Tak terasa sebentar lagi olimpiade tersebut akan segera dimulai. Tiap hari tak pernah luput dua insan tersebut untuk terus belajar dan mengasah otak mereka masing-masing.
Tak jarang pula terjadi perdebatan diantara mereka dikala keduanya mengeluarkan pemikiran masing-masing. Perbedaan pendapat membuat mereka harus ekstra sabar untuk mengontrol diri agar perdebatan tersebut tak akan terulang di hari berikutnya.
Seperti hari ini,saat dimana olimpiade sudah ada didepan mata. Hanya perlu menghitung hari,keduanya sudah harus dihadapi dengan kenyataan. Yah,dua hari lagi.
Hari ini,Yasha dan Mecca memilih untuk belajar di perpustakaan sekolah. Sebab jika harus kembali ke rumah akan membuang banyak waktu dan tenaga. Maka dari itu mereka memilih untuk belajar setelah bel pulang berbunyi.
"Yash! Buruan!" Ucap Mecca dengan intonasi yang cukup tinggi ketika melihat Yasha berjalan dengan santainya mendekati perpustakaan.
"Kenapa harus buru-buru sih Mec?" Tanya Yasha ketika mereka berjalan beriringan memasuki perpus.
"Gue gak mau pulang telat!" Jawab Mecca datar.
"Ckckck! Masih datar aja lo sama gue,kapan sih lo bisa berubah." Gumam Yasha yang masih bisa terdengar ditelinga Mecca.
"Gue gak bisa berubah! Emangnya gue power rangers?"
"Hahaha! Lucu lo!"
"Tapi sebenarnya lo bisa berubah kok. Dari yang cuek,jadi lebih peduli. Yang tadinya jutek,bisa jadi lebih ramah. Yang tadinya dingin,lo bisa jadi lebih hangat. Dan yang terpenting nih dari semuanya. Yang tadinya lo begitu tertutup,bisa jadi orang yang lebih terbuka. Supaya setiap lo ada masalah nih,lo bisa cerita. Lo bisa bagi masalah lo,yahh itung-itung lo gak bakal merasa sendiri menghadapi masalah itu. Iyakan?"
Mecca terdiam setelah mendengar ucapan Yasha. Menurutnya,apa yang dikatakan oleh Yasha adalah 100% benar. Tapi cuma dirinya yang susah untuk melakukan semua itu.
"Udah! Gak usah difikirin,gue gak ada maksud buat lo kepikiran kok. Gue cuma mau,lo lebih terbuka sama gue. Setiap lo ada masalah,lo harus cerita sama gue. Gue janji selalu ada disamping lo! Yah?" Ucap Yasha lembut sembari mengelus rambut panjang Mecca yang sengaja dikuncir.
Mecca mengangguk. Ia tersenyum simpul sembari menatap hazel eyes milik Yasha. Begitu pula dengan lelaki tersebut,dengan damainya ia menatap bola mata berwarna abu-abu milik Mecca. Seakan-akan mata mereka dapat menghipnotis satu sama lain.
Lama mereka saling berpandangan,sampai sebuah dehaman membuat mereka tersadar. Seketika rasa canggung dan salah tingkah menghampiri mereka. Tak tau harus berkata apa dan juga berbuat apa.
"EKHM! Gue masih disini!" Ucap seseorang itu lagi.
Yasha mendongak,melihat siapakah gerangan yang telah mengganggu kegiatan keduanya. Ia lalu berdecak kesal ketika mengetahui bahwa orang tersebut,tak lain tak bukan adalah sahabatnya sendiri. Yah siapa lagi,kalau bukan Gerry.
"Ck! Apaan sih lo? Ganggu orang aja?"
"Hah? Gue ganggu?" Tanya Gerry dengan wajah innocentnya.
"Aelah! Pake nanya segala lagi! Lo ngapain disini?"
"Yah! Gue nyariin lo lah.."
"Nyariin gue? Ngapain?"
"Mau minta susu! Yah gue ada perlu lah..gimana sih lo Yash?"
"Perlu? Perlu apaan?"
"Ehh ituuu..gue mau nebeng dong sama lo,hihi."
"Nebeng? Maksud lo?"