Hari pernikahanku dengannya semakin dekat. Semua persiapan sudah dalam tahap finishing. Hari ini aku akan pergi bersama Jiyong, dan aku baru mengetahuinya saat aku bangun tidur. Tentu saja kalian paham siapa yang merencanakannya.
Author's POV
Di dalam mobil, terjadi pertengkaran kecil antara mereka.
"Kita akan kemana?" tanya Taeyeon penasaran.
"Aku tidak tahu,"
"Bagaimana kalau kita pergi ke Jepang?"
"Tidak! Aku tidak mau pergi ke Jepang sebelum pernikahan kita berlangsung."
"Lalu kita akan pergi kemana?"
"Sebenarnya aku merasa tidak enak badan hari ini. Tapi karena eomma meminta, aku akan menurutinya."
"Jinjjayeo?"
Jiyong mengangguk lemah.
Taeyeon meletakan tangannya pada dahi Jiyong. Panas. "Kau benar-benar sakit? Cepatlah, kau duduk disini saja biar aku yang menyetir."
Jiyong dan Taeyeon bertukar tempat. Sekarang Taeyeon bingung akan membawa Jiyong kemana. Dengan berbagai pertimbangan, ia akhirnya membawa Jiyong ke apartemennya.
Jiyong yang sedari tadi kalut dengan pikirannya merasa heran. Akan dibawa kemana ia oleh gadis di sebelahnya. Sedari tadi gadis itu hanya diam, tidak bertanya sama sekali. Maka ia ikut diam saja.
"Kita sudah sampai. Cepat turun," Taeyeon keluar dari mobilnya, lalu memutari mobil dan membukakan pintu untuk Jiyong.
Terlihat sekali ia begitu khawatir.
"Ini—"
"Apartemenku," Taeyeon segera memotong ucapan Jiyong dan langsung membawanya ke dalam apartemen.
***
"Tidurlah disini, aku akan membuatkanmu bubur."
Taeyeon langsung bergegas menuju dapur set miliknya. Ia dengan cekatan memasak bubur untuk Jiyong. Setengah jam ia berkutat dengan alat-alat dapur, akhirnya bubur yang ia masak telah jadi.
Ia menyajikannya dalam mangkuk sedang dan membawanya di atas nampan dengan air putih. Ia meletakan nampannya di atas nakas.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Taeyeon sambil meletakkan tangannya pada dahi Jiyong.
Jiyong yang awalnya tertidur, langsung membuka matanya dan menoleh pada Taeyeon. "Bagaimana keadaanmu?" Tanya Taeyeon lagi.
"Aku baik-baik saja." Jawab Jiyong setengah berbohong. Sebenarnya ia merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya. Sepertinya dia terkena maag?
Taeyeon mengernyitkankan dahinya. Menatap tepat ke arah bola mata Jiyong, mencoba mencari kebohongan. Dan pas!
"Kau mencoba membohongiku? Cepatlah, jujur padaku. Atau aku akan menelantarkanmu," Taeyeon sedikit meninggikan suaranya.
"Baiklah. Aku merasa maagku kambuh, sejak semalam aku belum makan." Jiyong menundukkan kepalanya.
Taeyeon membuang nafasnya pelan, "Ayo duduk, aku sudah membuatkan bubur untukmu"
Taeyeon menarik tubuh Jiyong pelan. Ia merangkai bantal menjadi tumpukan yang nyaman untuk bersandar. Ia lalu menyodorkan mangkuknya ke depan Jiyong.
"Cepatlah makan," sekarang giliran Jiyong yang mengernyitkan dahinya.
"Kau menyuruhku makan sendiri dengan keadaanku yang seperti ini?"
"Aaaa, kau minta aku menyuapimu?"
"Tidak juga,"
Taeyeon tersenyum kecil. Ia lalu duduk di pinggir kasur dan mulai menyuapi Jiyong. "Kenapa kau tidak makan sejak malam?"
"Karena sibuk bekerja."
"Kau juga harus makan meskipun kau sibuk."
"Aku tau kau juga pernah tidak makan ketika kau sibuk."
"Jangan berani-beraninya kau memojokkanku Kwon Jiyong."
"Apa ada yang salah Mrs. Kwon?"
Pipi Taeyeon sudah bersemu merah, "Sudah jangan banyak bicara. Jika kau bicara terus, bubur ini tidak cepat habis."
Jiyong terkekeh pelan, "Kau sangat lucu."
***
Taeyeon keluar dari kamarnya sambil tersenyum, jantungnya berdegup kencang saat Jiyong memanggilnya Mrs. Kwon.
Apa-apaan dia, sudah berani memanggilku Mrs. Kwon?
Taeyeon menggelengkan kepalanya. Ia segera berlalu menuju dapur dan mencuci mangkuk dan peralatan lainnya yang tadi digunakan.
***
Taeyeon kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat Jiyong masih duduk dengan posisi yang sama, seperti saat makan. Ia berjalan mendekati tempat tidurnya, namun sudah digunakan oleh Jiyong.
"Kenapa kau tidak tidur?" Akhir-akhir ini Taeyeon jadi sering bertanya.
"Aku menunggumu,"
"Untuk?"
"Menemaniku tidur."
"YA!"
"Wae?"
"Sudahlah, aku akan keluar. Tidurlah, dan bangun dalam keadaan sehat. Kau sangat merepotkan."
Baru saja Taeyeon ingin keluar, tangannya ditarik oleh Jiyong. Menyebabkan Taeyeon terjatuh di atas tubuhnya. "Aku tidak bisa tidur jika kau tidak menemaniku." Ia lalu mengecup bibir Taeyeon pelan.
Taeyeon membulatkan matanya kaget, tidak biasanya Jiyong seperti ini. "Apa yang kau lakukan?"
"Sepertinya kita tidak perlu jauh-jauh pergi, karena dengan hanya ke apartemenmu saja aku sudah bahagia. Dan tentunya merasa dekat denganmu"
Jiyong semakin mengeratkan pelukannya dengan Taeyeon yang masih diatasnya.
Dua kancing kemeja putih Taeyeon yang terbuka, menyebabkan belahan dada yang mulus miliknya terlihat sangat menggoda di mata Jiyong. Taeyeon yang merasa ada tanda bahaya langsung bangkit dari posisinya, namun langsung ditahan oleh Jiyong.
Jiyong segera membalikan posisinya, menjadi Taeyeon yang berada dibawahnya.
"Kenapa kau begitu menggoda, Kwon Taeyeon?"
"Mw-mw-mwo?"
"Aku sangat menginginkannya."
"Kita belum resmi Ji,"
"Aku tidak bisa lagi menunggu."
"Nanti saja." Taeyeon menutup matanya erat-erat.
"Setidaknya berikan aku sedikit saja."
"Ta— mpphh" Taeyeon langsung menutup matanya saat Jiyong membekap mulutnya dengan bibir Jiyong.
Jiyong memberikan kecupan-kecupan kecil pada kedua mata, hidung, pipi, dan bibirnya. Ciumannya lalu turun ke leher, dan semakin turun. Jiyong yang melihat Taeyeon masih menggunakan kemejanya langsung membuka keseluruhan kancingnya. Ia juga membuka kemejanya sendiri.
"Aku tidak akan kurang ajar kepadamu, babe."
A/N : Sumpah aku tahan nafas ngetik ini! Eh jangan lupa vomment juga yaa. Doain dong, besok aku masih UN. IPA lagi, omaygat. Kemarin Kamis juga UN Bing susah sekali ): cewa ah. Kalo mau update cepet komen yang banyak wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
[GTAE] GREAT MARRIAGE
FanfictionKisah yang terlihat klise namun ternyata cukup rumit. Kisah dimana dua insan manusia yang terlahir dengan sempurna namun tidak dengan takdir mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka dan akhirnya menikah. Apa yang akan terjadi nanti? C...