mengurusi bunga-bunga—yang sebenarnya sudah diurusi oleh tukang kebun, yang dari ceritanya saat Kezia bertemu dengannya tadi pagi, datang membersihkan kebun dua kali seminggu.
Kezia tidak berani ke mana pun tanpa izin Darrel. Ia tidak mau membuat Darrel makin marah. Lagi pula, ia tidak terlalu mengenal seluk-beluk kota karena selama ini jarang bepergian.
"Sudah, jangan takut," bujuk Viana saat melihat Kezia terdiam. "Malam ini kau menginap di rumah Mami dan besok pagi-pagi kita berangkat. Nanti biar Mami yang kasi tahu Darrel."
Kezia masih terdiam. Ingin menolak tapi tidak berani. Akhirnya dengan perasaan berat, ia menganggukkan kepala.
***
Darrel mengangguk sekilas pada Adam, sahabat baiknya yang sudah menemaninya makan malam dan mengobrol. Setelah itu ia masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan kafe.
Hampir dua puluh menit perjalanan, akhirnya Darrel tiba di rumahnya yang terletak di kompleks perumahan mewah di tengah kota. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam saat ia menginjakkan kaki di ruang tamu. Suasana yang hening membuatnya mengerut kening.
Dengan langkah ringan Darrel berjalan ke ruang tengah. Entah mengapa, setitik perasaan kecewa menyusup masuk ke dalam hatinya saat tidak mendapati sosok Kezia yang biasanya dengan setia menunggunya pulang hingga ketiduran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Wasiat
RomanceDarrel harus menikahi gadis polos dari desa bernama Kezia demi memenuhi wasiat kakeknya yang sudah meninggal. *** Darrel dan Kezia menikah karena wasiat kakek keduanya. Darrel yang belum siap melepas masa lajang, dengan gadis asing dari desa berpaka...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi