part 8

193 14 3
                                    

Gak terasa gue disekolah ini sudah satu bulan.gue sudah mulai akrab dengan semua siswa yang ada di kelas gue.gue seneng bisa sekelas sama mereka, mereka itu orangnya asik dan konyol,kecuali satu siswa yang songongnya minta ampun.yaitu Rafa Mahendra Kameswara.

Hari ini kelas gue sedang berlangsung pelajaran IPA,menurut gue pelajaran ipa itu membosankan, eh maksudnya gurunya yang membosankan pelajarannya sih tidak.

"Siang anak-anak"sapa pak guru

"Siang pak "jawab kami serentak.

"Baik ,bapak akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang".seru pak guru.sedangkan semua siswa asik mengobrol."kalian dengar atau tidak? "Tanya pak Tanto garang yang langsung membuat kami semua terdiam."kalian akan melakukan kerja kelompok, dan kalian harus mengumpulkan tugas itu sebelum UTS hari senin besok."ucap pak Tanto tegas.

"Ini kalian yang pilih sendiri atau bapak yang pilihin?".tanya pak Tanto tegas.

"pilih sendiri pak"jawab kaum cewe.

"Bapak yang pilihin"jawab kaum cowo.

"Baik, bapak saja yang membaginya"putus pak guru.

"Yah bapak kok gitu"seru kaum cewe yang kecewa.

"Whuuuu"sorak kaum cowo yang bersorak kemenangan.

"Bapak baginya sesuai tempat duduk kalian"putus pak Tanto yang membuat gue lemes ditempat.
"Sudah bapak bagikan kelompoknya?"tanya pak Tanto.

"Sudah pak"jawab kami serentak.

"Tunggu apa lagi, cepet bergabung dengan kelompoknya"printah pak Tanto tegas.
Gue pun bergegas menuju kelompok gue yang dibentuk oleh guru rese.

"Kenapa muka lo syil, jelek amat"seru Dini.

"Apaan sih lo Din, gue males tau kelompok bareng nih cowo "seru gue sambil menunjuk Rafa.

"Nggak usah gitu lo syil, nanti lo suka lagi sama dia"

"Amit-amit bajang bayi "ucap gue sambil mengetok meja didepan gue.

"Hahaha, apa salahnya kan syil, Rafa juga ganteng kok"seru Dini yang tidak hentinya tertawa."bercanda kok syil, jangan ngambek napa kan ada gue di kelompok lo"bujuk Dini yang gue balas dengan menganggukkan kepala.

"Nanti kita ngerjainnya di rumah siapa nih "tanya Marco yang termasuk kelompok gue.

"Hmm kalau dirumah gue ada acara keluarga, jadi nggak bisa dirumah gue "jawab Dini

"Sedangkan rumah gue lagi kedatangan tamu penting dari kantor bokap "ucap Marco.

"Rumah gue aja kalau begitu "usul gue yang dibalas mereka dengan anggukan kepala.

***

Bel pulang telah berbunyi, membuat gue bersyukur telah menyelamatkan otak gue yang pas-pas dari pelajaran Matematika.

"Din lo pulang bareng gue aja, jadi lo nggak perlu pulang balik kerumah gue "usul gue pada Dini.

"Boleh juga tu syil, nanti kan kerja kelompok dirumah lo jadi nggak ngerepotin gue untuk pulang balik"balas Dini.

"Mar lo udah tau kan dimana rumah gue, jangan bilang nanti lo nyasar"ledek gue.

"Lo fikir gue ini anak kecil apa! "Balas Marco kesal.

"Eh lo Rafa, tau nggak rumah gue dimana? "Tanya gue ke Rafa yang di jawab hanya gelengan.
"Mana nomor telpon lo, nanti gue kirimin alamat rumah gue"seru gue pada Rafa yang segera mengambil kertas dan menulis nomor teleponnya.

first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang