Chapter 8

124 16 42
                                    

(Mizuo Kenichi POV)

Ya ampun, kumpulan gadis ini membuatku repot saja. Aku sudah menolak berbagai ajakan mereka, tapi dasarnya mereka ini memang keras kepala. Dan sialnya, ketika aku butuh bantuan untuk keluar dari kerumunan, Yuuki selalu meninggalkanku.

Dengan (sangat) terpaksa, aku meladeni mereka. Bahkan sekarang, Yuuki pun meninggalkanku lagi. Aku sudah berteriak memanggilnya, tapi dia tidak berhenti. Mungkin dia tidak mendengar karena keramaian ini.

Setelah lama membujuk mereka untuk pergi, akhirnya aku bisa melepaskan diri dari mereka.

Sial! Pasti dia sudah sampai dirumah sekarang, padahal aku ingin mengajaknya ke suatu tempat, karena akhir-akhir ini aku jarang pulang bersamanya. Aku sengaja tidak memberitahukannya, karena aku ingin memberinya kejutan.

Saat berjalan keluar sekolah, tiba-tiba aku dipanggil Reikichi-sensei.

"Hei, kau... kemari sebentar" katanya.

"Ada apa sensei?"

"Ikut aku"

Hah?

Ada apa ini?

Reikichi-sensei memanggilku?

Apa aku melakukan sesuatu yang salah?

Reikichi-sensei adalah salah satu guru killer disini, jadi jika sudah dipanggil olehnya, berarti kau sudah melakukan kesalahan besar. Selama berjalan, aku berusaha keras mengingat apa kesalahanku sampai harus dipanggil olehnya. Tanpa sadar, aku mengikutinya sampai ke gudang sekolah. Mau apa aku digiring ke gudang?

Aku masuk ke gudang, dan aku tidak percaya dengan yang aku lihat saat ini.

Kulihat Yuuki tergeletak lemah dalam kondisi babak belur di tengah ruangan. Bagaimana dia bisa sampai seperti ini?! Siapa yang melakukannya?!!

Aku segera menghampirinya untuk melihatnya lebih dekat. Seragamnya kotor karena terkena debu dan darah, wajahnya penuh lebam, dan... Ada luka sayat di pipi kirinya.

"Tolong kau bawa dia ke UKS" kata sensei.

"Hai" jawabku.

Aku dengan hati-hati menggendongnya dan membawanya ke UKS.

Selama di jalan, dia melihatku dengan mata sayu, sepertinya dia tidak bisa melihatku dengan jelas. Lihat saja, matanya bengkak seperti itu. Aku pun mendekatkan ke wajahnya, dan berbisik padanya.

"Tenanglah, kau akan baik-baik saja."

Mendengar itu, dia sempat kaget lalu tersenyum lemah, sampai akhirnya dia pingsan dalam gendonganku.

.

.

.

"Tangan kirinya terkilir dan tubuhnya penuh dengan lebam. Tapi untung saja luka di wajahnya tidak terlalu dalam." ujar kepala UKS yang menjelaskan luka yang diderita Yuuki.

Aku yang mendengar penjelasannya, hanya mengeraskan rahangku. Sialan!! Siapa yang berbuat setega ini padanya?!

Perhatianku beralih ke Yuuki yang berbaring di ranjang.

"Tenang saja, dia itu gadis yang kuat" kata kepala UKS sambil menepuk pundakku. Mendengar itu, aku hanya tersenyum kecil.

"Arigatou, sensei"

"Tolong kau jaga dia ya. Aku permisi dulu" pamitnya.

"Hai"

Sepeninggal dari Kepala UKS, ruangan menjadi sepi. Aku duduk di bangku lipat disamping ranjang Yuuki. Aku melirik ke tas dan ponsel Yuuki yang tergeletak di atas meja. Chiriko-san yang membawanya ke sini. Kenapa dia bisa ada di sana waktu itu? Mungkin aku harus bertanya padanya apa yang terjadi.

Bass, Love & DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang