ingin ku berkata jujur, rasanya sangat bersalah untuk memendamnya. Aku pikir ini hanya perasaan yang bersifat sungguh sementara, tapi apa, itu terus bergelut di hatiku. Aku menyukainya, sungguh aku menyukainya. Aku tak ingin tau dia suka dengan ku. Dan aku sangat ingin mengatakan ini. Tapi mungkin kau akan menerimanya. Melihatmu dengan sahabat ku, aku hanya bisa tersenyum mengatakan, ini tidak apa apa. Batin riell ia yang melihat kedekatan hyuni dengan yeolli hanya bisa menatap dan tersenyum tanpa arti. Berbeda dengan youngdo yang duduk tak jauh darinya, dan terus menatap riell. Sejak perkenalan yang tak menghabiskan 1 menit, membuat kedekatan yang tak diketahui berapa lama. Aku menyesal mengenalinya dengan sahabatku,tapi aku juga terlalu jahat jika dendam dengan sahabatku. Bagai bumi bulan dan matahari, aku matahari dan kalian bumi dan bulan. Aku hanya bisa melihat kalian yang bersama. Batin riell
flashback
"yeolli, ini sahabat ku, hyuni, kau pasti kenal." Ucap riell kepada yeolli, senyum bertebaran di wajah yeolli, entah apa yang ia pikirkan tapi dia terus tersenyum. "ah iya aku kenal dengannya. Hyuni, ku dengar kau bisa bermain piano?" ucap yeolli yang langsung berbicara dengan hyuni. rencana ingin menjawab tertunda, si dosen penyihir masuk dengan banya buku buka yang ada ditangannya. Tepat di belakang dosen tersebut ada pria yang sungguh dikenal dengan riell, siapa lagi bila buka youngdo, dengan banyaknya tumpukan kertas itu youngdo merasa kesusahan. Semuannya berjalan seperti biasa, pelajaran, tugas, tapi hanya satu yang bagi riell berubah, hatinya, gelisah. Gelisah melihat hyuni yang terus tersenyum. Sama seperti yeolli yang bersikap aneh, dan youngdo yang terus menatap riell. Hingga kelas selesai.
Flasback end
"jika menyukainya, jangan pendam katakan. Jika kau memendamnya, yang ada kau lelah" ucap youngdo tepat di telinga Riell. Mendengar itu riell pun menoleh. "kau tak tau apa apa youngdo"
"ya aku tau, karna aku pernah merasakannya." Ucap youngdo yang hanya di balas dengan ekspresi tak percaya dari riell. "dan jangan lupa nanti di taman belakang kampus, ingat itu" ucap youngdo yang kemudian pergi begitu saja.
Aku sadar, aku tau, sekarang aku benar benar mencintaimu, yeolli
******
Riell pov
Hembusan angin yang dingin menyelimutiku. Tepat di depan mataku, tepat di kursi coklat tua, seorang pria menunggu. Tak lupa ia membawa gitar kesayangannya. "hey! Cepatlah, disini dingin" ucapnya kepada ku. Aku hanya bisa tersenyum mendengar dia yang mengeluh. "kan kau sendiri yang memintaku kemari, kenapa kamu yang ngeluh gak jelas" ucap ku kepadanya. Ya, itu youngdo. "nih, mainin lagu yang kemarin aku suruh" ucapnya kepadaku sambil menyondorkan gitarnya itu. Aku hanya bisa mengiyakannya, kalau tidak, ya mungkin aku tidak kan hidup sekarang.
When I see stars, I think of you
Then I always pray for you
And I know what my heart was made for
To love you
Forevermore
When I feel you in my heart
The I hear your voice from your eyes
I'll always love you
And i'm waiting for you until the end of time
Here I am, way to you
I hope that someday you will realize
That I can see forever in your eyes
And I'm wishing my dream will come true
I am lost without you
You are my everything
When I feel you in my heart
The I hear your voice from your eyes
I'll always love you
And i'm waiting for you until the end of time
Here i am, way to you
I hope that someday you will realize
That i can see forever in your eyes
And i'm wishing my dream will come true
I am lost without you
You are my everything
Isn't it clear to see
You belong with me
We are meant to be
In love eternally
My love
Here i am way to you
I hope that someday you will realize
That i can see forever in your eyes
And i'm wishing my dream will come true
I am lost without you
You are my everything
( you are my everything , gummy)
Terdengar tepukan tangan dari youngdo, bahkan baru kali ini aku melihat senyum yang sungguh sungguh mungkin terlalu senang kali ya. aku hanya tersenyum melihatnya. "aku malas buat mengungkapkannya, tapi tadi benar benar bagus." Ucapnya kepadaku. Aku hanya bisa tersipu malu saat mendengar apa yang ia ucapkan. "kalau gitu, aku pulang terus ya, aku gak ada kelas lagi" ucap youngdo seraya ingin pergi "eh, aku numpang boleh? Aku juga gak ada kelas malam"
"yaudah, cepat" ucapnya pergi. Aku pun segera mengikutinya dari belakang. Aku senag, gimana gak senang, baru kali ini dia muji aku, biasanya juga enggak. Tapi senang ku Cuma bersifat semantara. Aku lihat yeolli yang pulang bersama hyuni. apa aku salah mengenalkan mereka?
Riell pov end
************
"jun, sedang apa kau disini" ucap riel kepada adiknya. "heh? Emang aku gak boleh ya disini, lagi pula 3 hari lagi kita bakal satu grup." Ucap jun santai. Riell Cuma bisa menatap adiknya ini dengan tak percaya. tapi matanya benar benar bulat sekarang. "eh? Hy- hyuni, kamu disini" ucap riell yang menyapanya. "iya, aku capek tau nunggu kamu" ucap hyuni antusias. Mendengar itu riell Cuma memberikan senyuman yang cukup cukup tipis. "aku mau ke kamar mu, boleh gak, soalnya aku ingin curhat" ucap hyuni yang hanya dibalas dengan anggukan dari riell. Entah apa yang ada dipikian riell sekarang, tak ada sepatah kata pun sejak ia menyapa hyuni. hingga akhirnya ia sampai di kamarnya. Kamar yang dipenuhi berbagai foto ia dan ayahnya yang tertata rapi, serta berbagai buku buku musik. Tak lupa pula banya hiasan hiasan dinding. Hyuni hanya memandang tak percaya. "kamar mu keren riell, kau yang menghiasnya?" tanya hyuni dengan wajah tak percaya. "hmm... begitulah" ucap riell. "oh iya, aku ingin curhat" ucap bila. Riell pun segera duduk di sofa yang berwarna hitam begitu juga dengan hyuni. "yeolli ingin mengajakku jalan, aku harus menjawab apa? Ini pertama kalinya bagi ku" mendengar itu riell hanya dapat melihat tanpa ekspresi sedikit pun. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut riell. Ia hanya menatap hyuni. menatap tanpa arti. "ehmm, ada apa riell?" tanya hyuni kepada riell. "apa kau menyukainya?" tanya riell dengan suara yang sedikit bergetar. "kau menyukainya?" tanya hyuni dengan sangat teliti. Tangis pun pecah, seluruh kristal bening yang sudah ia tahan sedari tadi, akhirnya mengalir, mengalir sangat deras. hyuni tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia hanya memeluk riell yang terus menangis. Kamar yang hening ini hanya dihiasai dengan suara isakkan riell.
***********
jangan lupa vote and komen and, eh, itu aja, oh ya di cerita satu lagi juga ya jangan lupa okeh.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Popularity
Teen FictionAku ingin kisah hidup ku seperti secangkir teh hangat. Manis dan hangat. Tidak seperti kopi, walau pun hangat tapi pahit. Aku tak ingin itu. -riell- Dari pada aku melihatnya menangis, lebih baik ia melihat ku sakit saja -andre- ************* Annyeon...