Chapter 2

184 23 10
                                    


(Mizuo Kenichi POV)

“Hei, Yuuki, itu salah. Harusnya seperti ini” Aku segera membetulkan letak meja yang tadi didorong Yuuki.

“harusnya kau memberitahuku sebelum aku memindahkannya” katanya dengan sebal.

“kenapa kau tidak bertanya sebelumnya?”  aku membalasnya dengan sinis.

Dia menatapku dengan tajam. Jujur, itu cukup menyeramkan. Mengingat penampilannya yang memang seram. Aku berusaha tidak peduli dengan tatapannya itu.

Kami sedang membereskan kelas karena ini giliran piket. Sebenarnya, hanya aku saja.Yuuki sebenarnya ingin membantuku, namun bukannya menjadi rapi, dia malah membuatnya jadi berantakan.

Benar-benar….

.

.

.

Namaku Mizuo Kenichi, kelas 2-A dari SMA Akira yang cukup terkenal di Tokyo. Umurku 17 tahun.

Sebenarnya, aku pindahan dari Kyoto setahun yang lalu karena pekerjaan ayahku. Dan kuakui, Tokyo itu sangat berisik, terutama jika di samping gadis itu.

Ya. Gadis dengan penampilan cukup menyeramkan dengan tatapan tajam dan terkadang suka menyeringai ini adalah teman yang paling dekat denganku. Namanya  Ishika Yuuki.

Hah? Kalian bertanya mengapa aku bisa dekat dengannya?

Hmm... Entahlah, tiba-tiba saja kami sudah akrab,  bahkan kami sudah saling memanggil dengan nama depan*. Selain itu, aku bisa meledeknya sampai puas dan terkadang dia sampai mengamuk.

Meski aku benci mengakuinya, tapi dialah yang paling banyak membantuku untuk beradaptasi di sini. Meski dia pun kurang dikenal di kelas, tapi dia bisa membuat orang baru bisa beradaptasi di lingkungan baru dengan cepat.

Don’t judge the book by the cover. Itulah kalimat yang pantas untuk yang belum mengenalnya lebih dalam.

Dan entah hanya aku atau ada yang lain, aku penasaran dengan apa yang dia tutupi di poni panjangnya itu. Aku sudah coba bertanya kepadanya, dan dia hanya menyeringai lebar sambil menjawab Kau penasaran? Belum saatnya. Jika sudah saatnya, akan kuberi tahu.

Dia sebenarnya sama dengan gadis biasa. Sayangnya, penampilannya itu yang memperburuk imagenya. Orang yang pertama kali melihatnya terlanjur berpikir bahwa dia adalah orang yang pendiam dengan kepribadian yang suram, atau gadis yang suka dengan hal-hal berbau horror. Tapi nyatanya adalah sebaliknya.

Dia itu gadis cerewet yang sangat imut saat wajahnya merona jika kau meledek atau menggodanya habis-habisan.

Hah? Kalian bilang aku suka dengannya?

Hmmm…. Ya, aku sangat menyukainya. Tapi aku tidak langsung mengatakannya. Aku ingin memperbaiki hubungan sosialnya terlebih dahulu. Dan 'menyalurkan' rasa sukaku kepadanya lewat ejekan ataupun ledekan yang membuat wajahnya merona dan menjadi salah tingkah.

Fufufu, demi apapun dia manis sekali disaat-saat seperti itu.

Baiklah, kembali ke keadaan sekarang…..

Setelah membereskan kelas, kami pun keluar kelas dan menuju ruang musik.

Untuk apa kami kesana? Ingat bahwa kami sudah direkrut menjadi anggota band sekolah? Yap. Kami akan menjalani latihan perdana kami.

“Aku sudah tidak sabar dengan latihan perdana kita. Apa yang harus kulakukan? Duhh aku bingung” katanya sambil mengeluarkan aura sparkle imajiner di wajahnya.

Bass, Love & DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang