9

343 35 23
                                    

Seohyun POV

Aku tidak tahu darimana Suho oppa mengetahui keberadaanku di sini. Tapi, rasa marahku kepadanya lebih besar saat ini. Aku benar-benar masih tidak percaya dia tega menghianatiku.

“Seohyun-ah, dengarkan aku dulu...”. Ucapnya dengan wajah tanpa dosa.

“Tidak ada yang perlu ku dengarkan! Nappeun namja, kau tega sekali menghianatiku oppa”.

“Tapi Seohyun....”.

“Berhenti disitu! Sekali lagi kau melangkah aku benar-benar akan menyihirmu dengan mantra kutukan!”. Ancamku kepadanya. Tapi dia masih tetap keras kepala dan terus mendekat kepadaku. Dia pasti sudah tahu kelemahanku. Aku tidak akan bisa melawan seseorang yang pernah ku percaya sebelumnya. Lalu aku lihat dia mengeluarka sebuah belati dibalik jasnya.

Brakkk

“Yak! Jauhi dia!”. Teriak suara bass seseorang. Aku dan Suho oppa menoleh kearah pintu bersamaan. Kulihat Chanyeol dan teman-temannya sudah tiba dari sekolah. Mungkin mereka mendengar kegaduhan dikamarku dan langsung datang kemari.

“Kalian tidak perlu ikut campur urusan kami”. Sinis Suho oppa.

“Yak! Sekarang Seohyun adalah bagian dari kami. Jika kau berani melukainya. Maka kau akan berurusan dengan kami juga!”. Kulihat Chanyeol maju beberapa langkah seperti menantang Suho oppa. Apa dia benar-benar cari mati?. Kini Suho oppa malah berbalik menghadap Chanyeol.

“Benarkah? Baiklah, kita lihat seberapa hebat kekuatan manusia biasa”. Remeh Suho oppa. Dia menunjuk Chanyeol untuk maju melawannya. Kemarahan Chanyeol terpancing. Dia langsung mengambil ancang-ancang dan menerjang Suho oppa. Tapi belum sampai menyerang, dengan sekali hempasan Chanyeol terpental membentur dinding.

“Omo!”.

“Chanyeol!”. Aku dan Gayoung segera menghampiri Chanyeol yang terlihat kesakitan di bagian punggung dan pinggangnya.

“Gwaenchana?”. Tanyaku khawatir. Chanyeol melihatku dengan senyum dan ringisan di wajahnya.

“Gwaencha..a..aappo!”. Ucapnya sambil memegangi pinggangnya yang sakit.

“Ada lagi?”. Kini Suho oppa menoleh kearah teman-temanku yang lain dan semuanya hanya bergidik ketakutan. Aku benar-benar sangat geram sekarang.

“Hentikan Oppa!”. Bentaku, lalu menghampirinya.

“Baiklah, aku akan mendengarkanmu sekarang. Tapi jangan lukai teman-temanku!”. Syaratku kepadanya.

“Geure! Sekarang mereka harus keluar terlebih dahulu!”. Aku memandang Chanyeol dan Gayoung yang terlihat khawatir kepadaku.

“Gwaenchana, kalian keluarlah! Aku akan baik-baik saja”. Ucapku meyakinkan mereka. Gayoung mulai memapah Chanyeol keluar kamar. Setelah diluar mereka menutup pintu kamarku. Kini hanya tinggal aku dan Suho oppa didalam kamar.

“Katakan sekarang! Aku tidak punya banyak waktu!”. Suho oppa hanya tersenyum mendengar ucapan sinisku kepadanya.

“Ck! Seharusnya itu kata-kataku! Ini ambilah..”. Suho oppa memberikanku sebuah belati dengan gagang berwarna silver berbentuk tengkorak. Aku dibuat bingung olehnya.

“Untuk apa kau memberiku ini?”.

“Untuk membunuh Diabo”.

“Diabo? Apa mereka dibiarkan bebas di dunia manusia? Untuk apa diabo berkeliaran disini? Kenapa bisa...”.

“Yak! Kau ini benar-benar cerewet!”. Aku langsung terdiam dibentak seperti itu.

“Sekarang dengarkan baik-baik. Untuk sekarang, Diabo hanya ditugaskan mengawasi Magia. Tapi aku tidak begitu yakin, mungkin suatu saat nanti Vezeto akan melepas Diabo untuk mencarimu di dunia manusia. Maka dari itu aku memberimu belati ini, untuk membunuh Diabo. Hanya belati ini yang bisa menghancurkan Diabo”. Terang Suho oppa. Aku masih belum mengerti sepenuhnya ucapan Suho oppa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love MagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang