4

34 5 0
                                    

Di bawah pohon yang cukup rindang tersebut,terdapat seorang wanita yang sedang memejamkan matanya sembari sesekali bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang terpasang di earphone putihnya.

Bahkan saking asiknya dengan apa yang ia lakukan. Ia sampai tak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya secara terang-terangan.

Seseorang itu Yasha. Sedari tadi ia hanya bisa tersenyum,sembari memandang wajah wanita cantik itu yang sampai saat ini belum merasakan kehadirannya.

Merasa tak sabar. Yasha pun akhirnya memilih untuk melepas salah satu earphone dari telinga sang wanita. Dan seketika wanita itupun terkejut ketika merasa bahwa ada seseorang yang berdiri didepannya,setelah ia membuka mata dan mendapati sepasang sepatu berwarna putih milik orang tersebut.

Wanita itu mendongak,ingin mengetahui siapakah gerangan yang telah menggangu jam pulangnya. Namun belum sempat ia memarahi orang tersebut,ia malah kembali menunduk sembari berdiri dari posisinya.

"E-elo?" Ucapnya gugup.

"Kenapa? Kok lo gugup gitu setelah ngelihat gue?" Tanya Yasha yang langsung dijawab gelengan dari wanita tersebut.

"Haha! Meccanilla lo gak perlu gugup gitu dekat gue. Bahkan lo terlalu pintar untuk gue taklukkan. Ada apa?"

Tiba-tiba Mecca mendongak dan menatap wajah Yasha,saat ia mendengar lelaki tersebut menyebut namanya dengan lancar. Kenapa lelaki itu mau menyebut namanya,sedangkan ia saja tak pernah mau menyebutnya. Seakan-akan wanita tersebut merasa jijik dengan namanya sendiri.

"Kenapa? Kaget? Terkejut karena akhirnya gue tau nama lo?" Tanya Yasha lagi yang masih dijawab gelengan dari Mecca.

"Ternyata benar yah? Lo itu sosok wanita yang sangat cuek,dingin dan misterius. Ngomong aja lo susah,bingung gue?"

"Tuhan sengaja ngasih mulut buat lo,supaya lo bisa ngomong. Kalo lo diem terus dan gak maanfaatin mulut lo,itu artinya lo nggak bersyukur sama apa yang udah Tuhan kasih ke lo."

"Dan lo gak boleh kayak gitu! Karena lo adalah makhluk Tuh--"

"STOP!" Ujar Mecca dengan nada yang cukup tinggi yang mampu membuat ucapan Yasha terpotong dan sekaligus mengagetkan sang lawan bicara.

"Udah ngomongnya?"

"Satu hal yang harus lo tau TUAN YASHA REDILAN! Gue sama sekali gak pernah nyia-nyiain apa yang udah Tuhan kasih buat gue. Dan gue selalu mencoba bersyukur dengan apa yang terjadi sama gue. Tapi satu yang harus lo pahami! Mau mulut gue ini diam,atau ribut sekalipun. Itu bukan urusan lo!" Bentaknya kali ini dengan tangan yang mengepal.

"Lo nggak tau apa-apa tentang gue! SE-DI-KIT-PUN! Lo hanya orang baru,yang SOK mengenal gue! Lo hanya orang baru,yang selalu mengganggu ketenangan gue! Elo hanya--"

"Arghh!!"

Tak ada ucapan setelah itu. Mecca hanya berbalik memunggungi Yasha sembari mengemasi barang-barangnya. Lalu ia menggendong tas ranselnya,sebelum ia kembali menatap mata Yasha dengan tatapan tajamnya.

"Oh iya! Satu lagi yang hampir gue lupa. Mulut,juga bukan diciptain untuk menghujat orang lain sesuka hati lo. Tetapi mulut,diciptain agar lo bisa menjaga ucapan lo dan menelaah setiap kata yang akan lo keluarin. Percuma lo punya mulut,kalo pada ujungnya mulut lo itu juga yang bakal menjerumuskan lo ke suatu tempat yang sama sekali nggak lo inginkan. Camkan itu TUAN YASHA REDILAN!"

Dengan satu hentakan,Mecca berjalan dengan cepat sembari kembali memasang earphonenya. Mengatur nafasnya sembari mencoba untuk menenangkan hatinya yang seketika dilanda gelisah. Meninggalkan Yasha yang masih berdiri sembari terdiam tak tau harus berkata apa.

Bahkan sampai sekarang,Yasha masih tak menyangka. Bahwa orang yang baru saja membentaknya adalah wanita yang pertama kali membuatnya harus tersenyum sepanjang hari walaupun hanya sekedar menyebut namanya di dalam hati. Meccanilla.

***

Ternyata perdebatan diantara mereka terdengar hingga ke koridor. Menyebabkan para siswa-dan siswi yang belum pulang memilih untuk menonton adegan panas tersebut.

Siswa-siswi yang iseng pun sengaja merekam aksi keduanya lalu mempostingnya ke media sosial masing-masing dengan caption "controversy between most wanted and crazy girl..".

Bahkan kejadian itu terdengar hingga ke telinga sang kepala sekolah. Dan ia berencana akan memanggil Mecca ke ruangannya untuk menjelaskan kebenaran kejadian tersebut. Karena sekiranya ia tak mungkin memanggil Mecca sekarang,sebab saat ini telah menunjukkan waktu berakhirnya sekolah.

"Ciee..ternyata sekarang udah ada yang berani bentak-bentak Yasha yah? Padahal nih,kepsek aja nggak berani tuh,takut dipecat pasti. Gimana kalo dia yah? Pasti udah dikeluarin dari sini."

"Yah biarin aja lah kalo dia keluar dari sini. Kan malah bagus!"

"Setuju!"

Itulah yang sedari tadi terdengar di telinga Mecca saat ia melewati koridor menuju gerbang sekolah. Bahkan tak bisa ia pungkiri,bahwa ia juga merasa takut jika harus dikeluarkan dari sekolah ini.

Ia sungguh tak bisa membayangkan bagaimana reaksi kedua orang tuanya jika mengetahui ia dikeluarkan dari sekolah karena telah membentak seorang siswa baru.

Yah,Mecca memang belum mengenal Yasha seutuhnya. Ia belum tau,siapa sebenarnya seorang Yasha. Dan apa pengaruhnya bagi SMA NEGERI 1 BANDUNG tersebut. Yang ia ketahui tentang Yasha hanya sedikit. Ia hanya tau bahwa siswa yang telah ia bentak tadi adalah seorang siswa baru,yang dari awal masuk sekolah selalu diselingi oleh jeritan-jeritan siswi disekolah ini. Dan siswa itu bernama Yasha Redilan.

Yah,hanya itu.

---------------------------------------------------------------

Y and MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang