[11] D-Day

1.6K 152 8
                                        

Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba.

Setelah kejadian yang kemarin, Jiyong benar-benar tidak bertemu dengan Taeyeon sama sekali. Ia benar-benar dibuat sabar oleh hukuman yang dibuat oleh calon ibu mertuanya.

Di dalam ruang tunggu pengantin, Taeyeon benar-benar gusar dengan apa yang terjadi nanti di altar. Berbeda lagi dengan Jiyong di ruang sebelah, yang mana sangat santai dan berkali-kali ia melihat ke arah jam tangannya.

"Kenapa lama sekali," keluh Jiyong.

"Sabarlah kau nak, jangan terlalu terburu-buru." Ucap tuan Kwon mengingatkan anaknya.

***

"Taeyeon-ah, Jiyong sudah menunggu di altar. Ayo, ayah antar." Taeyeon memutar kepalanya menghadap pintu, ternyata appa nya baru saja masuk ke dalam ruangan ini.

Taeyeon mengangguk. Ia bangkit dari duduk dan menghampiri ayahnya. Terlihat sekali dari wajahnya ia benar-benar gugup.

"Tenang nak, semua akan berjalan lancar." Ucap Tuan Kim mencoba menenangkan anaknya yang terlihat sangat gugup. Ia lalu menawarkan lengannya pada putrinya itu.

"Mari,"

Taeyeon pun menerima lengan ayahnya dengan senang hati. Kemudian mereka mulai berjalan keluar dari ruangan dan menuju altar. Mereka berjalan melewati tamu dengan tenang. Tidak ada yang bersuara, para tamu hanya terkagum melihat calon pengantin perempuannya yang sangat cantik.

Setelah sampai di depan Jiyong, ayahnya menyerahkan lengannya pada Jiyong.

"Jaga putriku baik-baik. Aku percaya padamu." Ucap appa Taeyeon pada Jiyong.

Jiyong pun menerima lengannya dengan senyum di bibirnya. "Tentu saja, appa."

Tuan Kim pun segera duduk di bangku dekat istrinya. Lalu mulai melihat prosesi janji suci anaknya.

Sang pastur mulai membacakan janji dengan Jiyong dan Taeyeon yang mengikuti, hingga tiba saatnya.

"Kau bisa mencium istrimu," ucap sang pastur.

Jiyong tersenyum, ia bergerak maju ke arah Taeyeon dan menarik pinggang Taeyeon mendekat. Taeyeon yang merasakan tubuhnya tertarik nyaris memekik keras, namun langsung ia tahan mengingat apa yang sedang dijalaninya. Jiyong pun segera mendaratkan bibirnya pada bibir ranum Taeyeon, dan melumatnya dengan pelan. Tak lama mereka langsung melepaskan ciuman mereka. Tepuk tangan riuh langsung menyambut mereka.

***

Taeyeon dan Jiyong baru saja tiba di hotel dimana mereka akan langsung melaksanakan resepsi pernikahan. Baru saja melaksanakan pemberkatan, namun mereka sudah benar-benar lelah. Seakan yang hanya mereka butuhkan hanya tidur.

Taeyeon yang memang sangat lelah karena mengenakan gaun yang sangat berat, langsung merebahkan diri di kasur king size yang sudah disediakan. Berbeda dengan Jiyong, ia justru langsung memasuki kamar mandi karena badannya benar-benar lengket.

30 menit kemudian ...

Taeyeon yang masih dalam alam mimpinya merasa terganggu karena ada sesuatu yang menganggunya. Seperti ada sesuatu yang menempel di bibir dan lehernya.

Karena benar-benar merasa terganggu, ia akhirnya membuka matanya pelan dan langsung melihat Jiyong yang berbaring di sebelahnya sambil tersenyum lebar.

"Kau ini," desis Taeyeon.

"Wae?"

"Aku ingin tidur."

"Tidak bisa, 3 jam lagi akan ada resepsi kita."

"Ya setidaknya aku bisa tertidur 1 jam."

"No! 1 jam itu bisa kita manfaatkan untuk ..."

"Apa?!"

"Ya seperti itu."

"Tidak ada! Hari ini tidak ada apa-apa! Aku benar-benar lelah"

"Yak Kim Taeyeon!"

"Sudah, aku ingin mandi! Pergi jauh-jauh."

"Kalau kau mengusirku, siapa yang akan membantumu membuka gaun besar itu?"

"Aku bisa sendiri."

"Oh begitukah?"

"Tentu!"

"Oke aku akan membaca koran atau bermain hp saja kalau begitu. Silahkan kau mandi dan bersiap-siap saja."

Taeyeon yang terlanjur kesal akhirnya meninggalkan Jiyong yang sudah duduk di sofa dengan koran di tangannya.

***

"Ah sialan! Kenapa ini tidak bisa dibuka!"

"Tidak mungkin aku meminta Jiyong untuk membukanya."

"Tapi bagaimana aku bisa mem—"

Tiba-tiba pintu walk in closet yang ada di kamar hotel ini terbuka, menampilkan seorang yang sangat tampan. Tak lain adalah suaminya sendiri.

"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Jiyong sambil terkikik geli.

Taeyeon yang benar-benar sudah tidak bisa melakukannya sendiri, akhirnya mendekati Jiyong dan membelakanginya.

"Bukakan!" Perintah Taeyeon.

"Yes ma'am!" Jiyong dengan hati-hati membuka resleting yang berada di punggung istrinya. Baru saja tangannya hendak menyentuh kulit Taeyeon, ia malah sudah berlari meninggalkan Jiyong yang ingin tertawa keras.

"Terima kasih." Teriak Taeyeon dari dalam kamar mandi.

***

Setelah senang mengerjai Taeyeon, Jiyong langsung duduk di kasur dengan laptop di depannya. Ia lalu membuka emailnya, melihat data-data yang sudah dikirimkan oleh sekretarisnya.

Sesekali ia mengerutkan keningnya karena melihat sesuatu yang merugikan, namun ia lebih sering tersenyum melihat perkembangan perusahaannya.



A/N : Sebenernya, ini bisa lebih panjang dari ini. Tapi aku lupa sama tokohnya '^' Jadi tolong bantuin aku inget yaa, butuh banget komentar kalian semua. Sedih ya kalo bikin cerita tapi lupa tokohnya. Kalo banyak yang komen dan ingetin aku sama tokohnya, aku bakal double update. Jadi jangan lupa vote dan komennya. Thank youuuu

[GTAE] GREAT MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang