Section 11

2.1K 166 2
                                    

Di balik meja, Rafa sudah menyiapkan daftar gerak fisik yang harus Shillfer lakukan. Semuanya sama saja dengan pemeriksaan fisik kemarin.

Perbedaannya, Shillfer akan sangat mudah terlihat celanya karena fokus Rafa tidak terbagi. Ujian kemarin dirinya teralihkan beberapa kali akibat yang Rafa lihat bukan hanya seorang murid.

Rafa berharap saja luka gadis itu tidak kembali menyakiti gadis ini. Beberapa menit lagi akan di mulai. Ia berjalan lebih dulu ke lapangan outdoor dimana saat ini mungkin akan cukup banyak orang yang menonton Shillfer.

Anggap saja unjuk diri.

Di sana sudah ada salah satu anak didiknya yang pemanasan. Penuh persiapan untuk susulan ini.

"Sudah makan siang?"

Pertanyaan basa-basi dijawab Shillfer dengan anggukan saja.

"Baiklah. Kita mulai. Waktu ini tergantung seberapa tahan dirimu. Tidak ada target yang harus tercapai, cuma waktunya punya limit. Siap?"

Lagi-lagi ia mengangguk.

"Dimulai dengan lari mengelilingi sisi lapangan. Dua belas menit, mulai dari ... sekarang!" Tangannya menekan tombol stopwatch membiarkan angka terua bertambah di sana.

Rafa melihat sekelilingnya.

Benar sesuai dugaannya tadi. Ada sekitar lebih dari lima manusia yang menonton Shillfer berlari. Salah satunya Elnino atau Ervin. Kakak gadis itu.

"Lama tidak jumpa," sapa Ervin pertama kali. Ia sibuk dengan misi sehingga sulit ditemui.

"Lihat, siapa yang berbicara." Padahal belakangan ini mereka sering bertemu dalam keadaan tidak langsung.

Beberapa kali di ruang kendali INI, ia sering mendapat kabar soal Ervin dan Ervin sering bertanya soal Rafa. Kalau begini, bukankah mereka tampak seperti tengah bertemu. Bertukar pesan.

Menanggapinya dengan tertawa santai. Ia melihat sang adik yang fokus berlari. Laju kakinya cukup stabil dengan kecepatan konstan.

Sudah sembuh ternyata.

"Bagaimana perkembangannya?" Ervin jarang ada waktu untuk sang adik karena kesibukan sebagai senior dan pemimpin suatu tim inti di INI. segala yang ingin ia ketahui dari Shillfer dirinya dapat dari Reo atau kadang Rafa.

"Ia mudah menyesuaikan diri dalam situasi menekan sekali pun. Mereka yang menganggapnya inhibitor mulai menerima untuk bekerja sama. Beberapa ada yang mengajukan, tapi aku hanya memilih salah satunya."

Rafa masih menitikkan mata di gerakan gadis yang agak mulai melambat di menit kesembilan.

Ia menjelaskan lagi. "Alasannya jelas limit sebuah tim sudah tercapai. Dua di antaranya kupilih berdasarkan bagaimana nilai mereka saat menjalani misi dadakan. Aku hanya perlu satu untuk kemudian menjadi empat orang dalam satu tim."

Ervin menoleh. "Dan siapakah itu?" tanyanya penasaran.

"Ia akan berada di pelatihan menembak jarak jauh bersamamu. Tebak saja mana yang sekiranya memiliki ambisi tinggi untuk menjadi yang terbaik dengan bantuan Shillfer," ujar Rafa sebelum kemudian meminta Shillfer berhenti karena gadis itu sudah menempuh 12 menit dengan jarak sekitar 2200 meter.

Itu sudah cukup dengan kriteria minimum.

"Istirahatlah dulu."

Seketika mendengar itu Shillfer langsung duduk meluruskan kakinya dengan keadaan masih mencoba bernapas dengan benar. Meskipun ia sudah pernah melakukan pelatihan ini karena sebelumnya menjadi perwira polisi, tetap saja gadis ini merasa tidak bisa terbiasa dengan waktu berlari yang lama dan dituntut cepat.

INNOCENT [REWRITE] Soon 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang