"Lo tadi darimana Yash?" Tanya Gerry ketika bel istirahat telah berbunyi.
"Heh? Gue?"
"Iyalah elo!"
"Gak dari mana-mana kok! Gue daritadi disini terus! Lo jangan ngaco ahh.."
"Ck! Maksud gue,tadi pagi itu lo kemana? Gue lihat,lo nyeret si cewek nerd itu deh!"
"Namanya Mecca,Ger..."
"Gue gak peduli sama namanya! Yang punya nama aja,gak pernah peduli."
"Hhh! Lalu..?"
"Ck! Gini aja deh,intinya lo tadi nyeret si MECCA itu kemana?"
"Loh? Sejak kapan seorang Gerry Widratama jadi kepo gini sih? Atau jangan-jangang elo.."
"Ishh! Apaan sih lo Yash! Jangan ngomong sembarangan deh lo!" Potong Gerry.
"Loh? Kok lo bisa bilang gitu sih? Padahal gue belum selesai ngomong loh Ger.."
"Because,I know you so well Mr.Yasha Redilan!"
"Hahaha!!!"
"Oh iya Yash,kantin yuk?"
"Eh iya,ayo ayo!"
"Lo neraktir kan?" Tanya Gerry ditengah perjalanan sembari merangkul Yasha.
"Elo kalo makan aja,gue yang bayarin! Eddann lo!"
"Hehe!" Cengir Gerry yang membuat Yasha hanya bisa terdiam sembari tersenyum simpul.
***
"Mecca?"
Merasa ada yang menyebut namanya,Mecca seketika menghetikan kegiatan makannya lalu mendongak ke arah sang pemanggil tersebut.
"Y-yasha? Lo kok--?
"Gue boleh duduk sini?" Tanya Yasha to the point.
"E-ehhh...gimana yah?" Ucapnya ragu.
Dengan sabar Yasha mencoba menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut sang lawan bicara. Di kedua tangannya sudah terdapat sepiring nasi goreng dan segelas es jeruk.
"Gimana?"
"Hmm..i-iya!"
"Iya?" Ucap Yasha mengulang.
"Iya boleh!"
"Oh oke thanks!" Ucap Yasha dengan senyum lebar diwajahnya sambil menaruh makanannya di atas meja.
"Gue gak ganggu makan lo kan?" Tanya Yasha ketika ia telah duduk dan siap menyantap makanannya.
"Ng-nggak kok Yash!"
"Ohh..syukurlah! Ayo makan! Jangan sampe kehadiran gue disini,jadi nunda acara makan lo. Padahal,tadi gue lihat lo lahap banget."
"Hhh! Iya gue makan!"
"Nah gitu dong!"
"Woy? Ada yang ngeliat Yasha nggak?" Teriak seseorang dengan lantang sembari menyapu pandangannya ke setiap penjuru kantin.
"Loh? Bukannya itu teman lo yah?"
"Hehe,iya!"
"Dia kok bisa yah nggak ngelihat lo disini?"
"Karena pastinya kedua bola matanya itu gak bakal mencari gue ke pojok kantin. Sebab dia tau,gue nggak mungkin ada disini. Apalagi saat ini gue lagi makan bareng cewek tercantik di sekolah."
Ucapan Yasha tersebut seketika mampu membuat gerakan tangan Mecca terhenti. Entah kenapa,ia tiba-tiba merasakan gelenjar panas diarea kedua pipinya ketika mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh lelaki yang sedang berada didepannya tersebut.
"Kenapa? Kok diem?"
"Hah? Ng-nggak kok!"
"Nggak gimana? Tuh lihat,pipi lo merah!"
"Apaan sih lo! Jan ngaco deh!" Elak Mecca datar.
"Nggak ngaco kok Mec!"
"Woyy ada yang ngelihat Yasha gak sih? Lo semua pada gak punya mata,telinga sama mulut,apa? Hah?" Teriak orang itu lagi yang berhasil mengurungkan niat Mecca untuk membalas ucapan Yasha.
"Santai kali Ger!" Ucap salah satu siswa yang langsung mendapat pelototan dari Gerry.
"Dia itu..sahabat lo?" Tanya Mecca datar yang hanya dibalas anggukan oleh Yasha.
"Bukan hanya sahabat,tapi dia udah gue anggap seperti saudara gue sendiri."
"Dia yang waktu itu nabrak gue pas pertama kali lo datang!"
"Yah gue tau itu Mec! Dan lo harus tau,setelah lo pergi gue langsung ngomelin dia."
"Hah? Ngomelin dia? Kenapa?"
"Gue gak suka ngelihat dia nabrak lo,trus dengan seenaknya dia gak minta maaf."
Jawaban Yasha kali ini mampu membuat Mecca kembali terdiam. Seketika hatinya menghangat saat mendengar penegasan dari setiap kata yang ia keluarkan.
"Gak suka?"
"Iya gak suka!"
"Gue gak suka aja ngelihat orang yang udah gue anggap saudara gue sendiri,malah berperilaku buruk sama orang lain. Gue mau dia jadi anak yang baik-baik Mec!" Lanjutnya.
Nyess!
Dan saat itu juga,Mecca seketika merasakan sebuah beban berat yang jatuh tepat dihatinya. Ia tiba-tiba merasa kecewa dan tak terima dengan apa yang diucapkan oleh Yasha. Mematahkan semua perasaan yang telah ia coba untuk yakini.
'Gak! Gak mungkin! Emangnya dia siapa sih? Dia hanya orang baru yang datang dikehidupan gue! Gak mungkin secepat itu. Gue bukan tipe wanita yang mudah untuk jatuh hati! Gak! Ini gak bener!' Batin Mecca berteriak.
Mecca mencoba meyakinkan dirinya. Ia mengambil nafas dalam-dalam,sebelum menghembuskannya dengan cukup kasar. Membuka perlahan matanya setelah lama terpejam,untuk meyakinkan perasaanya.
"Lo gak apapa Mec? Lo sakit?"
"Hmm gue,gue gak apapa Yash! Gue baik-baik aja kok!"
"Ohh syukur deh!"
"Oh iya! Gue udah selesai nih. Gue duluan!" Ucap Mecca sembari berdiri dari posisinya.
"Dan satu lagi,lo benar-benar sahabat yang baik untuk sahabat lo!" Ucap Mecca pelan sembari menepuk pundak Yasha pelan dan segera meninggalkannya.
"Ger!? Gue disini!!" Teriak Yasha setelah punggung Mecca menghilang dari gerbang kantin.
"Woy disitu lo rupanya!" Ucap Gerry sembari menunjuk Yasha,yang hanya bisa menunjukkan ekspresi tengilnya.
"Sialan lo Yash! Kok lo ninggalin gue sih? Jadinya gue bayar sendiri deh. Dan kok gue gak ngelihat lo disini yah?"
"Udah makan makanan lo cepetan! Pertanyaan lo gak ada yang penting-penting amat!"
"Kualat lo sama gue!"
"Boddo ammatt!!"
"Njerr!"
---------------------------------------------------------------------------