Beberapa hari kemudian
Tepat ditanggal hari kelahirannya
Aku menuliskan puisi untuk dewa
Ah percuma, pikirku
Toh dewa tak akan peduli lagi tentang syairku
Aku termangu
Detik detik waktu kian mendekati tepat jam 12
Tak sabar ingin mengucapkan Happy B'day :D
Hems sedang apa yah dewa, tanyaku dalam hati
Ada keraguan menyelimuti diri, mungkinkah dewa akan membalas ucapanku ?
Atau hanya kebisuan yang tampil dilayar HP ku
Ah tanpa berpikir panjang
Kuberanikan diri mengirim pesan untuknya
Sekedar mengucapkan Happy b'day untuk dewa
Terbesit hasrat ingin rasanya menelepon dewa
Dan berbisik lembut ditelinganya
" Dewa aku kangen sama kamu "
Ah mustahil bagiku
Keesokan harinya, kudapati pesan dilayar HP ku
Aih ternyata dari dewa
Dia membalas pesanku, walau hanya ucapan terima kasih
Ya Allah
Ada rasa bahagia juga kesedihan mendalam dihatiku
Seandainya kita masih bersama dewa, ingin sekali kumemeluk ragamu dengat erat.
Hayalku kian melambung, dan aku kembali tenggelam akan sosok dewa yang kini menghilang.
" Akulah cinta, sepasang mata dibalik jendela.. Yang kemudian basah, melihatmu berbalik arah.. "
Kutipan deetzy, tepat seperti rasaku.
Kusadari akan sikapmu, yang kini tak peduli
Jujur aku bingung setengah mati
Begitu cepatkah dewa melupa ??
Bahkan terbesit tuk mengingat kisah ini, aaaaarRgghh ..
Terlalu kau dewa !!!
Ujarku penuh kekecewaan
Sungguh !!!
Kau tak pantas selalu kurindui
Dan tak seharusnya kutangisi sosok yang penuh keegoisan.
Ketika hati mempercayai keyakinan
Seketika itu pula, kumempercayai kebodohan
Serupa itulah aku mempercayaimu.
Hari demi hari berganti
Namun benak ingatku masih saja tentang kamu
Lagi lagi dewa..
Ah mengapa kau selalu memenuhi ruang otakku
Sesulit inikah melupa tentangmu, semakin kuberlari dan menjauh. Bayangmu kian mendekat, begitupun senyummu kian melekat.
Kesepian ini semakin menggila, dikala terkenang saat-saat kebersamaan denganmu.
Tuhan..
Bantu aku menepis belas kasihan
Membunuh semua rasa yang masih tersisa
Hingga tiada lagi yang bernafas dalam ruang jiwa.
Itulah doaku