Andre pov
10 jam yang lalu
Saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir mungilnya itu, rasanya aku sedang di landa time pause. Ya aku tak bisa melakukan apa apa, untuk membuka mulut saja tak bisa. Tapi saat riell beranjak pergi, dokter yg disebut ayah oleh riell pun berkata pada ku "jangan hanya karna ini kau jadi benci sama dia, jika kau kelakukan itu, kau pantas disebut pengecut". Oke, mungkin sekarang aku berhasil kembali dari dunia pikiran ku."ayolah andre, kemana dirimu yang dulu" batinku. Aku pun segera mengejarnya " Riell!!! Baiklah aku setuju,tak apa kau menolakku,tak apa kita tetap besahabat,tapi maaf, aku akan selalu mencintai mu" teriakku ku kira dia akan marah karna berbuat hal konyol seperti ini, tapi perkiraan ku salah, dia membalas perkataan ku dengan acungan jempolnya yang kemudian ia lanjuti dengan lambaian. "Tidak, sampai bertemu lagi bukan selamat tinggal" teriakku lagi. Ya aku tau apa maksudnya. Sekarang aku hanya bisa menatapnya pergi "ya, kita akan bertemu lagi riell"
Andre pov end
*********
Sofa yang sangat lembut dengan corak polkadot serta latar belakang kaca bening yang menampilkan lapangan penerbangan yang luas. Incheon, ya itu nama bandara tersebut. Aku duduk di sofa tersebut sambil mencoba menghilangkan rasa lelah ku dan mengingat kejadian yang terjadi 10 jam yang lalu. Itu benar benar konyol. Andre sahabat ku, dan pak lukman orang tua baruku. Rasanya ini perubahan yang sangat cepat. Aku duduk sambil menyeruput teh yang ku beli seraya tiba di bandara ini. Hangatnya teh ini menjalar di tubuh ku yang sangat dingin. "Aduh.... ini sekarang aku kek mana? Udah sekolahnya besok lagi. Iya kali aku harus cari hotel, dah malam lagi" keluh ku sendiri. Orang yang sedang duduk disampingku menatap ku bingung. Aduh pasti sekarang aku di kira orang gila. Saat aku ingin berdiri dari sofa itu, tak sengaja aku menabrak seseorang, lebih tepatnya orang itu yang menabrak ku. Bukan meminta maaf dan mengambil koper ku yang jatuh, dia malah pergi meninggalkan ku begitu saja. Ini benar benar sangat sial. Akupun mengambil koperku. " apa apaan tadi, udah senggol orang gak minta maaf, mau di kutuk tu emang laki" ucap ku yang terus merutuki pria itu. Saat tengah berjalan handphone ku berbunyi. Tertera nama pak lukman di handphone ku ini. "ayah emang penyelamat hidup" ucap ku sambil mencium handphone ku ini.
"Halo ayah, ada apa"
"Halo, riell ayah sudah memesan aprtemen, ingat di jalan gangnam kaman no 388, choi apartemen, oke"
"Ah.... teroma kasih, aku kesana dulu ya"
Lucky, ya aku sangat sangat beruntung kali ini. Aku pun segera mencari taksi*********
Apakah kalian tau apa yang kulakukan saat ini?! Aku hanya membuka mulut dan memandangi apartemen yang luas ini. "Ayah terlalu berlebihan" gumam ku. Bagaimana tidak apartemen yang mungkin memiliki tingkat 29 lantai, dengan halaman yang dikelilingi bunga mawar,melati,dan liky, serta air mancur yang indah berada di tengah halaman yang besar ini. Bagi ku ini sangat berlebihan, mengingat dulu penghasilan ekonomi ku yang sangat minim. Aku tak tau harus merasa senang atau risih sekarang. "Apartemen choi, rasanya nama itu tidak asing di telinga ku" gumam ku lagi aku pun segera masuk kedalam apartemen itu. "Welcome to choi's apartemen can I help you?" Ucap seotang wanita yang berada meja pemesanan. "Hah?... hemmm...... room with no 388 please" ucap ku gelagapan . "Kim's family?". "No" jawabku. "Sorry , I can't give this room for you, because mr. Kim already order this room" jelas wanita ini "oh it's okay" ucapku. Sekarang aku bingung harus kemana rencana untuk merepoykan ayah lagi terjadi. Aku menelpon pak lukman.
"Halo yah... kata nya kamar itu sudah-" belum habis kubicara pak lukman sudah memotong nya "berikan hp mu ke perempuan itu". Aku pun pergi ke meja pemesanan itu "excuseme, can you speak with my father". Tanya ku " sure". Hampir 5 menit lamanya pak lukman berbicara pada peremouan itu. Tak lama setelah itu kasir itu memberikan hp ku " maaf kan saya, ini kunci mu. Kamar mu ada di lantai 12. terimakasih Kim Nara." Ucap wanita itu dalam bahasa indonesia. Nah..... ini apa lagi. Siapa kim nara. Kenapa wanita itu panggil aku kim nara, kan nama aku riell*************
Jangan lupa vote dan komen ya
Maaf kalau banyak typo yang bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Popularity
Teen FictionAku ingin kisah hidup ku seperti secangkir teh hangat. Manis dan hangat. Tidak seperti kopi, walau pun hangat tapi pahit. Aku tak ingin itu. -riell- Dari pada aku melihatnya menangis, lebih baik ia melihat ku sakit saja -andre- ************* Annyeon...