Mr. Loverboy 8

1.2K 102 24
                                    

"Emm.. Tika.. ini punya lo, kan?" Tanya Ara sambil mengangkat notebook berwarna ungu.

Tika terdiam memandang parau notebook itu. Wajahnya berubah menjadi merah, sepertinya ia menahan tangis.

"Maafin gue, Ra." Ucap Tika menunduk.

Ara menangkup tangan Tika yang berada di atas meja dan mengusapnya pelan.

Ara membuang nafas kecil seraya tersenyum, "Tika, gue yang seharusnya minta maaf. Maaf, karena gue telat buat tau semuanya."

Tika menggeleng cepat, "Ini bukan salah lo, Ra. Salah gue yang udah suka sama cowo sahabat gue sendiri. Gue selalu ngefake, pura-pura bahagia kalo di depan lo. Gue bukan sahabat yang baik buat elo."

Tika menumpahkan air matanya yang selama ini ia pendam. Dan Ara langsung mengubah posisi duduknya menjadi di samping Tika. Ia memeluk sahabatnya.

"Jangan ngomong gitu, lo sahabat terbaik yang gue punya. Kalo lo bisa bilang jujur dari awal, gue gak bakal nerima Zidan, Tik. Gue gak sepenuhnya suka sama dia, sekarang pun juga sama." Ara menghela nafas, "Gue bakal putusin Zidan."

Tika melepaskan pelukannya. "Enggak, Ra. Zidan tuh cuman sayang sama lo. Lo gak boleh putusin dia. Cuman dengan cara itu gue bisa liat senyumannya sejak dua bulan yang lalu. Cuman elo, Ra yang bisa bikin Zidan bahagia." Jelas Tika dengan suara bergetar.

Ara mengalihkan pandangannya. "Gue nggak bisa, Tik. Jujur gue nggak ada rasa sama dia. Gue ngikutin saran dari lo buat nerima Zidan, tapi nyatanya sampe sekarang gue gak bisa suka sama dia."

Tika menyatukan tangannya di depan Ara, "Please, Ra. Gue mohon."

Tak jauh dari tempat duduk Ara dan Tika, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka tanpa sepengetahuannya.

***

Akhirnya, Ara berhasil bangun pagi. Setelah kejadian kemarin di cafe bersama Tika, ia menjadi agak lega dan bebannya sedikit demi sedikit bisa berkurang.

"Morning, Bunda dan Ayah tercintakuuu!" Sapa Ara kepada keluarganya yang sedang berkumpul di meja makan.

Ayah Ara tersenyum melihat tingkah anak perempuannya.

"Hai, sayang. Cepet sarapan ya jangan sampe telat lagi." Ingat Bunda kepada Ara, "Siap, bun!"

"Bang Ardaaaan!" Teriak Ara tepat di telinga Ardan.

Arsan yang sedang meminum susu coklatnya, langsung tersedak. "Buseeet, kesambet apaan lu dek, pagi-pagi gini udah semangat. Biasanya juga ngeluh mulu."

Ara memeletkan lidahnya untuk mengejek Ardan. Ia langsung mencomot roti bakar berisi selai coklat yang ada di piring. Setelah sarapan, Ara dan Ardan mencium punggung tangan dan pipi kedua orangtuanya dan langsung ngacir keluar rumah.

"Tumben lo nggak berangkat bareng Zidan?" Tanya Ardan setelah memasang seatbelt.

"Nggak apa-apa, udah lama juga nggak berangkat sama lo bang, gue kan jadi kangeeen." Ucap Ara mengerling jahil ke abangnya.

Ardan menoyor kepala Ara. "Modus, lu."

"Modus ke abang sendiri mah, bebas."

Bagi Ara, menghabiskan waktu dengan Ardan adalah hal yang sangat menyenangkan. Ia betah berlama-lama bersama Ardan karena.. ya, Ardan tipekal laki-laki yang tidak membosankan. Ia mempunyai 1001 hal yang bisa menjadi topik pembicaraan.

Setelah sampai di SMA Tunas Bangsa, Ara mencium punggung tangan Ardan dan langsung keluar dari mobil. Sedangkan Ardan melajukan mobilnya menuju kampus yang berada tidak jauh dari sekolah Ara.

***

Ara berjalan di koridor sekolah dengan tampang bingung. Banyak pasang mata yang sedang memerhatikannya. Ara mengecek apakah ada yang salah dengan penampilannya? Sepertinya tidak.

Dari jarak 100 meter, terlihat seorang cewek yang terkenal dengan kecentilannya, berjalan menuju Ara. Ciri khas yang dimilikinya yaitu ia selalu memilin rambut gelombangnya yang berwarna cokelat terang dan memakai lipstick berwarna merah. Mirip cabe-cabean. Serta selalu diikuti oleh dua dayang di belakangnya.

Loli.

"Well.. well, ini dia cewek songong yang berani mainin hati seorang Mr. Loverboy di SMA ini, siapa nama lo? Oh iya, ARA!" Ucap Loli sengaja mengeraskab suaranya sambil menekankan nama Ara. Sontak, seluruh murid terfokus ke Ara.

Ara mengernyit bingung. "Maksud lo apa?"

"Nih, dengerin! Pasang telinga lo baik-baik!"

Ara sangat terkejut. Jantungnya langsung bergetar hebat. Suaranya terekam jelas bahwa ia mengatakan 'Gue nggak sepenuhnya suka sama dia, sekarang pun juga sama. Gue bakal putusin Zidan."

Ucapannya waktu di cafe bersama Tika kemarin...

"Lo pasti kaget kan? Semua anak angkatan kita udah tau. Rekamannya udah kesebar! Masih punya muka sekarang?"

Mata Ara berkaca-kaca. Ia tidak sanggup untuk bicara. Walaupun cuma satu kata.

Loli menjambak rambut Ara dari belakang. Ara mengerang kesakitan dan berusaha menarik tangan Loli dari kepalanya.

"Lo tuh belagu tau nggak! Emang lo siapa sih Ara? Ha? SIAPA? Lo tuh cuman cewek sok polos di hadapan Zidan. Aslinya lo tuh busuk!" Bentak Loli tepat di depan wajah Ara serta akan melayangkan tangannya untuk menampar Ara.

Ara hanya bisa terisak dan memejamkan matanya.

"Jangan sentuh Ara!" Ucap seseorang dingin serta mencekal tangan Loli. Dilihat dari matanya, jelas sekali kalau ia menyiratkan kemarahan.

****

HAIIII, ada yang kangen sama Zidan? Malik? Nino? Sean? Wkwkw

Maaf ya kalo ceritanya pendek, lagi sibuk soalnya/halah/

Hehe ayo dong yang suka vote sama comment, jangan jadi siders ya hehe tolong dihargai^^

Aku nunggu vomments dari kalian ya, yuk yuk vommentnya biar cepet dilanjut😍

*****

Mr. LoverboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang