7

265 41 8
                                    

Gayoung POV

Suasana malam ini sangat dingin. Kalau bukan gara-gara Krystal aku tidak akan mau pulang tengah malam seperti ini. Jika dia bukan sahabat dekatku, aku tidak akan memberinya contekan pekerjaan rumahku lagi. Lagi pula besok pagi kan hari minggu. Dia hanya memberi alasan saja jika besok hari kencannya dengan Kai. Dan bodohnya lagi kenapa aku tidak membawa kendaraan dan memilih berjalan kaki.

“Aish.. jinja! dingin sekali”. Kueratkan sweater yang sedang kukenakan saat ini. Aku jalan sedikit tergesa-gesa. Karena ini memang sudah malam. Meskipun rumahku berada di kompleks perumahan yang terjamin keamanannya. Tapi tetap saja aku merasa takut, meskipun aman dari manusia tapi belum tentu aman dari makhluk lainnya seperti hantu misalnya.

Broom Broomm

Braakk

“Kyaaaa!”. Aku berteriak ketika sebuah mobil tiba-tiba keluar dari rumah dengan menabrak pagar rumah tepat didepanku. Dan mobil itu melaju cepat begitu saja dengan tidak beraturan.

“Aish kamjakkiya, jinja membuat kaget saja, apa dia sedang mabuk? Pagar sebesar itu dia tabrak begitu saja”. Ku perhatikan rumah dimana mobil itu kelur sangat gelap, tidak ada lampu yang menyala sama sekali dan banyak tanaman liar yang tumbuh dipekarangan rumah tersebut. Tiba-tiba aku tersadar dan bulu kudukku berdiri. Rasa takut kini benar-benar menguasaiku.

“Omo! Rumah ini.. rumah angker itu. Eommaa!”. Aku langsung berlari sekencang yang kubisa. Aigoo.. apa yang kulihat barusan itu mobil hantu?. Semua pertanyaan tentang hantu segera kutepis jauh-jauh. Saat ini aku hanya ingin sampai rumah secepatnya. Saat langkahku hampir sampai rumah tepat didepan rumahku dari kejauhan kulihat mobil itu berhenti dengan penuh asap yang mengepul. Mobil itu menabrak lampu jalan yang berada tepat didepan rumahku. Aku melambatka langkahku dan berjalan menuju mubil itu. Meskipun agak sedikit takut sekarang rasa penasaranku yang lebih dominan. Jalanan sudah sangat sepi, tidak ada seorangpun disini selain aku. Bagian depan mobil itu sudah tidak berbentuk lagi. Lampu jalannya pun sudah roboh. Kutengok kedalam mobil tersebut, ternyata ada seseorang didalamnya. Seorang yeoja berambut panjang memakai gaun merah. Kepalanya menunduk membentur setir sehingga rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya.

“Apa dia manusia?”. Aku agak sedikit ragu. Kubuka pintu mobilnya dan mencoba mendudukkan yeoja itu. Lalu kusibak rambutnya, darah segar mengalir dari pelipisnya. Aku langsung menyimpulkan bahwa dia benar-benar manusia.

“Ngghh...”. Yeoja itu sedikit mengerang.

“Agashi, gwaenchanayo? Agashi!”. Aku sedikit mengguncang lengannya, berharap dia masih sadar. Yeoja itu membuka matanya sedikit lalu kemudian ia terpejam pingsan. Tanpa pikir panjang aku berlari masuk kedalam rumah memanggil kedua orang tuaku.

“Eomma, appa! Eomma, appa!”. Aku terus berteriak didalam rumah.
“Yak! Kenapa kau berteriak-teriak chagi?”. Eomma keluar dari dalam kamar diikuti dengan appa.

“Diluar, ada yeoja yang terluka eomma! Dia menabrak lampu jalan. Palli, kita harus membantunya. Diluar sangat sepi tidak ada orang sama sekali”.

“Omo! Jinja? Palli yeobo”. Appa dan eomma segera berlari keluar rumah. Appa segera menggotongnya kedalam rumah dan membaringkannya didalam kamarku.

Seohyun POV

“Siapa namanya?”.

“Molla, aku tidak menemukan satu tanda pengenalpun dimobilnya”.

“Apa kau yakin dia manusia? Kau bilang dia keluar dari rumah angker itu”.

“Tentu saja dia manusia. Kalau bukan manusia, mungkin dia akan menghilang setelah tertabrak tadi malam”.

“Dia cantik juga”.

Love MagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang