Suara keributan dan jeritan menggema seisi rumah. Berbagai suara aneh terdengar dari lantai bawah. Livarny dan Chaise semakin bertanya-tanya, mereka berpandangan bingung dan akhirnya Livarny berniat untuk mengecek keadaan dibawah sana.
"Ma! Chai mau ikut..", pinta gadis kecil itu sambil menahan baju Livarny.
Awalnya Livarny tidak memperbolehkan, tetapi keinginan Chaise yang terus meminta membuatnya pasrah. Livarny pun menggenggam tangan gadis kecilnya dan menuruni tangga bersama.
Kaget. Perasaan itulah yang disergapi kedua nya begitu melihat apa-yang-terjadi-di-sini. Pembantaian. Semua anggota keluarga telah tergeletak penuh darah di ruangan TV ini. Nenek,kakek,Bertha,Ghia,Om ferdi,Tante Kay,Bi Murni,Pak Satya,dan masih banyak yang lainnya sudah tak bernyawa lagi.
Dan terlihat dari balik punggung sang pembunuh, ia sedang memutilasi tubuh seseorang diatas sofa berdarah."HIKS!",
Livarny dan Chaise sama-sama mengeluarkan suara kekagetan mereka. Dan ternyata suara itu membuat si pembunuh sadar bahwa masih ada mangsa yang belum dihabisi nya.Pembunuh itu dengan cepat menolehkan kepalanya, dan dia langsung bertatapan dengan mata seorang ibu yang tengah mengandung dan mata seorang gadis kecil yang berwarna abu abu terang.
"K-kau..",sentak Livarny.
"Ooh..jadi,masih ada yang tersisa rupanya..", ucap pembunuh tersebut.
Livarny melihat kearah belakang si pembunuh, tepatnya ke sebuah mayat yang kini telah tidak utuh lagi. Dan mayat itu adalah mayat suaminya. Heri.
"KKYYAA!!", Livarny menjerit histeris.
Chaise dan si pembunuh terkepak kaget mendengar jeritan kencang itu. Livarny sendiri benar-benar shock sekarang, matanya terbelalak tidak percaya, dan keringatnya mengucur deras. Dia menggenggam erat sekali tangan Chaise, seolah tidak ingin melepaskan nya.
"DIAM KAU!", bentak si pembunuh yang mungkin berusia sekitar 40 tahunan.
Livarny semakin ketakutan dan menghentikan jeritannya. Dia langsung kembali berlari menaiki tangga bersama Chaise yang ditariknya kuat.
"Mama, tangan chai sakit..", ringis Chai kecil sambil terus berlari mengikuti mamanya.
Tetapi keluhan Chaise tidak digubrisi oleh Livarny sehingga gadis kecil itu hanya bisa menahan rasa sakitnya.
"Naik jendela ini,Chai! Terus kamu lompat ke pohon itu!", perintah Livarny masih terus panik.
"Kenapa ma?? Chai gak mau ninggalin mama..", ucap Chai tidak mau nurut.
Livarny membelalak kan matanya pada gadis kecil itu,
"Kita sedang diincar seorang pembunuh,Chai! Kita harus menyelamatkan diri,kamu ikuti kata-kata mama!", ujarnya dengan gemetaran. Livarny pun terpaksa mendorong anak nya untuk segera menaiki jendela.TAP! TAP! TAP!
Suara langkah kaki si pembunuh terdengar semakin mendekat. Wanita yang sedang mengandung 8 bulan ini semakin mnjadi panik. Chaise putrinya telah berhasil melompat ke pohon dan turun ke bawah,sekarang lah gilirannya. Tapi ia tampak kesulitan. Tiba-tiba saja perutnya menjadi sangat sakit dan berdenyut-denyut tak karuan.
"Ayoo mama! Cepatt!", teriak Chaise dari bawah ketika mulai mengetahui insiden yang sedang mereka hadapi saat ini.
"Se-sedikit lagi..mama sampai,chai..", ujar Livarny berusaha menaiki jendela. Tetapi itu tidaklah mudah dengan sakit yang luar biasa bertambah parah diperut nya.
TAP! TAP!
Pembunuh itu telah tiba di ujung pintu kamar Chaise. Dia menyeringai jahat saat melihat usaha yang dilakukan Livarny. Dengan langkah perlahan, pembunuh itu pun mengangkat kapaknya tinggi-tinggi. Livarny menoleh ke belakang, ia pun menjadi semakin panik.
"CHAISE,LARI!!", Teriak Livarny dari kamar tersebut.
"Tapi maa.."
"LARI,CHAISE!! LARI!!
SELAMATKAN DIRIMU!!", Bentak Livarny dengan air mata yang berhamburan."Mama! Chai nggak mau ninggalin mama! Hiks.. ayo maa,cepat turun..", tangis Chaise.
"DENGARKAN MAMA,CHAISE!
LARI LAH! TINGGALKAN MAMA DAN ADIK KECIL MU DISINI,SELAMATKAN DIRIMU,NAK!", itulah teriakan terakhir yang bisa diucapkan seorang ibu pada anak nya, sampai tiba-tiba tubuhnya di hantam kapak besar dari belakang."KYAA!! MAMAAA!!!", jerit Chaise kencang dan dengan isak tangis yang deras.
Livarny telah tak berdaya, darah keluar dari mulutnya, dan si pembunuh itu mencabut kapak nya dari punggung korban dihadapan. Kemudian, dia membuang mayat Livarny keluar jendela.
"Ambil itu mayat ibu mu gadis kecil!", teriak sang pembunuh dari atas kamar milik Chaise.
"MAMA!!", Chaise berniat berlari menuju ke mayat Livarny yang telah jatuh ke tanah, tapi ia mengurungkan niat nya. Melihat sang pembunuh yang mau melompat ke bawah.
"Aku akan membalas perbuatan mu pembunuh!!", jerit Chaise sekencang kencang nya sambil terus menangis.
Gadis kecil itu pun teringat perkataan mama nya yang menyuruhnya untuk berlari dan menyelamatkan diri. Tanpa pikir panjang lagi, Chaise pun berlari dengan kencang ke arah hutan lebat dibelakang rumahnya.
"Tunggu kau!", teriak pria pembunuh itu sambil berlari mengejar Chaise.
Mama..mama..mama..
Begitulah ucapan Chaise disetiap detak jantung nya. Hingga tibalah ia pada suatu taman yang menurut nya sangat aneh dihutan ini."Apa ini? Kenapa semak belukarnya panjang sekali dan berbentuk banyak jalan?", tanya Chaise dalam hati.
Dia terdiam cukup lama disitu. Memikirkan untuk memasuki semak yang ternyata sebuah 'labirin misterius' atau tidak.
"HEY! ANAK KECIL!".
Deg!
Chaise terkepak kaget. Dia menoleh ke belakang dan ternyata itu adalah sang pembunuh.
Nafas gadis itu kembali tercekat, dia mengepalkan kedua tangan nya sangking geram dan ketakutan.
Dan akhirnya, saat si pembunuh hampir saja sedikit lagi mendapat kan Chaise. Gadis kecil itu telah duluan berlari kedalam labirin misterius!"HYAAA!!", si pembunuh mengamuk marah. Dia melempar kapak besarnya ke arah punggung Chaise, tetapi untunglah lemparan itu meleset dan tak mengenainya yang terus berlari menjauh.
"Huh, walaupun kau tidak dapat ku bunuh dengan tanganku, tapi kau bisa terbunuh disana. Didalam sebuah labirin yang sangat membingungkan dan misterius ini. Kau, tidak akan pernah bisa keluar. S e l a m a n y a", ujar pembunuh itu. Lalu ia kembali menyungging senyum licik dibibirnya.
(BERSAMBUNG..)
Okee sampai sni dlu ya ^o^/
KAMU SEDANG MEMBACA
BLANK SPACE
Mistério / Suspense::Malaikat Yang Menjadi Pembunuh:: Kisah ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis bernama Chaise Junitte yang mengalami penderitaan masa lalu yang kelam dan membuatnya sekarang berubah menjadi iblis pembunuh manusia. Dengan kemarahan yang bi...