three

36 3 0
                                    

     "Sayang, kenapa? Teriak malam-malam! ujar mamaku Ratna sambil berjalan ke arahku berada
   Aku mengangkat kepalaku melihat ke arah suara, mama menghampiriku dan duduk di sampingku.
     "Sayang, kenapa? Ada masalah? kata mama memelukku.
     "Mama sama papa, kapan pulang?
     "Jam 10:00 pm, mama lihat Ana tidur, jadi mama gak mau gangguin kamu tidur, Ana kenapa sampai di sini? Kangen Ian?
     Aku mengangguk, "Ana mimpi Ian pulang."
    Ratna hanya diam, mengingat sesuatu," tadi Ian nelpon, nanyain kamu, Ian bilang minggu besok dia wisuda, jadi, besok pagi kita liburan ke sana..." kata mama menghiburku sambil melihatkan tiket pesawat kepadaku.

     "Ma, apakah ini mimpi? tanyaku yang masih belum percaya apa yang di katakan mama kepadaku...

     "Aww.... " rintisku saat mama mencubitku

     "Itu tandanya bukan mimpi tapi, kenyataan... "

     "Tapi ma, besok aku masuk kuliah ? kataku teringat sesuatu...

     "Tenang sayang, mama sama papa sudah mengurusnya...   Jadi, sayang gak usah susah-susah mikirin itu, lebih baik sayang tidur yang nyenyak karna besok harus bangun pagi-pagi untuk siap-siap" ujar Ratna menenengkanku " sudah ya sayang, mama capek, mama mau istirahat." kata Ratna sebelum pergi dari tempatku berada.                   "Jangan teriak lagi ya sayang, hari sudah larut malam." Ratna mengigatkanku sebelum menutup pintu kamar Ian.
     "Thanks  ma... "

     Aku tidur di kamar Ian. "Kenapa aku harus bermimpi masa lalu? Kenapa bukan yang lain? Kenapa loe gak ada kabar Ian? Gue kangen sama loe Ian... " batinku sebelum kesadaranku hilang...

     Aku bangun lebih awal dari biasanya, aku bersiap-siap membereskan barang semua barang yang aku bawa. "Akhirnya, ketemu Ian....

     Kami sampai di apertement Ian, yang ternyata sudah di tunggu olehnya. "Mama, papa, Ana... ujar Ian sambil berlari menyambut kedatangan kami...

     "Ana tambah cantik aja ne..." goda Ian. "sejak kapan loe suka baca novel?"  Tanya Ian melihat novel di tanganku.

     "Sejak loe pergi... " jawabku ketus. "Ma, pa, Ana kesana ya?" ujarku menunjuk taman di samping apertement Ian. "Nanti Ana masuk. " kataku berjalan menuju taman yang begitu indah.

     "Kenapa? Di saat bertemu dengannya, bukan kebahagiaan yang aku rasakan, malah sebaliknya. " batinku menangis.

     Seseorang datang menghampiri di depanku sambil memberikan sapu tangannya. "Ambillah, untuk menghapus air matamu." ujarnya.

     Aku pun mengambilnya tanpa melihat orang yang memberikannya. "Thanks... " ujarku.

    "Apa yang kita inginkan, belum tentu semuanya akan terwujud." kata orang itu sebelum berjalan meninggalkanku.

     Aku terkejut medengar kata itu, aku pandangi cowok itu berlalu pergi. "Kenapa? Dia bisa tau masalahku? Siapa dia? ujarku sambil memandangi sapu tangan yang ada di tanganku.
    "Lalu, bagaimana caranya aku mengembalikan ini?

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang