Sebelum baca part ini, baca ulang part 3 sama 4 ya, baru aku edit cuman dikit perubahannya. Itu termasuk clue nya cerita ini loh, hehe.
Oke, happy reading!
-----
Udah jam enam lebih dua puluh menit. Kok Ara belom dateng, ya?
Zidan sengaja menunggu Ara di depan kelasnya seperti biasa, hanya untuk memastikan jika Ara sudah sarapan atau belum.
Coba gue tanya ke Tika, deh.
Banyak pasang mata memerhatikan Zidan waktu ia melewati koridor. Selain ketampan yabg dimilikinya, Zidan juga sosok laki-laki yang ramah. Tiba-tiba ada seorang cewek yang menyodorkan sesuatu berbentuk kotak. Sepertinya kotak bekel.
"ZIDAN MY SUGAR! Ini Loli bawain brownies kesukaan kamu loh. Di makan ya." Ucap cewek centil yang bernama Loli itu.
Sejak kapan gue suka brownies
Zidan berdehem pelan, "Hmm, kalo gue bagi browniesnya sama Ara.... nggak apa-apa?"
Loli tercenung. Kemudian ia menggeleng cepat, "NGGAK BOLEH! INI KHUSUS BUAT ZIDAN! JANGAN DIKASIH KE ARA!" Teriak Loli
"Yaudah, maaf ya. Gue nggak bisa nerima brownies lo."
Baru beberapa langkah Zidan pergi...
"E-eh tunggu-tunggu. Yaudah deh, yang penting kamu mau nerima brownies aku." Ucap Loli, "Kalo gue tau browniesnya buat Ara, udah gue campur racun, kali!" Gerutunya sangat pelan
"Makasih ya, gue pergi dulu."
Nah, itu Tika.
"Tika!" Panggil Zidan, Tika menoleh.
"Ara udah dateng?" Lanjutnya
"Belom, Dan, lo nggak berangkat bareng dia?" Tanya Tika
Zidan menggeleng, "Tadi gue telfon katanya dia berangkat bareng abangnya."
Kriiing..kriiing..
Zidan menghela nafas. "Yaudah deh, tolong kasih brownies ini buat Ara, ya Tik. Kali aja dia belom sarapan. Gue balik ke kelas dulu."
"Oke."
***
ARA POV
Selama pelajaran jam terakhir, pikiran gue terus melayang ke suatu hal yang terjadi dua bulan yang lalu.
Flashback-
"Arabella, semenjak gue pertama kali ketemu lo, gue tertarik sama lo. Gue suka liat lo senyum. Klise memang. Pertama kalinya gue ngerasain ada yang beda di hati gue. Gue nggak tau ini namanya cinta atau apa. Tapi... lo mau jadi pacar gue?"
Gue speechless. Asli. Zidan seorang laki-laki yang terkenal dengan sebutan Mr.Loverboy nembak gue. Bayangan apa coba. Ketemu pertama kali waktu kelas XI semester satu. Pas classmeeting. Bahkan gue lupa pernah ngobrol sama dia apa enggak. Dan gue nggak ada pikiran bakal suka sama dia. Terus dia sekarang ada di depan gue dan nembak gue. Fix! Gue butuh Tika. Sekarang.
Gue berdehem pelan, "Maaf ya, Zidan. Gue gak bisa jawab sekarang. Kalo besok gimana?"
Zidan tersenyum. Senyumnya manis banget!
"Anytime you want, Ra."
*
Gue harus buru-buru telfon Tika. Telfon. Telfon. Telfon.
"Halo?" Suara Tika terdengar parau sepertinya dia baru bangun tidur.
"TIKAAA! GUE BARUSAN DITEMBAK SAMA ZIDAN MASAAA?! GUE HARUS GIMANAAAA?!"
"Buseeeet dah, gak usah teriak juga keleees," Tika terkekeh pelan, "Kalo lo suka ya terima aja, Ra."
Gue terdiam sejenak, "Tapi gue belom bener-bener suka sama si Zidan. Gimana dong, Tik?"
"Ya dicoba dulu aja, Ra. Mungkin lo sekarang gak ada rasa, tapi siapa tau kan waktu pacaran lo jadi sayang sama dia. Apalagi Zidan orangnya baik, sweet banget."
Bener juga 'sih kata Tika. Gue harus coba.
Flashback off
Udah dua bulan gue pacaran sama Zidan. Sejak gue nerima dia karena usulan dari Tika, gue pikir gue bakal suka sama dia. Tapi kok rasanya sulit, ya. Zidan manis banget sikapnya, tapi entah apa yang ngebuat gue gak bisa jadi diri gue sendiri di depan Zidan. Aneh, ya? Memang.
Ditambah lagi kejadian kemarin malam di kamar Ardan. Hm, gue harus ngomong jujur ke Zidan.
***
AUTHOR POV
"Ra udah bel pulang, Ra. ARAAA!"
"E-eh i-iya, apaan sih Tik teriak-teriak!" Ucap Ara kesal, "Loh, kok kelasnya udah pada kosong sih?"
"Ish, lo ngelamun aja sih daritadi dipanggilin juga," "Udah ditungguin 10 menit yang lalu tuh ma Zidan. Gue cabut dulu, ye. Bye Ara jelek!" Lanjut Tika memeletkan lidahnya mengejek Ara.
Dan benar saja, Zidan bersender di tembok dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya.
"Eh, Zidan. Maaf ya kalo nunggunya lama," Sesal Ara, "Oh iya aku lupa bawa hoodie kamu yang kemaren, besok aku bakal balikin ke kamu hehe maaf ya."
Zidan tersenyum, "Itu hoodie kamu simpen aja ya, Ra. Jangan dikembaliin."
"Loh, kok?"
Zidan mencubit pelan pipi Ara. "Pokoknya harus kamu simpen."
Ara terdiam cukup lama. Now or never.
Bismillah.. bismillah gue pasti bisa!
"Zidan, aku mau ngomong sesuatu."
*****
Hai, gimana part kali ini? Kira-kira Ara mau ngomong apa hayoo ke Zidan.
Vomment sangat dibutuhkan ya, kritik dan sarannya apalagi. Maaf kalo banyak kekurangannya ya hehe
See ya on the next part♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Loverboy
Novela JuvenilArabella Zakiy, gadis berumur 17 tahun yang berpacaran dengan seorang Mr.Loverboy yang selalu diidamkan oleh banyak cewek di sekolahnya. Tapi untuk sekarang, entah apa yang membuat Ara ragu pada keputusannya yang menerima Zidan menjadi pacarnya seja...