Angin sore berhembus sangat kencang,menggoyangkan beberapa helaian rambut sang gadis yang tak terkuncir. Badai terus menerpa wajahnya bersamaan dengan hujan yang semakin deras. Namun gadis tersebut tak kunjung berdiri dari posisinya. Ia bahkan terlihat seperti menikmatinya.
Dipojok taman terdapat satu pohon besar yang mampu melindungi dirinya dari panasnya terik matahari dan derasnya hujan. Tempat tersebut hingga sekarang masih akan selalu menjadi tempat persembunyiannya. Bersembunyi dari kejamnya dunia yang tak ia tahu menginginkan apa dari sosoknya yang lemah.
Yah,orang-orang selalu beranggapan bahwa dia adalah wanita yang lemah,freak,paranoid,menyeramkan,bahkan mungkin..gila. Namun gadis yang masih asik dengan posisinya di bawah pohon tersebut tak pernah memperdulikan omongan-omongan pedas yang sering keluar dari bibir siswa dan siswi lainnya. Menurutnya itu semua tak lebih penting daripada menghitung banyaknya daun-daunan yang masih berwarna hijau di pohon lebat tersebut.
Cukup lama hujan mengguyur bumi hingga mengakibatkan becek dimana-mana. Bahkan aroma tanah yang bercampur airpun tercium lebih jelas. Gadis tersebut seketika berdiri dari duduknya. Tanpa melepas headphone yang berada dikepalanya,ia dengan segera membawa tasnya ke punggungnya yang terbilang cukup tegap. Lalu dengan langkah yang pasti ia meninggalkan taman tersebut. Taman belakang sekolahnya.
***
Di pagi hari yang cerah ini,tiba-tiba terjadi keriuhan di SMA NEGERI 1 BANDUNG. Bukan karena tawuran atau semacamnya,namun karena jeritan-jeritan siswi yang berkumandang di sepanjang koridor.
Entah apa yang terjadi,tapi yang jelas seorang lelaki dengan paras tampan seketika mampu menghipnotis para wanita yang ia lewati dikoridor tersebut.
Namun tiba-tiba suasana yang riuh tersebut tergantikan oleh keheningan ketika terdengar sesuatu yang terjatuh. Ternyata diujung koridor,terdapat seorang gadis dengan headphone putih yang bertengger dilehernya sedang terjatuh di bawah seorang lelaki yang sedang menunjukkan ekspresi kesalnya.
Dengan satu hentakan gadis tersebut berdiri dengan tergesa-gesa. Ia lalu menatap lelaki yang membuatnya jatuh tersebut,dengan tatapannya yang tajam sebelum ia kembali memakai headphonenya dan meninggalkan orang-orang yang berada di koridor tersebut yang tengah menatapnya dengan tatapan merendahkan. Lagi-lagi ia harus menyumpal telinganya dengan alunan musik yang lebih menghargainya.
Ditengah koridor tersebut,terlihat seorang lelaki tampan yang tak henti-hentinya memperhatikan gerak-gerik wanita tersebut dengan tatapan yang menyiratkan penuh pertanyaan dan kebingungan.
Tapi itu tak berlangsung lama,sebab tepukan dipundaknya seketika menyadarkannya dari fikirannya.
"Weitssss bro! You're comeback!" Ucap seorang lelaki jangkung dengan rambut yang acak-acakan sembari merengkuh pundak lelaki tampan tersebut.
"Lo kenapa?" Tanyanya lagi ketika menyadari bahwa lelaki tampan tersebut hanya membalas ucapannya dengan senyum yang dipaksakan.
Dia menggeleng. Sekali lagi tak bersuara. Lelaki itu hanya terus diam dengan tatapan kosongnya. Menatap lurus dengan fikiran yang bercabang kemana-mana. Entah kenapa fikirannya tak bisa berhenti memikirkan sosok yang sedari tadi terbayang dikepalanya.
"Yash? Lo baik-baik aja kan?" Ucap lelaki jangkung itu sekali lagi yang mampu menyadarkan Yasha dari fikirannya.
"Gue baik-baik aja Ger! Cuma dia yang lagi nggak baik." Jawab Yasha yang terdengar seperti gumaman.
"Hah? Dia? Dia siapa?" Tanya Gerry lelaki jangkung tersebut dengan sedikit meninggikan volume suaranya agar tak termakan oleh suara-suara jeritan yang masih berlangsung di sepanjang koridor tersebut.