Prolog

106 9 1
                                    

     Kenapa hidup ini tak dapat aku mengerti? Kenapa setiap orang yang aku sayang pergi meninggalkanku? Apa salahku? Kenapa harus aku? gumam seorang cewek di tepi jendela kamarnya sambil meneteskan air mata, melihat udara sore yang menyejukkan.

     "Loe, sedang apa Na? ujar Ian didepan kamarku
Aku terkejut mendengar suara yang selama ini aku rindukan, itu bukan dia, itu hanya perasaanku saja, batinku menolak.

     "Loe ngapain Na? sambil berjalan mendekatiku
Aku masih tak menghiraukan suara itu, sampai akhirnya tangannya sampai dibahuku. Baruku sadar ini benar-benar nyata. Aku langsung memeluk Ian dan menangis sejadi-jadinya di pelukannya

     "Loe kangen sama gue, gak perlu nangis, gue pergi hanya sebentar dan sekarang udah pulang, bukan untuk selamanya. Lagian loe juga tau gue pergi untuk kuliah"

     "Gue pikir loe gak bakalan pulang ke rumah ini. Keasyikan di negara orang lupa ngubungin keluarganya di Indonesia.

     "Bukan begitu Na, Ian sibuk banget di sana. Ohya papa dan mama mana?

     "Ian-Ian, seperti baru kenal papa dan mama aja Ian, papa, mama udah seminggu di London, katanya hari ini pulang, mungkin malam. Ian, oleh-olehnya mana? ujarku sambil mengulurkan tangan oleh-oleh yang saat ini pikiranku sudah mulai tenang.

     "Ada, di bawah!!!

    Aku berlari turun ke bawah dengan hati gembira, melupakan semua masalah yang selama ini ku pendam,mencari oleh-oleh yang unik. Tanganku berhenti di sebuah bingkai foto yang tak asing lagi bagiku, air mataku seketika jatuh ke pipiku.

     "Ada apa Na? Ada masalah?
     "Gak Ian...
     "Lalu kenapa?
     "Gak Ian, gak ada... "jawabku sambil menghapus air mataku.

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang