Bagaimana perasaan mu saat kau telah berusaha sekuat mungkin untuk melindungi orang yang kau cintai dari bahaya, namun malah ia lah yang terkena imbasnya?
Bagaimana perasaan mu jika kau belum sempat mengutarakan isi hatimu yang sesungguh nya kepada seseorang yang sungguh kau cintai?
Bagaimana perasaan mu saat kau belum sempat menjelaskan kesalah pahaman yang ada di antara kalian, namun ia telah meninggalkan mu lebih dulu?
Marah, menyesal, kesal, sedih. Semua menjadi satu.
Lampu berwarna merah di atas pintu ruangan itu bersinar terang. Tatapan nya begitu sendu menatap kosong ke arah langit langit. Terdapat bejuta harapan di hati Brandon demi keselamatan istri nya, meskipun ia tau kemungkinan nya begitu kecil. Brandon hanya dapat terduduk di lantai yang dingin ini dengan pasrah.
Terdengar sedikit keributan di ujung lorong sana seperti terdengar ada beberapa orang yang sedang tergesah gesah. Tak lama mulai muncul wajah wajah gundah nan panik yang tercetak jelas di wajah mereka.
Dengan nafas yang masih tersengal sengal Valerie berkata "Brandon apa yang terjadi dengan Claire?"
Brandon tak bergeming.
Ia malah menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutunya.
Valerie berlutut di hadapan Brandon dan mengguncang kan tubuh Brandon "Brandon jawab aku!!"
Brandon menjawab dengan suara yang gemetar menahan tangis "Maaf kan aku"
Yuki ikut berlutut di hadapan Brandon dan mengguncang tubuh Brandon "Apa maksudmu ?!"
Lampu merah yang berada di atas pintu itu telah padam. Bertanda penanganan untuk pasien telah selesai. Tak lama pun keluar seseorang yang mengenakan jas putih.
"Apa kalian semua keluarga pasien?" Sang dokter memperhatikan mereka semua satu per satu.
"Ya benar! Saya ibunya, bagaimana keadaan nya?!" Valerie langsung bangkit dan berdiri di hadapan dokter itu.
"Ku mohon jangan keluar kan kata kata yang seperti ada di drama drama murahan" gerutu Hana dalam hati.
"Kami telah melakukan dengan semaximal mungkin" sang dokter menghela nafas.
"Ahh benar saja" Hana kembali menggerutu.
"Nyawa ibu dan bayi nya tak bisa di selamatkan karna racun dengan begitu cepat menyebar dan mematikan saraf saraf di organ organ penting" jelas dokter itu.
Brandon bangkit dan berkata "Maksud mu Claire meninggal?"
Sekarang semua perhatian mata tertuju ke arah Brandon dan kembali ke arah sang dokter.
"Maaf kan kami, kami telah mengerah kan semua yang kami mampu,dan ya pasien tak dapat di selamat kan. Pasien akan segera di pindah kan ke ruangan jenazah"
Valerie langsung berteriak histeris dan jatuh ke lantai. Hana hanya bisa menutup mulutnya mencoba meredam suara tangisan nya. Sedangkan Yuki mencoba untuk menenang kan Valerie yang semakin histeris.
Dan Brandon..
Ia hanya diam mematung jantung nya seakan berhenti berdetak, ia tak bisa merasakan apapun lagi. Seakan roh di dalam diri nya telah di tarik paksa keluar oleh malaikat maut yang hanya menyisakan tubuh tanpa jiwa.
"Claire.." Rintih Brandon.
"BRANDON!!!!" Valerie bangkit berdiri dan berteriak marah. "Apa kamu puas sekarang?! Kamu puas hah?!"
"Maafkan aku.."
"Harusnya kamu mikir dong! Kamu mikir!! Kita mau bilang apa nanti ke Megan?! Megan masih kecil.. Ia masih membutuhkan ibunya! Dan sekarang ia kehilangan Claire! Kita semua kehilangan Claire!!" Yuki pun tak bs menahan emosinya dan mendorong bahu Brandon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry My Wife [15+]
Romance"Foto itu adalah bukti Claire! Aku gamau denger lagi omong kosong kamu! Seharus aku nikah sama Windy bukan kamu!! Seharusnya aku tak menyetujui perjodohan itu!!" Brandon menghela nafas panjang "Setelah bayi itu lahir kamu angkat kaki dari rumah ini...