Mr. Loverboy 10

1.2K 77 6
                                    

Mata keduanya bertemu di suatu titik. Melihat dalam diam. Tanpa sepatah kata yang terucap, keduanya akan saling mengerti.

Tika suka sama gue.

***

Tika mendongak setelah merasakan ada tepukan di bahunya. Ia terlonjak kaget.

"ARA! LO DARI MANA AJA SIH?!"

Ara mengusap kedua telinganya karena teriakan Tika. Mengetahui seluruh siswa terfokus pada Ara yang berdiri di depan meja, ia langsung buru-buru duduk di sebelah Tika.

"LO NGGAK APA-APA KAN? LO ABIS NANGIS YA?!" Tembak Tika langsung sambil mengguncang bahu Ara. Dan Ara hanya bisa pasrah pada tingkah sahabatnya itu.

"GILA YA SIAPA COBA YANG RESE NGA--"

Ara tau Tika pasti akan menyinggung soal rekaman itu. Buru-buru ia membekap mulut Tika.

Ara mendengus, "Jangan teriak-teriak ih, kebiasaan deh lo Tik!"

"Eh kunyuk, darimana lo? Bolos ye? Gue aduin ah ke BK." timpal Malik berjalan ke meja Ara.

Ara melirik Malik sekilas, sedetik kemudian melengos ke arah lain.

"Songong lu!" ujar Malik sambil menempelkan sebuah kertas tempel berwarna biru ke dahi Ara dan langsung pergi keluar kelas bersama Nino.

Jangan dipikirin apa kata orang. Semakin banyak yang bicarain keburukan lo, semakin banyak juga dosa lo yang pindah ke diri mereka. Be happy!

Ps: stay at home at 4 p.m.

Dari: orang terganteng dan termanis.

***

Hari ini cukup melelahkan bagi Ara mengingat kejadian yang dialaminya sejak tadi pagi. Ia tidak pernah menyangka kisahnya jadi serumit ini. Lebih rumit dari matematika bab trigonometri yang dipelajari di sekolahnya.

Banyak kalimat yang daritadi terngiang-ngiang di pikiran Ara. Sejauh apa Ara berpikir tentang kemungkinan yang terjadi, tetap saja ia tidak menemukan jawabannya.

'Siapa yang rekam suara gue kemarin di café? '

'Apa ada orang yang dendam sama gue? Gue ada salah apa?'

Ara berniat akan menceritakan tentang kejadian di rooftop bersama Zidan tadi dan juga akan berdiskusi dengan Tika tentang siapa yang merekam suaranya. Ia langsung mengambil ponsel yang ada di depannya.

10 messages from Malik A.

Malik A: Gue udah di depan rumah lo.

Malik A: Oy!

Malik A: Bukain pintunya geblek! Bel di rumah lo mati neeeehh

Malik A: ARAAAAAAAAAAA LO ADA DI RUMAH GAK SIH?

Malik A: DASAR KURCACI!

Malik A: P

Malik A: P

Malik A: P

Malik A: 5 MENIT PINTUNYA GA KEBUKA GUE BALIK

Malik A: FIX INI MAH!!!!!!!!

Dengan kekuatan bulan dan bintang, Ara langsung melesat turun dari lantai dua dan segera membuka pintu depan. Napas Ara tidak beraturan akibat aksinya yang melewati dua anak tangga sekaligus.

"Malik, maaf maaf. Handphonenya tadi gue mute jadi ga tau kalo ada line dari lo. Duh, sorry banget." Ucap Ara dengan satu tarikan napas.

Malik yang sudah menaiki motornya, langsung turun dan menghiraukan permintaan maaf dari Ara. Ia menyelonong masuk ke rumah Ara tanpa permisi dan menutup pintu dari dalam. Membiarkan Ara di depan rumah dengan tampang cengonya.

Tak lama kemudian Ara masuk dan membanting pintu dengan keras.

"Eh curut curut mati!" latah Malik kaget karena suara debuman pintu.

Ara langsung mengambil tempat duduk di depan TV. Ia duduk di karpet sedangkan Malik di sofa. Ara rasanya tidak sudi duduk berdekatan dengan Malik yang dengan seenaknya bertindak seperti rumahnya sendiri.

Malik berpindah tempat duduk menjadi di dekat Ara lalu mengambil meja lipat kemudian diletakkan diantara mereka. Malik membuka bungkusan yang daritadi ia bawa.

"Kuy kita makan dulu! Gue tau lo lagi sedih jadi gue bawain super hot chicken wings. Kurang baik apa coba gue."

Ara mengernyit melihat sekotak penuh berisi sayap ayam berbumbu pedas yang tidak mungkin bisa dihabiskan hanya dengan dua orang.

'Orang sedih tuh biasanya dikasih ice cream kek coklat kek atau apa lah yang berbau manis. Ini malah di kasih yang pedes-pedes. Malik otaknya terbuat dari apa deh.'

"Gue gak laper." Sewot Ara langsung menutup kotak makanan itu. Di detik berikutnya suara perut Ara terdengar di telinga Malik.

Malik tertawa nyaring, "Halah boong lo," ia langsung mengambil satu sayap ayam dan langsung memakannya dihadapan Ara. "ENAK BANGET INI ASLI!"

Malik menyodorkan satu sayap lagi kepada Ara dan memutar-mutarnya membuat Ara tidak tahan dan langsung merebutnya dari tangan Malik. Ara langsung memakan sayap ayam pedas dengan lahap. Persetan dengan gengsi.

Air mata Ara meluncur jatuh dari mata bulatnya. Ia tertawa sedikit "Huh..hah ini pedes banget, Lik. Sumpah ah gue jadi nangis,"

Malik tersenyum puas. Mission completed!

"Nih, minum dulu," Malik menyodokan minum ke Ara dan langsung ia tegak sampai habis.

Ara mengambil sayap ayam pedas lagi sambil terisak.

Karena Malik tau, cara melegakan kesedihan Ara yaitu dengan menumpahkan air matanya. Kesedihan dan kebingungan yang selama ini Ara rasakan, sulit ia utarakan.

Tapi hari ini, Malik berhasil menyingkirkan sedikit demi sedikit kesedihan Ara.

"Kalo nangisnya ud-maksudnya kalo makannya udah cepet diberesin. Abis ini Ardan dateng."

Ara langsung mengangguk dan menggerakkan kakinya menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya. Dan Malik membereskan semua barang yang berserakan di karpet.

"JADI KALIAN MAKAN-MAKAN SENDIRI TANPA NUNGGUIN GUE?"

******

Maaf kalo pendek ya, huhu i've tried ma best.

Maaf juga kalo updatenya lama wkw

Makasih buat yang udah nungguin cerita ini dengan sabar wkwk makasih makasih makasih love you gaes❤

Jangan lupa vommentnya ya, comment itu yg penting biar aku semangat lagi ngelanjutinnya hehe ayooo semuanya vote+comment yaaap

see ya on the next part, bhay:*

Mr. LoverboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang