Pagi harinya dia melakukan kegiatan seperti biasanya. Megantar tahu dan sampai di sekolah disambut hangat oleh Olivia.
“Hai kak, gimana tadi nganter tahunya?” tanya Olivia pada Bryan.
“Baik-baik aja, ga ada apa apa kok” jawabnya.
“Kak, nanti pulang sekolah anterin aku pulang bisa??” sambil memelaskan wajahnya yang cantik itu.
“Ya, tapi jangan banyak ngeluh kalo mobilku rada ga nyaman..” kata laki-laki itu sambil tersenyum pada Olivia.
Bel pulang sekolah berbunyi cukup nyaring. Olivia sudah menunggu di atas kap mobil kecilnya yang berbahan karbon fiber dan berwarna hitam itu.
“Udah lama ya? Maaf ya tadi habis piket hehe” kata Bryan
“Ya udah ayo berangkat nunggu apa lagi?” tambah Bryan .
Mereka berdua masuk ke mobil dan meluncur ke rumah Olivia di Semarang. Ya, Olivia memang tinggal di Semarang, tepatnya dekat gerejanya Bryan. Yang kebetulan Bryan ada latihan musik di gereja, jadilah mereka pulang bersama dan terjadi pembicaraan
“Kak, boleh tanya ngga?” Olivia membuka pembicaraan
“Boleh, kenapa?” Bryan menjawab dengan tatapan konsentrasi ke jalanan di depannya.
“Kalau ada cewe yang nembak kamu, apa jawabanmu kak?” kata Olivia.
“Mungkin aku jawab iya, tapi kamu yang nembak hehe..” jawab Bryan dengan cengengesan.
Mereka sampai di rumah Olivia dengan selamat. Rumahnya lumayan besar untuk ukuran rumah di kompleknya. Olivia turun dan mengucapkan selamat tinggal untuk Bryan. Setelah itu, Bryan memacu mobilnya ke gereja karena latihan sudah hampir mulai.
Jam menunjukan pukul 9 malam dan Bryan sedang dalam perjalan untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, dia langsung merebahkan badannya ke pulau kapuk dan terlelap hingga paginya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Live, and Still Drifting
RomanceCerita seorang anak SMA yang setiap pagi mengantar tahu dagangan ayahnya dengan penuh adrenalin hingga jatuh cinta dengan adik kelasnya yang super cantik dan balapan dengan pembalap-pembalap pro maupun dari luar daerahnya.