Bagian 6

1.1K 99 4
                                    

Yong Hwa luar biasa kesal telah menjadi objek ketidaksopanan cewek tetangga sebelah yang juga teman sekelasnya di sekolah. Sudah sejak kapan anak nakal itu suka mengintipnya? Apa sejak mengisi rumah sebelah kurang lebih 3 bulan ini? Jika sudah selama itu kenapa Yong Hwa baru memergokinya sekarang? Ceroboh. Betul-betul ceroboh. Bagaimana jika cewek itu mengambil gambar seksinya tersebut lalu menyebarkannya di sekolah?

Meski mereka bertetangga, di sekolah mereka seperti 2 orang yang tidak saling kenal. Shin Hye tentu tidak akan sok dekat, apalagi dengan sikap judes Yong Hwa. Tahu mereka bertetangga pun Yong Hwa tidak menyukainya, apalagi saat ketahuan ia suka mengintip diam-diam, makin tidak disembunyikan kebencian cowok itu terhadapnya.

"Dasar norak, kampungan.... menyebalkan! Baru melihat tubuh pria tampan ya? Ngintip-ngintip tidak sopan..." saat menghampiri meja makan untuk makan malam Yong Hwa memuntahkan rasa kesalnya.

"Siapa yang norak dan kampungan? Baru juga sampe rumah sudah ngomel-ngomel." ibunya menyergah sambil meletakan beberapa piring ditumpuk di atas meja makan.

"Perempuan di rumah sebelah. Tidak punya sopan santun sama sekali. Ngintipin saat aku telanjang."

"Perempuan rumah sebelah siapa? Ny Park atau putrinya?" Ibunya bertanya santai.

"Kalau Ny Park apa mungkin sengaja ngintip aku, Eomma?" Ia balas bertanya berang.

"O... jadi putrinya Ny Park, biarin saja kalau putrinya." tukas ibunya lagi tak acuh.

"Mworagu...? Jadi bagi Eomma kelakuan dia itu tidak masalah?" Yong Hwa kaget sekali dengan reaksi ibunya yang menganggap hal itu bukan pelanggaran.

"Lalu Eomma harus apa? Melaporkan Shin Hye ke polisi?"

"Bila perlu... ya. Tingkahnya itu sungguh meresahkanku, Eomma. Mengganggu ketentramanku. Arra?" Yong Hwa meledak-ledak seumpama mercon disulut.

"Kalau Ny Park yang diam-diam mengintipmu, akan Eomma laporkan kepada Tn Park. Berarti Ny Park ada kelainan. Tapi kalau putrinya yang melakukan itu, Eomma memakluminya. Namanya juga anak gadis. Kau yang harus mawas diri supaya dia tidak mengintipmu." malah konter ibunya enteng membuat mata Yong Hwa melotot tidak percaya.

"Mwogayo...? Apa Eomma tidak salah bicara? Eomma memaklumi dia yang... aghh... keterlaluan. Eomma sungguh keterlaluan!" damprat Yong Hwa speechless dengan reaksi ibunya. Dirinya ngadu kepada orang yang salah.

"Ayo, duduk! Kita makan. A... beritahu Appa dan Noona, makan malam sudah siap. Sana!" Ibunya memang sama sekali tidak peduli dengan pengaduannya tersebut. Meski sambil cemberut Yong Hwa tak urung mematuhi perintah itu.

Namun anehnya, meski tidak suka diintip dan tahu setiap sore Shin Hye akan mengintipnya, ia tetap tidak waspada. Tidak merubah kebiasaannya berdiri di ambang jendela menghirup udara segar sambil mengeringkan keringat. Berdiri bertelanjang dada sejenak setiap kali menapakan kaki di kamarnya sebelum pergi mandi. Malah seperti sengaja ingin diintip. Sambil berdiri itu ujung matanya meneleng ke kamar rumah sebelah, apakah Shin Hye tengah mengintipnya? Kalau terlihat bayangan gadis itu ada di sekitar jendela kamarnya, maka ia akan memelototinya dengan sangat galak. Supaya gadis tengil itu tahu dirinya marah.

Tapi dasar nakal, sudah tertangkap basah begitu rupa bukannya takut lalu kapok... melainkan menyelinap ke balik gorden tipis yang menutup jendela kamarnya, hanya kepalanya saja yang nongol, tetap berusaha sedaya upaya tidak kehilangan momen Yong Hwa telanjang dada. Dan apabila Yong Hwa terus memelototinya, baru dia membungkuk. Astaga! Jaman apa sekarang ini? Mengapa ada cewek model begini? Yong Hwa mengelus dada. Antara kesal dan gemas tiada tara.

Usia 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang