Satu bulan telah terlewati. Keadaan SMA NEGERI 1 BANDUNG sedang dihebohkan dengan kabar bahwa akan diadakannya olimpiade khusus untuk kelas 12 sebelum 5 bulan menjelang Ujian Nasional.
Selama satu bulan itu,Yasha dan Mecca tak pernah saling bertegur. Mecca selalu mencoba untuk menjauh dari Yasha.Yasha yang juga tak tau apa-apa hanya bisa merasa pasrah dengan sikap Mecca kepadanya.
Dari kejauhan terlihat sang kepala sekolah yang sedang berjalan dengan gagahnya menghampiri Yasha yang sedang duduk termenung di dalam ruang musik.
"Yasha?"
"Eh pak Vandy! Ada apa pak?" Ucap Yasha tersadar.
"Kamu gak apa-apa?"
"Saya nggak apapa pak! Memangnya kenapa?"
"Boleh kita bicara sebentar diruangan saya?"
"Oh tentu saja boleh pak!"
"Yah sudah! Mari.."
"Iya pak!"
Yasha dan sang kepala sekolah akhirnya berjalan beriringan menuju salah satu ruangan yang berukuran cukup besar tersebut. Di depan pintu ruangan itu terdapat tulisan "R.Kepala Sekolah".
Mereka masuk sembari berbincang-bincang. Setelah berada didalam,ruangan tersebut terasa sangat hening. Namun ternyata didalam ruangan itu,telah terdapat seorang wanita berkuncir kuda yang sedang duduk manis di salah satu kursi yang tepat berada didepan meja kerja sang kepala sekolah.
"Selamat siang nona! Maaf membuatmu menunggu.." ucap sang kepala sekolah sembari mempersilahkan Yasha untuk duduk di sebelah siswi tersebut.
"Loh? Mecca?" Ucap Yasha dengan mimik terkejut.
Mecca tak menggubris ucapan Yasha. Ia hanya menoleh sebentar lalu kembali mengalihkan pandangannya. Ia lalu menggeser sedikit kursinya menjauh dari kursi Yasha. Sepertinya ia benar-benar sedang tak ingin tau apapun dari lelaki tersebut.
"Hufftt!! Oke,mungkin saya akan lansung to the point saja. Maksud dan tujuan saya memanggil kalian kesini adalah,saya ingin kalian berdua menjadi perwakilan dari SMA 1 BANDUNG untuk mengikuti olimpiade yang akan diselenggarakan minggu depan." Jelas pak Vandy dengan nada yang cukup tenang,walaupun sebenarnya hatinya sedikit merasa gusar.
"Hah? Apa? Saya dan dia? Berdua?" Protes Mecca.
"Iya. Kenapa?"
"Memangnya harus Yasha yang jadi partner saya?"
"Iya nona Meccanilla! Hanya kalianlah yang selama ini mampu mengikuti olimpiade. Tak ada yang lain yang mampu. Jadi saya harap kalian berdua dapat menerima keputusan saya. Dan berusahalah mulai sekarang agar kalian bisa memenangi olimpiade kali ini."
"Baik pak! Terimakasih banyak atas kepercayaan yang telah pak Vandy berikan pada kami berdua. Doakan kami agar dapat bekerja sama dengan baik di olimpiade kali ini." Ucap Yasha dengan tenang.
Pak Vandy tersenyum setelah mendengar ucapan Yasha yang membuatnya merasa sedikit lega walaupun perasaan gelisah iu belum sepenuhnya hilang dari hatinya.
"Kalau begitu kami permisi pak. Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih."
"Sama-sama Yash!" Jawab pak Vandy sembari tersenyum.
"Ayo Mec!" Ucap Yasha sembari menoleh kepada Mecca yang sedari tadi hanya bisa terdiam.
Mecca mendongak ke arah Yasha yang telah berdiri sembari menarik pelan sebelah tangannya. Dia yang tak ingin berlama-lama di ruangan tersebut pun,akhirnya memilih untuk mengikuti ajakan Yasha.