"Oppa!"
"Oppa!"
"Oppa!"
Lelaki yang tengah fokus pada buku pelajarannya itu mendengus kesal, lalu menoleh kepada sang adik yang terus mengoceh di sebelahnya. Rasanya ia ingin sekali memukul kepala adiknya itu dengan buku tebal di hadapannya saat ini. Taeyong memang tidak suka diganggu saat sedang fokus belajar.
"Kenapa lagi? Kau tidak bosan menggangguku terus, huh? Aku sedang belajar!" bentak Taeyong pada Eun Ji yang terkesiap selama beberapa detik.
"Oppa terlalu sibuk belajar. Aku, kan, adikmu. Sekali-sekali kau seharusnya bisa mengantarku ke mal," pinta Eun Ji.
"Aku sudah bilang, aku tidak bisa untuk hari ini."
Refleks, Eun Ji berdecak setelah mendapatkan jawaban yang dilontarkan kakaknya. Menurutnya, Taeyong itu sudah berlebihan dalam belajar. Bahkan tidak ada pengecualian untuk hari ini--hari Minggu.
"Jadi, besok bisa, 'kan?" Eun Ji bertanya lagi dengan mata berbinar.
"Tidak untuk besok juga."
Eun Ji mendengus kesal. Tidak ingin kehilangan harapan, ia bertanya sekali lagi, "Jadi, lusa bisa, 'kan?"
Taeyong menutup bukunya dengan kasar dan segera menjawab, "Tidak untuk lusa dan hari-hari berikutnya." Lantas, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjangnya.
Eun Ji menatap kakaknya itu dengan kesal. Bagaimana bisa kakaknya seperti itu di saat adiknya tengah membutuhkannya? Lagi pula, mengantarnya ke mal tidak akan lama dan Taeyong bisa pulang setelahnya. Eun Ji masih bisa naik taksi saat ia ingin pulang.
Gadis itu mengejar Taeyong ke tempat tidurnya dan duduk pinggirnya. "Oppa, ayolah. Aku tidak ingin kehabisan album EXO lagi. Appa dan eomma sedang tidak di sini dan aku harus menggunakan waktuku sebaik-baiknya," rengeknya sambil menggoyangkan tubuh kakaknya itu.
"Bukan urusanku."
Eun Ji kembali berdiri dan menatap Taeyong dengan kesal, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamar Taeyong. Tidak ada gunanya berada di dalam sana berlama-lama dan menghabiskan waktunya untuk merengek pada kakaknya itu. Eun Ji akan buktikan, bahwa tanpa laki-laki itu pun, dia masih bisa pergi sendirian.
💑
Aroma khas kopi menyambut Eun Ji ketika ia baru saja membuka pintu kaca kafe. Ia berdiri diam sejenak, menutup mata, dan menarik udara dengan bau kopi melalui kedua lubang hidungnya. Bau yang menenangkan. Sudah lama sekali Eun Ji tidak menginjak lantai kayu kafe favoritnya ini. Seperti biasanya--ketika dulu dia sering ke sini--kafe itu memang tidak begitu ramai dengan pengunjung dan tetap memberikan ketenangan yang cukup.
Setelah beberapa saat mengedarkan pandangannya ke sekeliling, akhirnya Eun Ji mendapati sebuah tempat yang memang menjadi spot kesukaannya jika ia ke sini sendirian. Di situ, ada beberapa meja yang berderet--merapat dengan dinding kaca kafe dan kursi yang menghadap langsung ke arah jalanan di luarnya. Tanpa menunggu lama lagi, gadis itu bergegas mengambil tempat tersebut.
Setelah duduk, ia membalikkan badannya, bermaksud mencari pelayan untuknya memesan minuman.
Tapi ..., tunggu.
Eun Ji mengucek kedua matanya dengan cepat. Keningnya berkerut. Ya, dia baru saja mendapati sosok laki-laki yang mirip dengan Nakamoto Yuta, berpakaian khas pelayan. Tidak mungkin, kan, Nakamoto Yuta, siswa pindahan dari Jepang itu, dengan fisik sempurna dan menjadi rebutan murid-murid perempuan dalam sehari itu, ada dan bekerja di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BUT I CAN'T BE WITH U (NCT FANFICTION) [COMPLETED]
FanfictionSemua murid perempuan di sekolahnya menyukai Jung Jaehyun. Ya, Jaehyun terkenal bukan hanya karena secara fisik sempurna, tapi juga karena kepribadian dan jabatannya di sekolah. Jaehyun adalah ketua osis, ketua kelas, dan murid kebanggaan guru-guru...