5

32 4 0
                                    

"Mecca! Mecca! Tunggu Mec!"

Merasa terpanggil,Mecca yang baru saja keluar dari toilet menoleh ke arah asal suara yang meneriaki namanya sedari tadi. Ia lalu mendapati seorang siswa berkacamata yang sedang berdiri dengan simpuhan tangan di kedua lututnya. Ia berada tepat tiga meter dibelakang Mecca.

"Huftt!! Udah dari tadi gue manggil-manggi lo Mec! Dan lo baru ngedengar. Huh! Capek guee.." Eluh lelaki tersebut sembari berjalan tertatih mendekati Mecca yang masih dilanda kebingungan.

"Lo dipanggil pak Vandy di ruangannya."

"Hah? Gue?" Tanya Mecca tak yakin.

"Iya elo! Buruan Mec,nanti gue diomelin sama Raka."

"Raka?"

"Ishh! Iya Raka! Dia yang tadi nyuruh gue buat sampein ini ke lo. Soalnya dia gak mau,kalo dia yang nyampein amanah pak Vandy ke lo."

"Ck! Dasar yah! Katanya siswa-siswi disini anak-anak yang menjunjung tinggi kesopanan. Tapi nyatanya nggak sama sekali." Ujar Mecca pelan sembari meninggalkan lelaki tersebut yang hanya bisa terdiam.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Terdengar suara berat yang berasal dari dalam ruangan.

Karena telah dipersilahkan oleh sang pemilik,akhirnya dengan langkah yang cukup pasti Mecca berjalan memasuki ruangan kepala sekolah tersebut.

Walaupun sebenarnya ia merasa ragu,namun ia berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa tak akan terjadi sesuatu yang buruk kepadanya.

"Bapak manggil saya lagi?" Tanya Mecca dengan tampang datarnya.

"Haha,lagi? Iya saya manggil kamu lagi. Ayo duduk!"

"Kamu buat masalah lagi?" Tanya pak Vandy to the point.

"Hah? Lagi? Bahkan selama ini,saya gak pernah sekalipun buat masalah di sekolah ini." Jawabnya dingin.

"Masa sih kamu gak pernah buat masalah? Trus selama ini laporan-laporan siswa yang datang,apa namanya kalo bukan masalah?"

"Hhh! Malah saya yang diberi masalah disini. Bapak nggak tau apa-apa,anda kan kerjanya cuma diruangan ini terus. Bahkan saya jarang melihat anda keluar dari kandang bapak. Lalu bagaimana anda bisa tau,yang mana membuat masalah dan yang mana diberi masalah?"

"Haha,jawaban yang terlalu sempurna nona Meccanilla.."

"Stop! Harus berapa kali saya katakan BAPAK EFVANDY YANG TERHORMAT,tolong jangan menyebut nama itu! Itu terdengar terlalu menjijikkan di telinga saya. Kalo memang tidak ada yang penting,mungkin saya bisa keluar sekarang."

"Saya belum menyuruh kamu untuk keluar nona! Saya saat ini membutuhkan penjelasan kamu tentang video ini." Ucap sang kepala sekolah sembari menunjukkan hasil rekaman salah satu siswa yang melihat perdebatan itu kemarin.

"Bisa kamu jelaskan apa maksud dari video ini?"

"Apa yang perlu dijelaskan? Disitu bahkan sudah sangat jelas,bahwa saya dan murid baru itu sedang berdebat. Walaupun sepertinya saya terkesan lebih membentak."

"Murid baru? Apa kamu tidak salah? Bahkan dia adalah siswa lama disini."

"Siswa lama? Saya bahkan baru melihatnya kemarin,bagiamana bisa anda mengatakan kalau dia--"

"Dia memang sempat pindah sementara ke luar negeri. Tetapi ia kembali ke sini. Kamu tau,dia adalah siswa yang sangat berprestasi disini. Dia yang selalu menjuarai olimpiade. Dan dia telah mendapatkan ranking 1 utama di sekolah ini. Apa kamu tidak tau?"

Y and MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang