Tak ada hal spesial yang terjadi malam ini. Setelah rangkaian pesta yang kami lakukan, kami akhirnya menghabiskan malam kami untuk tidur. Taeyeon merasakan sesuatu yang berat di pinggangnya. Ia membuka matanya, melihat wajah Jiyong tepat di depannya. Ia mengelus wajah Jiyong, dari mata, hidung, pipi, hingga jarinya menyentuh bibir Jiyong.
Ia mendekatkan bibirnya ke arah Jiyong, sebelum akhirnya matanya terbuka. Ia ingin mundur, namun segera ditahan Jiyong yang langsung menciumnya dalam. Taeyeon pun membalasnya, sebenarnya ia malu mengakuinya, tapi ciuman Jiyong benar benar candu baginya.
Mereka tersenyum bersama, "Terima kasih oppa, aku sangat senang bisa menerima perjodohan ini. Meski awalnya aku berburuk sangka padamu,"
"Gwenchana, Taeyeon-ah. Ayo kita mandi dan segera check out dari hotel ini, aku sudah ingin pindah ke rumah kita."
***
Jangan dibayangkan acara mandi mereka seperti yang ada di bayangan kalian. Mereka hanya mandi seperti biasa, dengan Taeyeon yang mandi terlebih dahulu. Ia segera duduk di depan meja rias yang tersedia, memoles wajahnya dengan make up sederhana. Ia mengakhiri riasannya dengan memakai lip balmnya.
Jiyong memeluknya dari belakang, ia meletakkan kepalanya di bahu Taeyeon. "Ayo kita makan di bawah," ajak Taeyeon yang langsung disambut gelengan dari Jiyong. "Aku ingin kau menciumku terlebih dahulu," Jiyong memamerkan smirk nya.
Taeyeon memutar bola matanya jengah, ia segera membalikkan tubuhnya dan mengecup kilat bibir Jiyong. Taeyeon beranjak pergi, sebelum akhirnya ia ditarik lagi. Jiyong segera mencium dalam bibir Taeyeon, melumatnya pelan tanpa adanya paksaan. Taeyeon melingkarkan lengannya pada leher Jiyong, ia membalas ciumannya. Setelah dirasa Taeyeon kehabisan nafas, ia segera melepaskan ciumannya.
Taeyeon masih berada di pelukannya, ia menatap matanya penuh harap. Taeyeon menggelengkan kepalanya, "Di rumah saja Ji," ucapnya kemudian mengecup bibirnya pelan.
***
"Aku sudah kenyang, aku rasa sebentar lagi perutku akan membesar." Jiyong mengelus perutnya sambil menghela napasnya.
"Kau ini, makanlah secukupnya saja. Jangan terlalu banyak, itu tidak baik." Taeyeon menggerutu.
Jiyong terkekeh, ia segera mengajak Taeyeon kembali ke kamar agar segera keluar dari hotel. "Tidak baik juga marah-marah pagi ini Mrs. Kwon, ayo kita segera pulang."
Mereka kembali ke kamarnya, membereskan barang-barang yang masih berada di luar koper. Sebenarnya yang membereskan Taeyeon, Jiyong hanya duduk sambil memperhatikan istrinya yang baru sehari.
"YA! KWON JIYONG! DARIPADA KAU HANYA DUDUK MEMPERHATIKANKU, SEBAIKNYA KAU MEMBANTUKU MEMBERESKANNYA!" Teriak Taeyeon kesal, Jiyong hanya tertawa dan akhirnya ikut membantu.
"Baiklah baiklah, sini aku bawakan keluar."
***
Mereka akhirnya tiba di rumah yang baru dibeli Jiyong, tempat ini benar-benar asri. Di belakang ada pekarangan bunga yang bisa dilihat dari balkon kamar mereka yang ada di lantai dua.
"Kau suka dengan rumahnya?" Tanya Jiyong.
"Tentu saja, bunga bunga ini sangat indah. Apalagi ketika musim semi nanti," Taeyeon memegang besi penyekat di balkon kamar mereka.
Jiyong memeluknya dari belakang, ia meletakkan kepalanya di bahu Taeyeon. Sudah menjadi favoritnya memeluk Taeyeon dari belakang. Ia mencium leher Taeyeon sekali-kali. Taeyeon mendesah.
"Shh, Oppa!—" Taeyeon terkejut ketika Jiyong menggigit lehernya.
Jiyong segera memutar tubuhnya, dan mencium bibirnya. Dilumatnya bibir Taeyeon yang sangat manis, Taeyeon membalasnya seperti apa yang Jiyong lakukan.
Amatir sekali istriku ini -batin Jiyong
Taeyeon mengalungkan lengannya pada leher Jiyong, sebelum Jiyong mengambil alih ciumannya. Melumat bibirnya habis, sampai ia merasa kehabisan nafasnya. Jiyong pun berpindah menuju dagunya, kemudian tiba pada lehernya. Ia mengecupnya kilat, sebelum akhirnya menjilatnya kemudian menggigitnya pelan. Lagi-lagi Taeyeon tak bisa menahan desahannya.
"Oppa, ssh. Bisakah kita di dalam saja?"
Jiyong yang mendengarnya segera menarik Taeyeon ke dalam kamar mereka, namun tidak melepaskan ciumannya di leher. Ia mendorong Taeyeon sampai dirinya menabrak tembok, ia kembali mencium bibirnya, turun ke dagunya, lalu lehernya. Taeyeon meremas rambut Jiyong, tak tahan dengan titik sensitifnya yang dicium oleh Jiyong.
Jiyong menatap Taeyeon lama, sebelum akhirnya membuka semua kancing kemeja Taeyeon. Ia menatap lama ke arah dadanya. Taeyeon hendak menyilangkan tangannya di depan dada, namun segera ditahan Jiyong. Ia menggelengkan kepalanya, "Tidak usah malu, kita sudah sah sekarang."
Jiyong kembali mencium di atas dada Taeyeon, segera ia lepaskan kemeja dan bra milik Taeyeon. Seakan tak sabar, ia kembali mencium di sekitar dada kiri Taeyeon sebelum akhirnya ia mencium putingnya. Sebelah tangannya pun tak tinggal diam, meremas dada Taeyeon sambil mengelusnya.
"Ya Oppa! ini tidak adil!" Taeyeon segera menjauhkan tubuh Jiyong darinya.
"Mwo?" Jiyong menatapnya heran.
"Aku sudah setengah telanjang dan kau masih sangat lengkap!"
"Aigoo istriku ini," Jiyong segera melepaskan kemejanya, terpampang sudah semua tatto yang ia miliki. Tentu saja dengan perutnya yang sixpack.
Taeyeon memegang perut Jiyong, kemudian naik ke atas dan sampai di bibirnya. "Bagaimana Mrs Kwon? Apa lagi sekarang?"
Jiyong tersenyum sambil menaikkan alisnya. Taeyeon membalas senyumannya. Jiyong segera menggendong Taeyeon menuju ranjangnya dan menindihnya,
"Aku sangat berharap, akan ada Jiyong Junior secepatnya."
***
A/N : Setelah 2 tahun lebih tidak pernah berlanjut, semoga part ini bisa membalasnya ya! Jangan lupa bintang dan komentarnya ya! Aku juga buat fanfic baru dengan cast Yoona dan Ji Chang Wook. Jangan lupa mampir.

KAMU SEDANG MEMBACA
[GTAE] GREAT MARRIAGE
Fiksi PenggemarKisah yang terlihat klise namun ternyata cukup rumit. Kisah dimana dua insan manusia yang terlahir dengan sempurna namun tidak dengan takdir mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka dan akhirnya menikah. Apa yang akan terjadi nanti? C...