[1] Kau?

4.9K 284 22
                                    

TAEYEON POV

Aku melangkahkan kakiku memasuki restaurant dengan gaya classic itu. Melangkah dengan dagu yang di angkat dan senyum lebar di bibirku. Eomma pernah mengatakan, "Seorang putri tidak akan berjalan sambil menunduk, karena mahkotanya sudah pasti akan jatuh. Maka, berjalanlah dengan dagu di angkat nde?"  Ungkapan yang akan selalu aku ingat sampai mati.

"Kau sudah datang, nak" ucap eomma saat aku sudah berada di private room yang sama dengannya sambil tersenyum.

Aku membungkukan sedikit tubuhku, tanda hormat kepada orang yang lebih tua dariku. Aku memang sudah di ajarkan sopan santun sejak kecil. Maka dari itu, aku selalu menerapkannya setiap waktu. Aku tersenyum melihat appa dan eomma yang terlihat bahagia saat melihatku datang.

"Nde, eomma" jawabku singkat lalu duduk di samping eomma yang duduk di samping appa. Di depan kami di siapkan tiga kursi lagi, sejajar dengan kursi yang memang sedang kami duduki dan di pisahkan oleh meja yang memang sedikit panjang, di sesuaikan dengan jumlah kursinya.

"Kau baru pulang kerja?" tanya Appa.

"Nde appa, tadi ada meeting mendadak yang mengharuskanku untuk turut hadir di sana. Maafkan aku karena tidak bisa berangkat bersama dan maafkan juga dengan pakaianku yang memang masih dengan pakaian kerja," jawabku panjang lebar. Sebelumnya, appa dan eomma menawarkanku untuk berangkat bersama. Tentu saja aku menyetujuinya, tapi karena meeting sialan tadi aku tidak jadi berangkat bersama dengan mereka. Namun yang aku tidak tahu sekarang adalah, kenapa eomma dan appa mengajakku kemari? Aku tidak tahu siapa yang akan aku temui. Aneh.

"Gwenchana, nak. Seharusnya appa yang meminta maaf, karena kau sudah harus meneruskan perusahaan appa lebih cepat di bandingkan yang di rencanakan." Appa menatapku sendu.

"Ini tidak masalah, appa. Selama aku bisa menjalaninya itu tidak akan menjadi masalah," jawabku sambil tersenyum kepadanya.

"Geunde, siapa yang akan menjadi tamu kita? Kenapa mereka lama sekali?" ucapku sedikit mengeluh, aku merasa sudah 10 menit aku berada disini. Namun tidak ada sama sekali orang yang memasuki private room ini selain pelayan yang sudah dua kali bolak balik datang.

"Teman appa semasa SMA, nak. Kami akan menjodohkanmu dengan anaknya," Aku menyemburkan air putih yang memang sudah di sediakan di meja sejak aku datang. Mulutku terbuka setengah, tidak menyangka jika aku akan di jodoh kan.

"Di jo-doh-kan?" tanyaku terbata-bata.

"Hmm," gumam eomma sambil menyimpulkan senyuman manis nya. Ah, aku sangat menyukai itu.

"Aku tidak berjanji akan menerimanya," kataku sangat pelan. Bahkan aku rasa, kedua orang tuaku tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan karena mereka asik mengobrol sendiri, mengabaikanku yang di landa kebingungan ini.

Sebenarnya, aku sedikit kesal ketika mengetahui aku akan di jodohkan. Tetapi jika melihat raut muka kedua orang tuaku, aku sedikit tidak tega. Ah sudahlah, aku belum melihat siapa yang akan di jodohkan denganku. Jadi lebih baik aku diam saja.

Aish, kenapa teman appa lama sekali? Apa mereka memang sudah terbiasa telat? Ah entahlah. Aku membuka tas kerjaku, mengambil ponsel dan menyalakannya. Berniat mengecek email yang masuk, namun semua itu gagal ketika pintu private room ini terbuka.

Aku kembali memasukan ponselku, tidak lupa sebelumnya telah aku matikan. Aku mengikuti appa dan eomma yang berdiri dari tempat duduk mereka.

"Anyeong Tuan dan Nyonya Kwon" ucap Appa sambil menyalami pasangan suami istri itu, tidak lupa eomma juga menyalami mereka. Aku melihat ada seorang pria di belakang mereka. Aku rasa itu anaknya yang mungkin akan menjadi su-a-mi-ku? Ewh.

"Nde, Anyeong. Long time no see, Kim" ucap Tuan Kwon menjawab sapaan appa.

Saat ini di depanku ada Tuan Kwon, aku menyalaminya dan kemudian giliran aku menyalami istrinya. Aku tersenyum saat bersalaman dengan mereka. Mereka sangat ramah.

"Apakah itu anak mu?" tanya eomma pada nyonya Kwon.

"Eoh? Nde. Dia anakku. Perkenalkan dirimu nak" ucap nya pada anaknya.

Aku belum melihat jelas wajahnya karena memang wajahnya terhalang oleh kepala appa nya. Kami memang sedari tadi belum duduk.

Anak dari suami istri itu melangkah sedikit ke kiri, berjalan ke arah kursi yang ada di depanku. Aku melihat gerak geriknya dan saat ia mulai membuka suaranya..

"Anyeonghaseo, Kwon Jiyong imnida" Aku mendongkakan kepalaku.

"KAU?"

a/n :  Tau kok ini ff gaje nya pake banget. Ini kan masih part awal jadi minta komentar kalian yaa, aku ngerasa ga sreg gitu sama ini ff. Kalo ada yang suka ya syukur kalo gaada ya Delete soon. Tergantung respondnya aja si. Jangan lupa vomment ya please? Follow wattpadku juga ya (: Thank youuuu

[GTAE] GREAT MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang