five

50 5 3
                                    

     Kami sampai di California Univercity tempat di mana Ian kuliah yang sekarang sedang mengadakan acara wisuda
     "Ian ke sana ya pa, ma... " tunjuk Ian ketika kami keluar dari mobil kepada teman-temannya

     Aku dan orang tuaku duduk di mana tempat untuk keluarga mahasiswa, mendengarkan acara berlangsung. Sampailah kepada pengumuman lulusan terbaik tahun ini yang di dapatkan oleh..... Terdengar suara mc yang sengaja di tahan agar membuat penasaran mahasiswa/mahasiswi.
     "Dia adalah... Aryan Aditya Mahendra dengan IPK 4,0 dari jurusan Dokter Spesalis Sarap

     Aku kecewa mendengarnya, "kenapa bukan Ian?. Aku keluar dari tempat dudukku untuk mencari suasana yang segar untuk aku hirup. 
    Aku selusuri semua ruangan yang ada di kampus ini karna acaranya berlangsung di aula.
    Ketika aku sedang menikmati pemandangan yang indah, aku menabrak seseorang "sorry, gue gak sengaja," ujarku sambil melihat orang yang aku tabrak tadi.

    "Difa? Ana? " kata kami serentak sambil berpelukan

    "Ngapain loe di sini? " tanyanya
    "Loe sendiri? " kataku balik nanya
    "Gue? " tunjuk Difa pada dirinya "yang pasti bukan untuk liburan seperti loe... " tunjuknya padaku sambil ketawa melihat ekspresi mukaku yang terlihat kebingungan
     "Gue tau, sifat loe Na, loe bosan yang namanya menunggu, iyakan?"

    "Loe sendiri? "
     "Hm....."

       Difa bercerita tentang pengalamannya di sini, sampai akhirnya Difa teringat akan sahabatnya yang lain
     "Fazha, gimana kabarnya? Kuliah di mana dia? " tanyanya
     "Ntah, gak tau! " jawabku dengan jutek

     "Gak seperti Ana yang aku kenal, pasti ada masalah yang begitu menyakitkan baginya. Tapi apa? Dia begitu tertutup sekarang" batin Difa

    "Apa ada masalah?" tanya Difa kepadaku
    "Loe sendiri gak tau kabar sahabat loe, apalagi gue?"
     "Revan apa kabarnya?" tanya Difa yang berusaha membuatku untuk cerita
     "Kenapa loe nanya gue? Tanya aja sama pacarnya, sahabat loe! " kataku beranjak untuk pergi tapi, di tahan oleh Difa

     "Apa?" Difa terkejut. "Bukannya Revan suka sama loe? Kaliankan punya kesukaan yang sama? Gimana ceritanya?"

     "Bukan berarti punya kesukaan yang sama saling mencintai. Cinta sejati saling melengkapi bukan kesukaan yang sama... " ujarku pergi meninggalkan Difa yang sedang mencerna perkataanku

     "Kenapa disaat bertemu dengan Difa bukan kebahagiaan yang aku rasakan tapi, sebaliknya. Kenapa?" teriakku di dalam hati sambil menundukkan kepala menahan tangis

    Aku sekarang berada di taman belakang kampus Ian yang suasananya sangat sepi pas banget buat hatiku yang sedang kacau sekarang karna masalah yang takkan pernah selesai

    "Kenapa harus lari? Jangan pernah lari dari masalah karna masalah tidak akan pernah selesai dengan sendirinya.
  Hadapilah masalah itu" kata seseorang yang tak tau kapan dia datang

    "Bukankah ini suara cowok yang memberiku sapu tangan waktu itu?"
     "Gak butuh... " bantakku

     "Bukan maksud untuk ikut campur dengan urusan loe... Tapi, ingatlah sesulit apapun masalah yang loe hadapi pasti akan ada jalan keluarnya... " ujar cowok itu sebelum pergi

    Aku mengangkat kepalaku melihat kepergiannya. "Siapa dia? Seakan dia tau masalah yang sedang aku hadapi dan pikiranku."

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang