Mr. Loverboy 2

2.3K 214 94
                                    

"Bang, mie rebus dua dong, satu pake telor setengah mateng, satu lagi telornya mateng. Terus dua duanya mie rasa soto ya. Mie yang pake telor setengah mateng kuahnya jangan banyak-banyak. Pokoknya yang kayak biasanya deh ya bang, minumnya es teh semua." Ujar Tika memsan menu favoritnya dengan Ara.

"Gile, bawel banget dah si hula-hula." Celetuk Nino sengaja mempelesetkan nama Atika Hulia menjadi hula-hula.

"Paan sih lo, serah gue dong!" Sewot Tika.

"Udah-udah jangan berteman." Ujar Sean dengan raut wajah sok serius.

"Di mana-mana tuh yang ada jangan bertengkar, oon!" Ucap Ara membela sahabatnya dari kedua makhluk yang entah berasal darimana.

Daripada adu mulut yang nggak ada habisnya dengan Nino dan Sean, lebih baik Ara dan Tika duduk di bangku kayu favorit mereka sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Hai, Ara." Sapa laki-laki berperawakan jangkung, berwajah oval, dan mata beriris hitam tajam yang...

"Heh, ngelamun aja lu, dipanggil Zidan juga!" Ucap Tika mengagetkan Ara.

Duh, kenapa nggak fokus gini 'sih

"E-eh iya. Kenapa, Zidan?"

"Ini buat kamu, Ra." Zidan menyodorkan sebuket bunga mawar untuk Ara dan terseny sangat manis.

'Tuh kan so sweet lagi so sweet lagi.

Terdengar riuh cewek-cewek yang berbisik di sekitar meja Ara. Dan Ara yakin mereka pasti membicarakan tentang ke-so-sweet-an cowok bernama Zidan.

"Ha? Eh, itu.. ah makasih, Dan." Ucap Ara tergagap sambil menerima bunga Mawar dari tangan Zidan.

"Ah elu, Ra udah pacaran hampir dua bulan masih aja malu-malu gitu." Celetuk Tika.

"Aku boleh duduk di sebelah kamu, Ra?" Tanya Zidan.

"Ya jelas boleh lah, Zidan. Sini-sini duduk di sebelah Ara." Tika berpindah posisi menjadi duduk di depan Ara.

Tak lama kemudian, pesanan Ara dan Tika databg. Ara makan sambil sesekali melirik Zidan dan tertawa canggung mendengar ejekan Tika. Dan sepanjang ia berkutat dengan makanannya, Zidan selalu menatap Ara tak lupa dengan senyum tulus di wajahnya.

***

Apa yang lebih ditunggu oleh murid-murid kebanyakan selain bel pulang sekolah? Sayangnya, hari ini cuaca sedang tidak bersahabat. Awan berkabut hitam yang berarti mendung. Tapi, mendung bukan berarti hujan 'kan?

"Mau langsung pulang, Ra? Tanya Tika sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Iya, 'nih Tik, di luar mendung takutnya nanti keburu hujan."

Ara dan Tika berjalan di sepanjang koridor kelas XI, di depan kelas XI IPS 1 berdiri seorang cowok yang memakai hoodie abu-abu, sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Ia mengedarkan pandangannya ke Ara lalu menghampirinya.

"Pulang sama aku ya, Ra?" Tanya cowok itu

Ara melirik Tika dan Tika mengangguk lalu keduanya berpamitan.

"Yaudah, ayo Dan. Keburu hujan." Balas Ara

"Sebentar, Ra." Ucap Zidan sambil melepas hoodie nya. "Ini kamu pake, Ra. Di luar dingin soalnya, anginnya gede."

Ara terdiam sejenak. Kenapa Zidan harus baik banget?

"E-eh nggak usah, Zidan aja yang make. Kan aku udah pake seragam panjang, nih" ucap Ara

Zidan langsung memasukkan hoodie nya ke kepala Ara. Ara langsung menerimanya dan akhirnya memakai hoodie milik Zidan yang beraroma lemon, menyegarkan.

"Jangan bandel, aku nggak bisa liat kamu kedingingan, apalagi sampe sakit." Zidan mengusap pelan rambut Ara.

Zidan menggenggam erat tangan Ara. Nyaman dan hangat. Itu yang Zidan rasakan. Sedangkan Ara? Memang rasanya nyaman, tapi ia masih sibuk berkutat dengan pikirannya. Entah apakah pikiran dan perasaannya akan bekerjasama atau malah bertolak belakang.

*****

Mr. LoverboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang