Section 3

2.9K 215 46
                                    

"Baik, semuanya sudah selesai. Anda akan diberi pelatihan beberapa bulan disini. Lamanya waktu training tergantung pada peningkatan aspek-aspek Anda nanti." Wanita di depanku merapikan dokumen yang tadi sudah kutandatangani dan kubaca mengenai syarat dan ketentuan agar dapat berada disini.

Salah satunya adalah jelas, alat komunikasi seperti handphone tidak diperbolehkan ada, kecuali jika memang sedang ada misi yang berkaitan. Katanya ini berguna agar para agen tidak ceroboh. Semuanya harus dirahasiakan dengan baik.

"Satu lagi, Nona Shillfer," panggilnya padaku dengan sangat formal.

"Ya?"

"Anda bisa memilih sendiri nama samaran selama disini, batasannya pada ketersediaan nama tersebut di inteligensi kami. Kalau tidak ada yang menggunakannya, Anda bisa mengambil nama itu, hanya saja berusahalah tidak mengaitkan nama tersebut dengan identitas asli Anda."

Aku mengerti. "Baik."

"Saat sudah menemukannya, tolong kunjungi saya di ruangan ini lagi. Saya harap anda dapat memutuskan secepatnya." Aku mengangguk sekali lagi. Ini harus dipikirkan matang-matang.

Omong-omong saat ini rasanya aku seperti sedang berada di ruang interogasi. Kamera di beberapa bagian menyoroti kami. Aku yakin di baliknya terdapat orang yang menonton kami merekam bukti dan aku juga takkan bisa keluar sembarangan dari pekerjaan ini sebab akanada denda yang sangat besar untuk itu. Dapat dari mana coba jumlah duit yang besar tersebut.

"Terima kasih atas kerja sama Anda."

Aku berdiri menjabat tangannya yang terulur lebih dulu, "Ah iya, saya juga berterima kasih."

Setelah itu dia pergi meninggalkanku bersama salah satu laki-laki yang lebih dulu kutemui sebelum setuju mengatakan ya untuk masuk kesini. Aku belum tahu namanya.

"Akhirnya kamu datang juga." Ia tampak sumringah. Ada apa ia menungguku. "Mari kita lihat kebenaran ceritanya soalmu yang tampak hebat itu, Shillfer."

"Apa maksudmu?"

Ia tampak terkejut sedikit. Kenapa lagi?

"We O We, wow, ternyata gaya bicaramu bisa dengan cepat menyesuaikan diri bahkan terdengar natural kalo sehari-harinya kamu begitu," pujinya yang seakan tersurat ini juga menyindirku. Aku inginnya tidak dikenal bar-bar lagi.

"Lo ternyata emang aslinya cerewet," gumamku sengaja di dekatnya agar ia tetap mendengarnya.

Bukannya tersinggung laki-laki ini terkekeh mengikuti langkahku keluar ruangan. Jadi sekarang aku harus kemana?

Sesuatu yang berat menimpa bahuku dari arah kiri. Tentu saja dari laki-laki ini. "Kenalin, nama Secret agent-ku Bagong, don't laughing me about it, Sis. Nah, sekarang mari kita sibukan diri dengan mengantarmu ke kamar asrama selama pelatihan berlangsung, dan aku akan jadi salah satu pelatihnya."

"Apa yang kamu ajar?" Sedikit penasaran juga dengan Bagong yang cerewet ini, ia memangnya ahli pada hal apa?

"Kamu akan menemukanku di kelas menembak sesekali, dan bahasa. Aku harap kamu bisa cepat menyesuaikan diri." Tangan yang bertengger di bahuku mendorong tubuh ini menuju lorong lain dari lorong tempatku masuk tadi. "Ayo, kita meluncur."

Sepertinya ia akan menjadi teman pertamaku disini. Not bad.

"Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja oke. Kalo mau nyari aku, tidak usah dicari."

Aku tentu mengernyit. "Lah, terus gimana?"

Tawanya menggelegar di lorong ini. Aku menabok tangan di bahuku, suara beratnya ini khawatir mengganggu orang-orang di dalam ruangan yang kita lewati. "Ssst! Lo berisik banget anjir."

INNOCENT [REWRITE] Soon 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang