Prologue

194 9 2
                                    

Pagi yang masih terlihat gelap karena matahari belum menampakkan cahayanya ke langit tetapi mesin 1.6L nya sudah meraung-raung dengan gagahnya. Seorang pria paruh baya berdiri di samping mobil itu sambil berkata,

"Antar tahu ini dengan baik, jangan sampai rusak, usahakan lebih cepat dari kemaren"

"Ya, yah. Aku berangkat dulu" kata anaknya.

Bryan pengemudinya. Umurnya 16 tahun, tapi kemampuan mengendalikan mobil itu diatas rata-rata anak-anak lain yang sekarang baru aja diajari orangtuanya menyetir. Ayahnya adalah seorang pedagang tahu, dimana setiap hari tahu tersebut dibutuhkan oleh beberapa toko, warung, bahkan resto sekalipun.

Mengantar tahu mentah yang gampang rusak dengan kecepatan >100 km/h dengan trek yang dipenuhi tikungan beruntun dan kontur jalanan yang naik dan turun. Bahkan saat musim kemarau atau hujan sekalipun dia bisa menyetir tanpa merasa kesulitan.

Setelah sampai di tujuan, dia langsung memberikan dan mengantar ke dalam toko, warung, dan resto serta menumpang mandi di sana, karena sebelumnya dia hanya cuci muka setelah bangun tidur. Dia langsung berangkat ke sekolah dengan hatchback kecil milik ayahnya yang dibuat mengantar tahu dagangan.

Love, Live, and Still DriftingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang