Chapter 11

61 12 19
                                    

TING! TING!

Suara bel angin terdengar jelas di telingaku. Suara serangga juga terdengar sedang menderik keras di pohon halaman samping.

Aku yang sedang duduk di ruang tengah, dengan kepala yang tidur dengan meja sebagai alas, menghadap halaman samping. Didekat kepalaku, ada gelas berisikan iced lemon tea yang sudah kuminum setengahnya.

Ya, hawa panas di saat musim seperti ini memang cocok minum minuman dingin kan?

Lalu, kenapa aku hanya duduk diam saja dirumah?

Alasannya sederhana. Sekolah sudah memasuki libur musim panas. Kami sudah mendapatkan hasil ujian semester beberapa hari yang lalu. Saat mengetahui hasil ujian, aku melihat reaksi teman-temanku.

Ada yang panik, ada yang gembira (berlebihan), ada yang menangis (tapi langsung menutup wajahnya), bahkan ada yang pundung di pojokan. Aku dan Kenichi termasuk yang datar saat melihat hasilnya.

"Bagaimana hasilmu?" tanyaku.

"Seperti biasa. Bagaimana denganmu?" tanya Kenichi.

"Sama sepertimu" jawabku datar.

Yaa~ hasilnya memang tidak begitu bagus. Tapi setidaknya, aku tidak perlu ikut kelas musim panas. Kelas musim panas diadakan untuk memperbaiki pembelajaran untuk murid yang nilainya dibawah rata-rata. Jadi liburanku tidak akan terganggu oleh buku-buku pelajaran.

Dan sekarang, aku duduk disini karena tidak punya kegiatan. Aku sudah mengerjakan semua tugas musim panas dan juga sudah membersihkan rumah. Nii-chan memberitahuku bahwa dia akan pulang sore ini. Dan aku disuruh untuk menjemputnya di stasiun nanti.

Semilir angin yang lembut masuk ke ruang tengah, menerpa wajahku. Semakin lama, mataku semakin berat. Tanpa kompromi, aku menutup mataku. Rasanya lebih baik aku tidur sampai-

RRRRIIINNGGG!!!!.

Dering ponsel masuk ditambah dengan getaran di meja membuatku terlonjak kaget setengah mati.

"HUUAAA!" aku menjerit sendiri dan bangun secara tiba-tiba.

Dengan setengah sadar (dan kesal) aku mengambil ponsel yang masih berdering itu.

"Halo!"

"Errr... Halo?"

Mendengar suara itu, membuatku terbelalak.

"S-Shizuka-senpai?"

"Kau kenapa? Sepertinya kau tadi berteriak"

"Ti-tidak kok"

"Heee~ baiklah... Ano, aku mau memberitahumu, kita akan latihan rutin sekarang dirumah Natsume-kun. Kau tidak ada acara hari ini kan?"

"Tidak."

"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya di e-mail. Oh ya, apa kau punya bass? Kalau kau punya, bisakah kau membawanya nanti? Dia punya semua alat musik kecuali bass"

"Aku punya, baiklah nanti akan kubawa"

"Oke, sampai nanti"

"Hai"

Haah... Ada-ada saja. Bukannya apa, tapi kalau senpai tadi tahu aku marah, dia bisa-bisa menghujamiku dengan rentetan pertanyaan. Sudah cukup dia membuat kami jantungan disaat latihan. Jangan sampai kepala kami meledak dengan rentetan pertanyaannya.

Aku pun berdiri dan menuju kamar untuk berganti baju. Aku mengenakan kaos abu-abu dan kemeja pendek putih, lalu celana jins selutut. Kupikir ini sudah cukup.

Bass, Love & DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang