" Rindu.. Mengapa kau terus menggelayuti relung jiwaku ? Takkah kau iba akan deritaku, yang sesak menahan rindu dikala kumengingatmu "
Itulah jeritan hatiku, kini..
Tak sangkakan
Kita berkenalan
Lalu berhubungan
Lalu kau menghilang
huuffttsss..
Aku beranjak menuju beranda rumahku
Menyendiri tuk menenangkan hatiku
Menatap senja nan kelabu
Arakan mega turut terpaku
Rerintik memeluk pilu
Membuncahlah tangis langitku
Tak terbendung, meruah basahi relung kalbu
Hems udara semakin dingin
Hujan pun kian menderas, seakan akan sang hujan memahami perasaan yang sedang kualami.
Bathinku berucap..
" Wahai hujan.. Genangkan rinduku lewat saluran menuju hatinya, aku ingin ia merasakan rembasan basah direlung jiwanya. Agar ia tersadar bahwa rinduku telah membanjiri ruang hatinya.. "
Untaian syair merindu kudendangkan
Sepoi angin menerpa gerai rambutku yang menjuntai.
Kembali hatiku berbisik
" Butuh waktu berapa lama kuharus menahan rindu ini, sedangkan kamu begitu tenang menghirup setiap hela nafas rinduku tanpa meniupkan kembali kearah peparuku "
Tersadar dari lamunan panjangku
Tak terasa hari mulai gelap
Aku bergegas masuk keruang pembaringan
Merebah dan menatap langit-langit kamar
Hingga kini malam masih menyimpan misteri, atas rindu yang tak terobati. Disini aku berlindung dibawah sayap kata tak bersuara, mencoba membalut luka yang kian menganga.
Aku mungkin akan pupus dalam ingatanmu, namun cintaku tak akan sirna meski terkikis oleh waktu...
Kegelisahan yang tak bertepi
Sungguh, tidak ada yang sanggup memeluk kesendirianku,
Kini kata tak lagi mampu mengurai makna
Hanya lantunan bait rindu suram, terdiam disudut malam
Terpana dan terdiam
Malam ini aku masih saja bercerita tentang kamu
tentang rindu tentang hati yang terpaku.
Aku tak kuasa menahan jemariku tuk berhenti menari diatas lembar kerinduanku.
Kau tau sayang, mata penaku hanya mampu menggoreskan sosokmu juga cintaku yang menggebu.
Lihatlah, beribu aksara tercipta sebagai perantara dari lisan yang tak terungkap.
Karna kutak mampu, berkata-kata.. hanya diam bersembunyi dibalik makna aksara
Dan kamu adalah inspirasi dari setiap eja kata.
" Kini kukembali mengembara didunia tanpa jiwa yang berwarna, pupus rasa terbelenggu akan sosok yang kini sirna. Senyum kebahagiaan yang sempat tercipta, kini terlukis rona luka yang kian melebam. Sejatinya aku menyayangimu sebanyak nadi ini berdenyut, seperti itulah makna cinta dan rinduku. Kini kemana aku harus sembunyikan asa yang telah terejam, akan kah romansa kebahagiaan itu kembali dapat kurengkuh. Tak tertahan rinduku yang kian terbuai, kini menjadi bulir-bulir beku hiasi kilau pandangan. Serupa menanti pelangi disiang hari, hatiku hampa sepeninggalan dirimu. Bayangmu ibarat irama pengisi suara hati, cintamu adalah lantunan syair penyemangat diri. Kau ialah nafas setiap kuhirup dan kuhela.."
Puisi merindu..
Hanya itu yang sanggup aku lukiskan.
" Kepadamu lelaki yang tidak pernah habis aku rindui..bagaimana kabarmu ?? Berilah aku isyarat kalau kau baik-baik saja disana, paling tidak tampakkan bayanganmu agar kegelisahan ini tak lagi meresah sepanjang masa "
Sibaklah kelambu kegelapanku seperti kau menyinari malam-malam sunyiku dengan kehangatan candamu. Jujur aku merindukan kebersamaan itu.
Mengenangmu, puisiku membanjiri rinduku yang gersang. Dan aku tenggelam didalamnya, hingga lelap..
Tanpa terasa mentari pagi menyingsing, kokokan ayam pun terdengar dan membangunkan aku dari peraduan nyenyakku.
Seperti biasa, ketika kutersadar dari tidurku.
Aku kembali mengingat sosoknya, yah Dewa selalu menguasai benak ingatku
Selamat pagi cinta
Apakabar kau disana
Masihkah kau mengingat aku serta rinduku
Hembuskan lah kabarmu bersama sang bayu
Agar aku tenang dalam penantian tanyaku
Paling tidak mengobati rinduku yang mengharu biru
Gumam ku dalam hati,.. Yang tak lelah berharap dewa kembali dalam pelukku.
Aku menyadari..
Perpisahan senantiasa datang tak terelakkan, namun..
Sungguh, kepergianmu adalah kepedihan dihati
Dan kebersamaan denganmu senantiasa kunanti
Duhai yang mengenggam kedamaian
Adakah sejumput asa tuk kebersamaan
Antara kau dan aku ??
Ah pagi-pagi masih saja kubersyair
Melelahkan ketika rindu tak jua terjamah
Yang ada pesakitan dihati yang semakin perih
Ibarat alas kaki
Bayangmu selalu mengiringi
Serupa itulah hadirmu hiasi hari
Kembali menggerutu, tak adil jika hanya kau yang amnesia terhadapku. Sedangkan aku selalu mengingatmu sepanjang waktu
Huuffttss..
" Melupakan adalah hal tersulit dalam hidupku, namun dilupakan sesuatu hal yang sangat menyakitkan bagiku "
" Tiap detik yang kulalui, menjadi begitu sangat berharga. Cinta lah yang telah menyatukan jiwa. Melahirkan rindu yang takkan pernah sirna. Bagiku diri mu adalah segala nya. Hati yang bertahta takkan mendua. Puisi yang kian merindu Pada satu hati hanyalah kamu, Kau lah sandaranku.. Kau adalah nafas dalam setiap helaanku "
Ingatkah kau akan syair itu, dewa..??
Tanyaku dalam hati
Ah mana mungkin dewa mengingat, kini ia telah melupa akan sosokku.
Kembali kugoreskan puisi teruntuknya..
" Ajari Aku,.. "
Mengapa begitu sulit menghapus memory tentangmu
Jiwaku meronta, agar terlepas dari jerat bayangmu
Sesakku menyumbat mulutku
Teriakpun aku tak mampu
Aku lelah akan rasaku
Aku letih mengikuti bayangmu
Kini.. Kemana, harus kusandarkan laraku
Sedikitpun kau tak indahkan gundahku
Kurajuk malam bersama sunyi
Sekedar mencumbui bayang ilusi
Teringat pertama kali kau sapa hati
Kau bawa sejuta warna hiasi hari
Kini kau beranjak pergi
Tanpa menghapus rasa, yang kau ciptakan dalam diri
Kau ajari aku mencintai
Kau ajari aku menyayangi
Kini.. Tolong bantu aku...
Ajari aku tuk amnesia..
Itulah lantunan akhirku, dipagi hari
To be continue..