Chapter 9

89 18 19
                                    


Paginya, aku tidak masuk sekolah, sesuai dengan saran Kenichi. Saat aku terbangun, jam sudah menunjukkan angka 9. Ahh... pasti sudah masuk sekolah. Namun, dengan begitu, aku bisa istirahat dengan baik. Alhasil, nyeri di tubuhku sudah berkurang.

Oh ya, aku baru menyadari kalau Nii-chan tidak meneleponku kemarin. Aku segera mengecek ponselku, tapi kulihat tidak ada telepon masuk ataupun e-mail darinya. Aneh, biasanya dia selalu menyempatkan waktu meneleponku hanya untuk hal yang tidak penting. Meh, mungkin dia sedang sibuk.

Aku mengecek galeri ponselku, dan disitu masih ada foto diriku yang sangat mengerikan (dan juga memalukan) saat dianiaya digudang. Dengan segera aku menghapusnya, tapi tunggu dulu.... disitu juga terlihat Mikami Sayako yang ikut terfoto, berarti foto ini bisa dijadikan barang bukti untuk menghukumnya.

Seketika itu, aku merasa dilema. Antara harus menyimpan foto ini atau menghapusnya.

.

.

.

.

(Mizuo Kenichi POV)

Hari ini, Yuuki tidak masuk. Untung saja aku sudah mengurus absen untuknya. Baguslah, dengan begitu, dia bisa istirahat dengan baik. Apalagi dengan luka lebam seperti itu, memang harus banyak istirahat.

Ditengah pelajaran, aku hanya menatap bangkunya yang kosong. Entah kenapa, bangkunya mengeluarkan aura seram yang menyelimutiku, sontak aku merinding disko. Sepertinya aura Yuuki memengaruhi benda disekitarnya ya....

Saat pertama kali aku melihat wajah Yuuki yang sebenanya, jujur ada rasa takut sekaligus penasaran. Aku tidak peduli dengan bekas lukanya, toh pasti ada orang yang bekas lukanya lebih buruk darinya.

Yang jadi masalahnya adalah matanya.

Bagaimana bisa warna matanya itu berbeda? Apa matanya sudah seperti itu sejak lahir? Apa berarti dia punya gen Heterochromia[1] ?

Arrghh, memikirkan ini saja membuatku sakit kepala!

Dan sekarang, setelah pulang sekolah, aku dikirim e-mail oleh Shizuka-senpai untuk segera berkumpul di ruang musik karena hari ini ada latihan rutin. Aku bergegas kesana karena tidak mau kena hukuman 'absurd' dari senpai.

Saat sampai, kulihat semuanya berkumpul, termasuk Teraoka-senpai, sedang duduk mengelilingi meja. Ternyata aku sampai terakhir. Saat aku menghampiri mereka, semuanya menatapku heran.

"Dimana Ishika-chan?" Tanya Shizuka-senpai sambil memiringkan kepalanya.

"Tumben sekali senpai tidak bersamanya" ujar Masatoshi menambahkan.

Sepertinya kabar itu belum tersebar ya...

"Dia tidak masuk hari ini. Dia terkena bully oleh sekelompok orang disekolah ini" jelasku singkat sambil menarik kursi di samping Masatoshi.

"Apa!? Dia kena bully?!" Seru Shizuka-senpai sambil menggebrak meja. Kami sempat terlonjak kaget.

"Apa dia baik-baik saja?" tanyanya sambil mendekatkan wajahnya, sontak aku kikuk karena dia menatapku serius.

"Y-yaa~ dia dianiaya kemarin, tubuhnya penuh lebam dan tangannya terkilir. Namun dia baik-baik saja" ujarku sambil menjauh sedikit dari Shizuka-senpai.

"Ahh~ kasihan sekali Ishika-chan. Bagaimana kalau kita jenguk dia?" Tiba-tiba dia bertanya seperti itu.

"Ehh? Tapi kita mau ada latihan bukan?"

"Hari ini latihan diliburkan, masalah selesai. Ada yang keberatan? Tidak? Kalau begitu ayo" katanya dengan cepat.

Dia bertanya pada kami, namun dia bahkan tidak memberi kami waktu untuk menjawabnya. Namun semuanya diam saja, menandakan bahwa mereka setuju dengan usul senpai.

Bass, Love & DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang