2

56 9 0
                                    

Wanita itu hanya diam tak berkutik. Sedari tadi bola matanya tak henti-hentinya bergerak kesana kemari sibuk mencari jawaban. Bibirnya terkatup rapat sembari memilin jarinya.

"Gu-gue.."

Yasha yang sedari tadi menyadari keresahan pada wanita tersebut hanya menaikkan sebelah alisnya. Bahkan kesabarannya hampir habis jika ia tak mengingat bahwa orang yang ada didepannya ini adalah wanita misterius yang membuatnya harus berfikir seratus kali.

"Gu-gue.."

"Gue apa sih?" Tanya Yasha menahan emosi.

"Gu-gue.."

Wanita itu kembali terdiam. Masih mencari jawaban apa yang paling terbaik untuk ia berikan kepada sosok lelaki yang bahkan sudah menyita waktunya di saat mereka baru saja bertemu.

"Gue..gue gak tau! Permisi!" Ucap wanita itu pelan sembari berlari meninggalkan Yasha yang tak sempat menghadangnya untuk pergi.

"Shit!" Umpat Yasha kesal.

'Kenapa dia terlalu misterius sih? Dan kenapa gue terlalu penasaran dengan kemisteriusannya itu?'  Batin Yasha.

***

Tak ada yang mampu bersuara. Hanya cicitan-cicitan burung kecil yang berada di sekitar yang terdengar di setiap telinga. Dua sosok tersebut pun sedari tadi hanya diam,sembari menatap satu sama lain. Sedangkan yang lainnya,lebih memilih untuk tak ikut campur dalam permasalahan dua insan tersebut.

"Gue minta maaf! Gue tau gue salah. Tapi jujur,gue tadi kebawa emosi Ger!" Ucap Yasha membuka suara.

Seketika ruang kelas tersebut menjadi semakin menegangkan ketika Gerry memperbaiki posisinya. Ia berdiri dari kursinya,menatap Yasha dengan tatapan yang tak dapat dimengerti. Terlihat jelas lebam di pipi sebelah kirinya.

Gerry tersenyum. Membuat Yasha sempat merasa kebingungan,namun tak lama ia juga ikut tersenyum. Ia merasa lega,sebab ia tau sobatnya tersebut bisa memaafkannya.

"Gak papa Yash,gue ngerti! Gue yang seharusnya minta maaf sama lo,nggak seharusnya gue ngomong kayak tadi didepan lo. Gue yang mancing emosi lo. Gue salah Yash! Maafin gu--"

"Hellowww!!! Gak ada yang salah disini! Kalian ini kan,udah lama baaaaaa...nget nget nget pake NGET bersahabat. Jadi mungkin aja,insiden yang gak gue lihat tadi adalah insiden yang gak disengaja. Iyakan?"

Tiba-tiba seorang wanita dengan gaya centilnya beserta dandanannya yang terbilang cukup menor memotong ucapan Gerry. Ia tepat berada ditengah-tengah mereka sembari memegang pundak Yasha dan Gerry.

Siswa-siswi yang lainnya pun tak bisa berkutik apa-apa jika sudah berhubungan dengan wanita centil tersebut. Dan mungkin Yasha dan Gerry juga tidak ingin.

Menyadari suasana menjadi hening,wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah wajah Yasha dan Gerry yang menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Loh? Kok pada diem sih? Gue emangnya ganggu yah? Kayaknya nggak..iya nggak girls?" Ucapnya sembari bertanya kepada keempat temannya yang bergaya serupa dengannya.

"Yes yes bieee..." Jawab mereka serempak dengan gaya-gaya khas anak alay.

Yasha menghentakkan pundaknya cukup keras,sehingga tangan mulus wanita tersebut harus terlepas dari pundaknya. Wanita yang bernama Marsya itupun hanya bisa menunjukkan ekspresi terkejutnya sembari menutup mulutnya.

"Gue lagi nggak butuh lo dalam kondisi seperti ini yah Sya! Dan gue juga yakin,yang lainnya pun begitu. Jadi gue saranin,lebih baik lo sama konco-konco lo ini pergi dari sini deh!" Ucap Yasha dingin.

"Tap--"

"Gue gak butuh alasan ataupun penjelasan dari lo,sepatah kata pun!" Potong Yasha.

Merasa tak ada pergerakan apapun dari Marsya dan keempat temannya,seketika Yasha merasa geram. Namun menyadari emosi sahabatnya tersebut,Gerry mencoba untuk menenangkan Yasha.

"Secara terhomat,kami semua mengusir anda dan dayang-dayang anda untuk keluar dari kelas XII IPA1 ini,NONA MARSYA..." Ucap Gerry dengan intonasi yang dibuat-buat sembari menundukkan badannya.

Merasa tersinggung dengan ucapan Gerry. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun,Marsya dan teman-temannya meninggalkan ruang kelas tersebut yang dalam sekejap telah menjadi riuh sebab tawa dari seisi kelas yang menertawakan wajah Marsya yang telah berubah menjadi merah padam karena menahan emosi.

Yasha dan Gerry bertos ria. Merayakan keberhasilan mereka atas terusirnya wanita pengganggu yang bernama Marsya tersebut. Dan juga sekaligus merayakan kembalinya hubungan baik antara mereka.

"Karena gue udah baikan sama sobat gue ini. Gue bakal ngetraktir kalian semua makan siang dikantin!!" Ucap Yasha lantang yang dibalas sorakan oleh seisi kelas.

"Gue suka gaya lo!" Sahut Gerry dengan smirk diwajahnya yang dibalas oleh tepukan Yasha dipundaknya.

"Yoii!!" Ucap mereka serempak sembari tertawa bersama.

Tertawa dengan alasan yang tak dimengerti. Atau mungkin tertawa tanpa alasan. Mereka selalu punya cara untuk bahagia. Entah apa rahasianya.

----------------------------------------------------
Tinggalkan jejak!

Y and MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang