part 10

206 9 0
                                    

Bagaimana ceritanya? Butuh saran nih ...
Oh iya, baca ceritaku yang judulnya 'Kakak kelas '
Ditunggu vote and comment :)


"Ngapain kalian? "Terdengar suara datar dari arah pintu kelas, sontak membuat kami menoleh kearah suara, dia adalah Rafa.

"Bukan urusan lo "jawab mereka sengit. "Tentu saja ini urusan gue, kalian mengganggu kenyamanan siswi yang ada di sekolah bokap gue"balasnya tak kalah sengit.

"Terus lo mau apa? Mau nyelamatin Syilla?"tanya Dio dengan menyunggingkan senyum miringnya.

"Iya, emangnya kenapa? "Tanyanya."kenapa lo peduli sama Syilla? Biasanya lo tidak peduli sama siswi sekolah ini yang gue ajak main"balas Dio dengan senyum devilnya yang membuatnya semakin marah.

Tiba-tiba tangan gue ditarik dengan cepat oleh Rafa yang membuat tangan Rey dan Dio terlepas dari pergelangan tangan gue."gila nih cowo, kuat banget tariknya"batin gue yang masih ditarik Rafa keparkiran sekolah.

"Masuk"perintahnya setelah membukakan pintu mobilnya yang membuat gue heran. "Cepat masuk"ucapnya dingin yang membuat gue mau tidak mau menurut padanya.

Sepanjang perjalanan kami hanya saling diam yang menciptakan suasana canggung.

Tidak tahan dengan keheningan ini, gue akhirnya membuka bicara antara kami. "Btw, thanks ya "ucap gue ragu.

"Buat? "Tanyanya yang masih fokus pada jalan yang tidak terlalu padat. "Buat lo yang nolongin gue,jadi lo mau apa dari gue sebagai tanda terima kasih? "Tanya gue yang membuatnya melihat gue dengan dahi yang berkerut.

"Maksudnya? "Tanyanya tidak mengerti maksud gue."jadi begini, sebelum lo selamatin gue dari mereka, sebenarnya gue sudah mengucapkan janji untuk siapapun yang nolong gue, gue akan kabulin permintaan orang yang nolongin gue "jelas gue panjang lebar.

"Karena gue yang nyelamatin lo, berarti gue bisa minta apapun dari lo, gitu? "Lanjutnya yang gue balas dengan anggukan.dia memberhentikan mobilnya di tepi jalan dan terlihat berpikir.

"Bener lo akan kabulin semuanya? "Tanyanya tidak yakin."kalau tidak percaya, yaudah"katak gue pelan.

"Gue minta______"ucapnya menggantungkan perkataannya yang membuat gue menahan nafas sejenak.

"Lo jadi pacar gue"lanjutnya cepat tapi tersirat keseriusan darinya."what?yang benar aja lo Raf, nggak ada yang lain napa? Ucap gue memelas.

"Kalau lo nggak mau, berarti janji lo itu palsu"ucapnya datar."ok, gue terima"ucap gue pasrah, karena gue tidak pernah melanggar janji yang gue buat.

"Jadi,sekarang lo pacar gue "ujarnya tegas dan langsung memberikan gue senyum yang hangat .

***

Sekarang gue lagi merutuki kebodohan yang baru gue buat, yang membuat gue terjebak yang namanya pacaran. Jujur saja, gue sama sekali tidak tahu dalam hal begituan karena selama ini, gue hanya fokos pada sekolah tidak untuk yang lain-lain .

"Arrggh...."geram gue disaat kepikiran dengan peristiwa tadi.Dan beberapa menit kemudian ponsel gue berbunyi yang menandakan ada pesan masuk.

+6296××××××××

Besok gue jemput lo sekolah.

"Nomor yang tidak dikenal?ini siapa? "Gumam gue heran sambil melihat nomor itu untuk diingat.

Karena tidak kunjung mengingat nomor tersebut, gue tak ambil pusing tentang pesan itu dan segera pergi ke alam mimpi gue.

first LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang