Love Magia

1

Author Pov

Suasana sunyi dan mencekam menjelang malam di komplek perumahan elit kota seoul korea selatan sungguh sangat terasa. Penduduknya memilih bersembunyi didalam rumah masing-masing yang dirasa aman untuk suasana malam ini. Bukan karena dikomplek tersebut mereka tidak bertetangga dengan baik. Bahkan mereka sangat akrab dan saling membantu ketika pagi menjelang. Tapi tidak untuk malam hari, mereka sangat takut dengan sebuah rumah yang telah lapuk catnya dengan pagar tinggi berkarat dan ditumbuhi semak belukar yang telah digembok dan tidak dihuni selama bertahun-tahun. Sehingga rumor-rumor dan julukan mistis untuk rumah itu telah beredar luas keseluruh penduduk komplek perumahan tersebut. Di sebuah rumah tepatnya disebelah rumah kosong itu hidup keluarga yang baru saja pindah di komplek rumah tersebut. Mereka yang terdiri dari orang tua dan dua orang anak namja dan yeoja sedang melaksanakan makan malam bersama.

“ Yeobo, apa kau tidak merasa aneh denga rumah kosong itu?” ucap sang istri pada suaminya sambil menunjuk jendela yang mengarah ke sebuah rumah kosong yang sudah terkenal angker itu.

“Waeyo? Memang rumah itu sudah lama tidak dihuni dan kabarnya juga angker, jadi memang rumah itu aneh yeobo, sudah jangan dipikirkan, lanjutkan saja makanmu!” jawab sang suami panjang lebar bermaksud menenangkan sang istri. Karena ia tidak mau makan malam ini menjadi makan malam yang menakutkan.

“Bukan aneh seperti itu maksudku, oppa tau tidak setiap jam makan aku selalu mendengar suara dentingan piring dan sendok di rumah itu, seperti sekarang ini kau mendengarnya?” jelas sang istri pada suaminya yang bernama Park Yonghwan
Suasana heningpun terjadi sang suami mempertajam pendengaran untuk membuktikan perkataan sang istri. Memang benar ia mendengarnya tapi sang suami mencoba santai dan tidak terlalu peduli dengan hal itu.

“Oppa! Apa tidak sebaiknya kita pindah saja dari sini, aku takut..” rengek sang istri yang merasa ketakutan. Sang suami hanya menghela nafasnya pelan.

“Tenanglah Hera-ya tidak apa-apa, kalaupun ada makhluk astral yang tinggal di rumah itu dan kita tidak mengganggunya kita akan baik-baik saja disini” terang sang suami bijak dan mengelus punggung sang istri Park Hera agar tenang. Sang istri hanya menghembuskan nafas berat.

“Arraso, Yoora-ya stelah makan kau cuci muka dan kaki bersama adikmu lalu segera tidur ne!” suruh sang ibu pada anak sulungnya sambil mengelus rambutnya sayang. Yeoja yang berumur lima tahun itu segera mengangguk dan menuntun namdongsaengnya yang baru berumur tiga tahun untuk ke toilet. Park Hera segera membereskan meja makan dan menuju ke dapur dan Park Yonghwan suaminya segera menuju ke ruang kerja untuk meneruskan dokumen-dokumen kantornya. Beberapa menit berlalu, setelah Park Hera mencuci piring, ia segera menuju ruang kerja suaminya sambil membawa secangkir kopi.

“Oppa aku bawakan secangkir kopi untukmu, dan jangan tidur terlalu malam aku takut kau sakit oppa!” bujuk sang istri sambil meletakkan kopi di atas meja kerja suaminya dan segera memberi kecupan hangat dipipi suaminya.

“Siap nyonya Park!” jawab Park Yonghwan sambil mengangkat tangannya hormat bagaikan seorang prajurit hormat pada kaptennya. Park Hera hanya bisa tersenyum melihat tingkah suaminya dan berjalan keluar untuk menuju kamar anaknya. Baru menutup pintu ruang kerja suaminya tiba-tiba terdengar suara teriakkan yang sangat memilukan berasal dari rumah tua itu. Park Hera segera berlari menuju kamar anaknya dan mendapati kedua anaknya sedang menangis ketakutan. Park Hera segera menggendong anak bungsunya  Chanyeol dan menenangngkannya. Lalu masuk Park Yonghwan yang terlihat kawatir dan segera menenangkan anak sulungnya Park Yoora.

“Oppa bagaimana ini? Aku takut..” Park Hera terlihat ketakutan matanya mulai sedikit berkaca-kaca.

“Teneanglah yeobo, ada aku dan kita akan segera pindah dari rumah ini!” jawab Park Yonghwan sambil mendekap istri dan anak-anaknya. Sebenarnya Park Yonghwan bukan hanya khawatir dengan keluarganaya. Tapi ia juga khawatir apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam rumah itu.