Chapter 3

126 23 14
                                    

Festival sekolah akan segera tiba. Kelas kami sedang merembuk untuk membuka stand apa.

"Baiklah, untuk festival nanti, apa ada usul mau buka stand apa?" Kata Araki-kun selaku ketua kelas kami.

Ada yang mengusulkan stand Maid cafe, Obakeyashiki[1], pertunjukkan drama, dan lain-lain. Aku hanya memperhatikan dari pojok kelas. Karena mejaku yang terletak dipojok belakang sebelah jendela.

"Bagaimana kalau kita buka stand Obakeyashiki? Kita kan punya maskot tersendiri." Tiba-tiba ada yang mengusulkan itu dengan lantang.

Mengetahui 'kode' tersebut, kompak semua pasang mata menuju kearahku. Aku kaget tiba-tiba dilihat seperti itu, tapi masih bisa kukendalikan ekspresiku.

"Wah, betul juga."

"Ide yang bagus"

"Dijamin mereka akan ketakutan melihat Ishika-san"

Kelas menjadi rebut karena banyak yang berkomentar, dan sialnya, komentar mereka mendukung usul tersebut.

"Tenang semuanya!" Araki-kun menenangkan semuanya.

"Ishika-san, apa tidak apa-apa merepotkanmu?" Tanyanya.

"Ya,tidak apa-apa" jawabku.

Aku sih mau saja jadi peran hantu, sekalian menguji mereka apakah mereka benar-benar berani atau hanya sok berani. Pasti sangat menyenangkan. Aku sudah membayangkan wajah-wajah mereka yang ketakutan saat aku beraksi.

"Hentikan seringaianmu itu, Yuuki. Jangan menghayati peranmu terlalu dalam" kata Kenichi, seketika menghancurkan imajinasiku.

"Cih, kau ini. Jangan kacaukan imajinasi seseorang. Dan aku sedang tidak bermain peran, bodoh" aku mendengus mendengarnya.

Dia pun hanya melirikku tajam. Kubalas dengan tatapan tajam. Kami melakukan 'kontak mata' tersebut kira-kira sampai 30 menit.

.

.

.

Festival sekolah tinggal 3 hari lagi. Kami pun makin sibuk dengan kegiatan masing-masing sesuai dengan seksinya. Kenichi mendapatkan tugas mengurus perlengkapan stand dan kebagian peran untuk menjadi hantu nanti. Dia sibuk sekali mengurus dan memindahkan papan atau penyangga. Aku pun yang tidak dapat tugas, hanya memandang bosan keluar jendela. Meja-meja sudah disingkirkan, sehingga aku tidak bisa menulis ataupun sekedar membaca buku.

"Hei Yuuki, lebih baik kau bantu seseorang yang sedang kesusahan. Buatlah dirimu sedikit lebih berguna." Kata Kenichi sambil mengangkat papan.

Aku yang merasa tersindir, ingin sekali menonjok wajah sinisnya itu. Tapi, dari pada aku membuat keributan, lebih baik aku pergi saja.

Aku berniat untuk pergi ke ruang musik. Setidaknya disana aku tidak mengganggu ataupun diganggu siapapun. Aku bergegas kesana. Saat sampai disana, sepi sekali. Sesuai yang kuinginkan. Aku mengambil gitar dan memainkan lagu-lagu kesukaanku.

"Hee~ ternyata ada orang disini" aku langsung menoleh ke asal suara. Kulihat Natsume-kun sedang berdiri di depan pintu. Dia pun berjalan menghampiriku.

"Lagu apa yang kaumainkan?" Tanyanya.

"Lagu Depapepe" jawabku.

"Yang mana?"

"Start"

"Sou ka"

Dia mengambil gitar dan duduk di depanku.

"Lagu-lagu depapepe dimainkan dengan dua orang, kautahu?" katanya.

"Biarkan aku mengiringimu"

"H-hai" Aku pun hanya mengangguk dan mulai bermain.

Bass, Love & DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang