Mr. Loverboy 11

1.8K 75 27
                                    

Zidan merasakan hari-harinya sangat membosankan tanpa adanya Ara di dekatnya. Meskipun begitu ia menghargai semua keputusan gadis itu, Zidan juga menerima ajakan Ara untuk menjadi sahabat. Ya, setidaknya mereka masih bisa bersama tapi dengan status 'sahabat'.

Hari ini, ia menjalankan semua aktifitasnya seperti dua bulan yang lalu. Tidak ada yang spesial. Seperti ada perasaan yang mengganjal di hati Zidan.

Sejal kejadian di rooftop bersama Ara tempo hari, ia jadi belajar banyak hal, salah satunya; jangan lihat orang lain hanya dari satu sudut pandangmu.

Ya, ini terlalu rumit. Menurut Zidan, Ara akan bahagia dengan segala perilaku manisnya. Tapi malah justru sebaliknya.

Dan dibalik semua itu, Tika menyimpan rasa dalam diam untuk Zidan.

'Kenapa harus serumit ini?' Batin Zidan.

Langkah Zidan untuk memasuki kelasnya terhenti ketika ia melihat Ara dan Malik berjalan bersama dari arah parkiran. Keduanya terlihat... . Sesekali Malik menyentil dahi Ara dan dibalasnya dengan cubitan di bahu Malik. Andai saja ia bisa melakukan hal itu dengan Ara.

Ara menepuk bahu Zidan, "Hai, Dan!"

Tersadar dari lamunannya, Zidan kaget dan menjadi salah tingkah melihat Ara dan Malik sudah ada di hadapannya.

"E-eh iya, hai, Ra."

Ara tersenyum, "Gue duluan ya."

Zidan hanya mengangguk. Sudah jelas Ara mengganti aku menjadi gue setelah putusnya mereka berdua.

***

"Lo putusin Zidan?" Tembak Tika langsung ketika Ara baru akan duduk.

Ara mengangguk seraya melepas tas dari punggungnya.

"Dan lo berangkat bareng sama Malik?"

Ara menggeleng. "Gue gak sengaja ketemu dia di parkiran, jadinya ya gitu."

Bel pelajaran pertama berbunyi. Dan itu menyelamatkan Ara dari kicauan pagi Tika. Ya, Ara sangat bersyukur.

"Pulang sekolah, kita harus ngobrol."

Great.

***

Surganya para siswa adalah suara lonceng yang menandakan pelajaran hari itu sudah selesai. Bel pulang sekolah.

Tika yang kadar kekepoannya sudah melibihi batas maksimal, langsung menyeretku keluar kelas untuk pulang bersamanya dan meminta penjelasan.

"Eh Ra, ini nitip jaketnya Ardan waktu itu gue pinjem!" ucap Malik berteriak sambil mengejar Ara karena Ara sudah lari bersama Tika.

"Ah dasar cebong larinya kenceng banget, ntar aja lah gue ke rumahnya." Dengus Malik

Ara dan Tika telah sampai di rumah Ara setelah 10 menit mereka menempuhnya dengan sepeda motor milik Tika. Tika memang ambisius untuk mendengar penjelasan dari Ara perihal hubungannya dengan Zidan.

"Gue buatin minum dulu, Tik, duduk dulu aja." Pamit Ara menuju dapur dan kembali dengan dua gelas berisi jus jeruk yang ia letakkan di atas meja.

Tika yang kehausan karna lari-lari tadi meneguk jus jeruknya hingga tersisa sedikit.

"Ra, lo beneran putus dari Zidan? Gosipnya tuh udah seantero sekolah tau nggak!"

"Iya, jad--"

Belum selesai Ara menjawab pertanyaan Tika, Ardan bersama satu orang cowok yang sangat Ara kenal memasuki rumah.

"Dek, nih gue bawa pacar lo ke rumah, gue tantangin main ps dia. Tolong buatin minum, gih," ucap Ardan dengan tampang tak berdosa cengir cengir di depan Ara.

Zidan. Iya, itu Zidan yang kemarin Ara putusin di rooftop sekolah. Ardan membawa Zidan ke rumah dan menyebutnya sebagai pacar Ara. Memang, Ardan belum tau kalo Ara sudah putus sama Zidan. Padahal Ara mau menceritakan semuanya ke Ardan hari ini, tapi telat. Aaargggh!

"Heh malah ngelamun lagi, buatin sana! Gue tunggu di kamar," ucap Ardan melangkahkan kakinya ke kamar dan diikuti Zidan di belakangnya.

"Ak-- gue ke kamar dulu Ra----Tik," pamit Zidan kepada Ara lalu ada jeda untuk menyebut nama 'Tik'

Keduanya sama-sama mengangguk. Tidak tau harus berkata apa. Mereka terlalu kaget karena objek yang akan mereka diskusikan malah berada di rumah Ara. Bersama Ardan yang membawanya. Huh.

Setelah membuatkan minum dan membawa cemilan, Ara meletakkan semuanya di kamar Ardan. Sekilas ia melihat Zidan dan tanpa aba-apa kedua mata mereka bertemu untuk seperkian detik. Ara langsung mengalihkan pandangannya dan pamit untuk keluar menemui Tika.

"Eh gils ini mah, gimana ceritanya Zidan bisa ke sini?" Kaget Tika sambil menyeret lengan Ara untuk duduk dihadapannya.

"Biasalaah, Bang Ardan ngajakin dia main ps. Bahkan Bang Ardan belom gue kasih tau perihal putusnya gue." Ara menekuk bibirnya ke bawah.

Tika menoyor kepalaku pelan, "Lo bego atau apa sih, Ra? Lo mutusin Zidan gara-gara gue kan?"

Ara menggeleng.

"Jangan boong! Udah gue bilang nih, ya, perasaan gue ke Zidan nggak ada apa-apanya dibanding perasaan Zidan ke elo, Zidan tuh sayang banget sama lo, Ra. Gue cuma pengen li--"

"Tapi perasaan gue Tik. Gue gak ada perasaan apa-apa selain nyaman sama dia. Udah itu aja, gak ada lagi. Nyaman sebagai abang. Bukan sebagai pacar." Potong Ara

Tika terdiam. Bisa-bisanya ia hanya memikirkan perasaan Zidan tanpa mengetahui apa yang dirasakan sahabatnya. Tika menunduk sedih.

"Maaf, Ra,"

Ara tersenyum, "Gue tau lo sa--,"

"ASSALAMUALAIKUUUUM!"

Keduanya saling menatap lalu beralih ke arah pintu. Dan didapati seorang Malik berdiri di depan pintu dengan pose tangan disatukan di depan dada dan mengucapkan salam.

"Kenapa semua orang kumpul di sini sih?!" Kesal Ara karena mengingat Zidan juga ada di rumahnya.

Malik berjalan santai menuju ke arah Ara dan Tika sambil membawa bungkusan seperti kemarin.

"Heh cacing alaska! Ngapain lo ke sini lagi? Bawa bawa makanan pedes lagi, gak gue gak mau! Pergi sono!" Usir Ara emosi melihat Malik dengan sebungkus hot chicken wings.

Malik terkekeh, "Eh ayam babon! Lo geer banget si, ini tuh buat Tika, bukan buat lo. Nih, Tik." Ucap Malik sambil menyerahkan bungkusan kepada Tika dan langsung diterimanya dengan semangat karena memang daritadi perut Tika sudah lapar.

"Thanks, Lik!" ujar Tika sangat semangat.

Ara mendengus sebal. Pipinya pun terdapat rona merah akibat malu.

"Awas dikasih racun tuh makanan," gumam Ara.

"Ardan mana dah? Gue mau ngembaliin jaket, nih," tanya Malik celingak celinguk mencari Ardan.

"Bang Ardan di kamarnya tuh lagi main ps sama Zidan." Kali ini bukan Ara yang menjawabnya, melainkan Tika dengan mulut penuh makanan.

"Zidan?" Gumam Malik

*****

Semakin lama semakin aneh ini cerita huhu maaf ya kalo berantakan, jelek ato apalah itu. Ayooo dong yang suka di vote sama comment ya, tolong jangan jadi siders😭

Nah, kalo kalian shipper siapaaa nih?

ZIRA (Zidan-Ara)

MARA (Malik-Ara)

ZIKA (Zidan-Tika)

Hayooo pilih yang manaaa😍

Mr. LoverboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang